[caption id="attachment_363971" align="aligncenter" width="640" caption="Sapi betina yang malang (foto:sujadi)"][/caption]
Oleh; Akhmad Sujadi
Berita kurban sapi betina baru saya dengar tahun ini. Di desa tetangga, kampung kami ada 7 orang iuran kurban seekor sapi. Sayang sunggung sayang malang sungguh malang yang jadi hewan kurban sapi betina dan sedang bunting 3 bulan.
Sebagai pecinta hewan, khususnya sapi, mendengar rencana kurban sapi betina saya berusaha tanya ke seorang ustad. Sapi betina kata ustad yang kutanya tidak boleh untuk hewan kurban. Hewan kurban diutamakan sapi jantan usia minimal 2 tahun.
Konon yang menjual sapi juga sangat butuh uang untuk membayar sebidang tanah. Bahkan penjual sapi mendesak juragan sapi untuk membayarnya dulu. Deal sapi betina selamat, pikirku. Kuhubungi juragan agar sapi bisa saya beli agar bisa beranak, dan selamat dari kematian.
Siang hari menjelang hari H pemotongan hewan kurban, Juragan sapi dihubungi lagi sama seorang Haji dan rombongan yang akan korban sapi betina. Juragan yang sudah mengiyakan menjual sapi betina bunting langsung mengiyakan menjualnya dengan harga lebih tinggi. Penjualan itu saya ketahui ketika Sang juragan saya telepon untuk melakukan pembayaran.
Siang dari Jakarta kucoba hubungi Pak Haji di tetangga kampung melalui anak kandang ke rumahnya. Misiku satu menyelamatkan sapi betina bunting dari kematian untuk hewan kurban. Ketika siang saya bisa komunikasi dengan Pak Haji, saya sampaikan rasa iba saya kalau sapi betina, bunting untuk hewan kurban.
Mendapat jawaban Pak Haji hatiku berbunga, ada harapan bisa menyelamatkaan sapi betina bunting dari kematian karena dikurbankan untuk hewan kurban. "Pak Haji katanya mau kurban sapi betina? Kan lagi hamil, kasian. Saya tukar sapi jantan yang seukuran harganya ya. Saya cuma iba, kasian kalau sapi betina bunting untuk hewan kurban," kata saya melalui HP.
Pak Haji menjawab sore nanti saya akan dihubungi setelah ketemu ketua rombongan kurban. Memang si sapi betina bunting secara fisik lebih besar, apalagi lagi bunting. Harga sapi betina lebih murah dibanding sapi jantan, wajar mereka pilih yang lebih murah dan lebih besar.
Tuing, bunyi HPku. Ada sms masuk dari Warto, anak kandang di kampung. Kubuka HP, dan tersentaklah hatiku. Kuteteskan air mata. Bayang-bayang sapi betina bunting akan dipotong besok pagi usai Sholat Idul Adha membayangi kami. Kasihan ibunya, kasihan anaknya. Punah harapan menyelamatkan sapi betina bunting untuk korban esok hari.
Sms anak kandang saya jawab. Ya sudah kita sudah berusaha menyelamatkan sapi betina bunting untuk hewan kurban menjelang mautnya. Apa daya ku tak kuasa. Sapiku sayang sapiku malang. Ikhlaskan diri dan anakmu untuk kurban. Meskipun ku tak rela kau jadi korban untuk kurban. ###
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H