Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suka Duka Penyanyi Kapal Laut

15 Oktober 2014   20:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:54 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh; Akhmad Sujadi

Menjalani profesi penyanyi tidak hanya di darat sebagai habitat manusia tinggal di bumi. Kapal Laut penumpang juga ada hiburan nyanyi yang diiringi organ tunggal. Panggung hiburan di atas kapal laut ini memberikan hiburan kepada penumpang, agar perjalanan panjang berhari-hari dapat diisi dengan hiburan, untuk menghilangkan kejenuhan.

Selain dapat merequest lagu, penumpng juga bisa menyumbangkan lagu dengan ikut bernyanyi, berjoged bersama penumpang lain, panggung hiburan yang umumnya dimainkan seusai makan siang atau makan malam menyajikan lagu pop, dangdut atau lagu-lagu yang sedang ngetren di nusantara dan jagat raya.

Menjadi penyanyi di kapal laut ada suka dan duka, seperti kehidupan manusia pada umumnya, penyanyi di atas Kapal laut Pelni juga memiliki suka duka. Elsa (bukan nama sebenarnya), duka ketika ingat kelurga di rumah pada awal menjadi penyani kapal. Elsa duka ketika hari lebaran posisi kapal sedang berlayar.

Meskipun tugasnya menghibur penumpang, kesedihan kerap menyapa dirinya. Menjadi penanyi kapal akan meninggalkan keluarganya di darat bermingu-minggu. Sebagai wanita yang sudah berkeluarga tentu berpisah dengan keluarga bukan perkara mudah, namun untuk menjalani profesi penyanyi ia harus rela dan ikhlas menjadi penyanyi di atas kapal laut.

Sukanya menjadi penyanyi di atas kapal laut bila lagu yang dibawakannya mendapat respon tepuk tangan tulus dari penonton. Ia akan puas sebagai penyanyi. "Bila lagu yang dibawakan mendapat aplous dari penonton ada rasa bangga," ungkap Elsa sumringah.

"Kalau penonton tidak antusias dengan lagi yang kita bawakan, sedih. Seolah saya dianggap kaset, benda mati yang melantunkan rekaman ulang seorang penyanyi. Saya bangga bila penonton banyak dan merka puas dengan lagu yang saya nyanyikan," kata wanita 42 tahun asal Surabaya ini ditemui penulis di atas Kapal Kelimutu dalam perjalanan Surabaya-Benoa, Bali awal minggu ini.

Elsa yang ditemani Rahma (bukan nama sebenarnya) dan pemain organ tunggal Mas Yayo (bukan nama sebenarnya) ini sudah menjalani profesi menyanyi di atas Kapal Pelni lebih dari 10 tahun. Mereka sudah memiliki jam berlayar ribuan jam meskipun sebagai penyanyi Kapal.

Menggapi sukanya menyanyi di atas kapal, ia bersyukur bila ada penonton yang ikut bernyanyi, berjoged. Syukur-syukur memberikan tip recehan untuk saweran. Penyanyi akan semangat dan siap menunjukkan kebolehnya.

Menjadi penyanyi di Kapal Laut memiliki keterbatasan pergaulan dengan orang-orang di darat, namun mereka malah bersyukur bisa konsentrasi ibadah, ingat kepada Sang pencipta Allah SWT lebih khusyu dan tenang. meskipun profesinya menyanyi, menghibur orang, ibadah tidak menghalanginya.

Kehidupan di darat lebih banyak godaan kebendaan duniawi, laut lebih mendekatkan diri kepada sang kholiq. Jadi bila anda bosan dengan kehidupan di darat, ayo naik kapal laut. Ajak keluarga anda keliling nusantara. Luangkan waktu, mari relaksasi di atas kapal laut. ###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun