Hubungan baik antara KAI dan Pelni sebagai sesama BUMN terus melekat dan berlanjut. Ikatan emosional anatara Dirut Pelni yan mantan KAI tidak dapat dilepaskan begitu saja. Pelni sedang dalam proses bertransformasi seperti KAI. Hal yang mencolok perubahan seragam baju Pelni dari sebelumnya biru, putih, abu-abu yang saat itu tidak disiplin dan tertib, telah diganti seragam dengan baju putih. Seragam putih selain kembali ke khittah Pelni sebagai pelaut yang umumnya berwarna putih, juga dimaksudkan untuk menyatukan langkah, pikiran dan tindakan antara Direksi dan karyawan di seluruh lini. Kantor pusat, cabang dan di atas kapal semua harus menggunakan baju seragam baru.
Selain merubah identitas baju, Pelni juga sedang belajar menertbakan beberapa rumah dinas, lahan yang ditempati pihak ketika. Maka Pelni pun belajar pengelolaan aset dan property kepada saudaranya KAI yang telah berhasil melakukan perubahan pelayanan dan kinerja keuangan. Tidak itu saja Pelni juga sedang belajar pelayanan, IT dan pengelolaan SDM.
Perusahan milik negara ini tak malu belajar ke KAI. sesama BUMN memang harus melakukan kerjasama untuk mendorong kinerja BUMN lainya. Keberhasilan PT. KAI membenahi perkeretaapian dengan mengirimkan beberapa karyawan ke luar negeri berhasil mempercepat proses perubahan. Saatnya Pelni belajar ke KAI, belum perlu ke luar negeri. KAI dan Pelni ingin maju bersama untuk Indonesia yang sehat, berkinerja baik dan bersih. Ayo siapa lagi mau belajar ke KAI? ####
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H