[caption id="attachment_359946" align="aligncenter" width="300" caption="kapal kelud (foto: hedgy.com)"][/caption]
Oleh; Akhmad Sujadi
Sebagai perusahaan pelayaran nasional yang melayani penumpang kapal laut, PT. Pelni terus berbenah. Untuk mendukung Wisata Bahari di Nusantara, BUMN yang saat ini dipimpin mantan Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito ini sedang menjajaki angkutan Wisata Bahari yang akan dikemas dengan berbagai kegiatan kreatif. Pelni berencana menyediakan Hotel terapung untuk penginapan para wisatawan.
Hotel terapung akan disediakan sedikitnya 50 kamar yang dapat menampung sedikitnya 100 orang. Dari 28 armada kapal yang dimiliki BUMN penerima public service obligation (PSO) untuk penumpang perintis ini, mengoperasikan 24 kapal dan menyinggahi 94 pelabuhan di seluruh pelososk nusantara. Pulau-pulau kecil di Indonesia Barat dan Indonesia Timur dengan fasilitas pelabuhan sederhana pun disinggah kapal Pelni.
Sebagai angkutan kapal laut, Pelni yang mendapat penugasan untuk merangkai nusantara dan menyatukan Indonesia dari pemerintah ini, sampai akhir Agustus 2014 kinerja keuangan Pelni belum menggembirakan. Sampai dengan bulan Juli 2014 lalu, kerugian telah menyentuh angka Rp 34 Milyar. Biaya operasi terbesar tersedot untuk bahan bakar minyak (BBM), sehingga kebutuhan lain untuk gaji, perbaikan kapal, biaya SDM dan pengembangan usaha masih kekurangan.
Untuk menekan kerugian berbagai upaya terobosan sedang terus dilakukan. Sambil memperbaiki kondisi kapal yang mengalami kerusakan-kerusakan kecil.Pelni sedang memperbaiki kinerja pelayanan. Perusahaan yang beroperasi di atas perairan nusantara ini ingin keluar dari krisis yang suduah lama membelit.
Beberapa langkah efisiensi seperti pola pengisian BBM, evaluasi kecepatan kapal, ternyata memberikan andil efisiensi. Kemudian untuk pendapatan sedang dicari terobosan agar tidak terjadi kebocoran pendapatan. Sambil menyelam minum air, Pelni mencoba melirik angkutan Wisata Bahari dengan memanfaatkan rute-rute kosong dan potensi wisata di suatu daerah.
Kapal-kapal Pelni umumnya berkapasitas besar dan dilengkapi kamar berpendingin udara yang nyaman. Untuk kelas satu saja ada kelas spesial dengan 1 bed tempat tidur, dengan untuk kapasitas untuk 2 orang. Di dalamnya ada fasilitas toilet, almari, kaca rias, dan meja kerja. Ada pula kelas 1 A dengan fasilitas 2 tempat tidur dengan 2 bed. Sedangkan untuk kelas 1 B, dilengkapi 4 tempat tidur dengan 2 bed bertingkat. Lah fasiltas ini belakangan pada rute-rute tertentu sering nganggur alias kosong.
Persaingan dengan pesawat udara sejak diterapkan kebijakan penerbangan murah telah menyedot sebagian besar penumpang kapal laut, dan berpindah ke pesawat. Kapasitas kosong ini perlu dicarikan solusinya agar dapat terisi dan memberikan andil dalam kinerja keuangan perusahaan. Salah satu upayanya dengan Wisata Bahari.
Pelni mencoba menawarkan ruang kosong ini untuk mendukung Wisata Bahari agar anak-anak negeri mencintai nusantara dengan lautnya yang sangat luas, pulau-pulaunya yang indah dan budaya daerah. Dengan berwisata naik kapal laut, diharapkan Pelni dapat menjembatani para remaja, klub pencinta kapal, para pemancing, fotografi yang ingin mencoba kapal laut untuk Berwisata Bahari. Tujuan utama Pelni menyelenggarakan angkutan Wisata Bahari bukan semata-mata mencari pendapatan, namun lebih memberikan pengalaman baru kepada warga bangsa untuk mengenal nusantara.
Untuk mempersiapkan angkutan Wisata Bahari, Pelni dengan giat mengunjungi obyek-obyek wisata laut, khususnya di Indonesia Timur. Awal bulan September mengunjungi Wakatobi untuk mengenal dari dekat obyek wisata, budaya dan juga fasilitas penginapan dan sanitasi di obyek wisata. “Bila lokasi wisata kekurangan kamar hotel, Pelni menawarkan Hotel terapung di atas Kapal laut. Ini masih rencana perlu pendalaman obyek-obyek wisatanya dulu,” terang Wimbo, yang juga pemilik Restoran Mbah Jingkrak Setia Budi Jakarta kepada peserta Media Tour Pelni.
Selain mengunjungi obyek wisata Tenggara, penggemar kuliner dan traveling ini mencoba snorkling dan diving untuk merasakan bernapas dengan mulut dan melihat dasar lautan yang indah dengan berbagai jenis ikan, terumbu karang dan berbagai kenikmatan wisata laut ini, Pelni juga menjalin kerjasama dengan Bupati Wakatobi Ir. Hugua untuk mempromosikan Wakatobi di nusanatara.
Dirut Pelni yang asli Bitar, Jawa Timur ini berjanji akan mempromosikan Wakatobi dengan memasang gambar pemandangan laut dan tulisan “Let’s Go Wakatobi” pada lambung kapal (sisi kanan dan kiri kapal). Rencananya tulisan itu akan dibuat indah, sehingga seluruh nusantara dapat mengenal Wakatobi melalui promosi ini dari dinding kapal Pelni.
Promosi Wakatobi di kapal Pelni merupakan bentuk kepedulian Pelni dalam mendorong cinta bahari dan cinta nusantara ini. Karena itu sudah selayaknya bila upaya Pelni didukung pemerintah. Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif harus mensupport kegiatan cinta bahari dengan kegiatan kreatif untuk menumbuhkan ekonomi nasional. Ayo kita Wisata Bahari! ###
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H