Oleh; Akhmad Sujadi
Sabtu (20/9) saya berkesempatan berkunjung ke Batam. Ini merupakan kunjungan yang pertama bagi ku. Setelah menempuh perjalanan 29 jam dari Pelabuhan Tanjungpriuk Jakarta, jam 14.30 kami tiba di Pelabuhan Sekupang.
Pelabuhan kapal dalam negeri yang disandari kapal Pelni sangat kurang representatif. Sangat berbeda dengan pelabuhan sebelahnya yang melayni kapal cepat ke Singapura.
Jarak Pelabuhan Sekupang untuk dalam negeri dan ke luar negeri jaraknya cukup pendek, sekitar 1 km. Namun akses dari Peluhan dalam negeri ke Embarkasih luar negeri mencolok bedanya. Untuk dalam negeri kumuh, ke luar negeri rapih.
[caption id="attachment_360511" align="aligncenter" width="300" caption="berpose di Jembatan Balerang (foto: Sujadi)"][/caption]
Ketika tiba di Batam kami punya waktu 3 jam di darat. Kami bersama peserta Rapat Pimpinan PT. Pelni yang sengaja pencerahan di atas Kapal Kelud, menuju Jembatan Balerang, sekitar 15 km dari Pelbuhan,
Rombongan kami konfoi dan dipandu mobil foreder dari Polres setempat. Sehingga kami cepat tiba di Jembatan yang menghubungkan Pulau Batam, Tonton, Nipah, Rumpang Cate, Barogalang dan Catang.
Indah dan kokohnya jembatan yang dipadu air di bawahnya mengundang selera anggota rombongan untuk berfoto ria. Saya pun ikut foto dengan HP BB. Ketika bergeser ke arah jembatan, kulihat seorang fotografer amatir." Bang cuma Rp 20.000,- langsung jadi cukup 10 menit saja.
Saya langsung mejeng di tangga jembatan, Bang Ahsar sahabat baru ku yang berprofesi. Tukang foto amatir segera memberi komando. Geser dikit Bang biar bagus. Jepret-jepret, suara kamera memantulkan cahaya kilat. Ku ikuti Bang Ahsar sedikit menuruni bukit, tak lama langkahku terhenti di sisi sepeda motornya.
Bang Ahsar segera memasukkan kabel camera ke dalam laptop yang ditaruh di dalam kotak warna hijau. Kotak berisi laptop, printer, dan aki mobil itu menjdi perangkat kerja para pemuda di Batam yang kreatif.
Sambil melayani pertanyaan ku, Bang Ahsar mengambil plastik ukuran 20 kali 30 Cm. Plastik disiapkan persis ketika kertas print foto keluar, sehingga gambar foto tidak tersentuh oleh jari tangan.
Bang Ahsar tidak sendiri usaha foto kilat dengan peralatan canggih dan pelayanan cepat, memuaskan, ingin rasanya ngobrol lebih lama dengan Bang Ahsar, namun waktu kami berkunjung telah habis. "Bang aku pamit ya, semoga lancar dan sukses usahamu," kataku sambil meninggalkan sahabat kilat, Bang Ahsar.
[caption id="attachment_360512" align="aligncenter" width="300" caption="Bang Ahsar dengan peralatan fotografinya (foto:Sujadi)"]
Sesampainya di Kapal untuk melanjutkan perjalanan ke Belawaan, Medan dengan Kapal Kelud, ku membuka tas, dan kuamati foto ku dengan latar belakang jembatan nan kokoh, indah yang dibangun sekitar tahun 1990 dan selesai pada 1997.
Dalam foto terlihat indah pemandangan di bawah jembatan, kapal-kapal motor kecil untuk wisatawan antar pulau-pulau kecil dengan air tenang, nampak indah. Seolah kapal itu bergerak menuju daratan di seberang sana. Jembatan Balerang, kau menghidupi sahabat kilatku. Kau ku kenang sepanjang ku lihat fotomu.+++
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H