Oleh ; Akhmad Sujadi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar-benar mewujudkan janji kampanye untuk membangun Tol Laut serta menjadikannya laut sebagai masa depan Indonesia. Kenapa Laut menjadi masa depan negara kita? Laut Indonesia lebih luas dari daratan. Negara kepulauan ini terdiri 70 % wilayahnya berupa laut. Karena itu wajar bila Presiden Jokowi mengarahkan kebijakan lima tahun pertama masa pemerintahnya laut menjadi prioritas.
Kenapa laut? Adakah yang baru dengan laut nusantara? Ada apa saja di laut? sepengetahuan dan sejauh penulis memandang, laut di negeri ini memiliki potensi ikan yang tidak pernah habis diambil. karenanya ada yang menjalani profesi nelayan untuk menangkap ikan. Lalu tangkapnya menjadi mata pencaharian. Pertanyaanya, sudahkan nelayan mendapat perhatian dengan armada kapal/perahunya? Lalu solarnya, alat-alat tangkap ikan, masihkah tradisional? Apa sudah dimodernisasi dengan teknologi baru? Siapa harus bantu nelayan?
Setelah menagkap ikan nelayan perlu memasarkan ikan dan menyandarkan kapalnya. Sudahkah pelabuhan tempat para nelayan diakomodasi pemerintah? Wah banyak sekali potensi dan masalah kelautan ini bila dikupas satu persatu. Untuk mempersingkatnya , kita bahas secara umum saja.
Laut dengan potensinya memerlukan penanganan secara khusus. bicara laut tak terhindarkan kita harus bicara armada kapal, pelabuhan, akses ke dermaga kapal dan angkutan untuk distribusi dari dan ke pelabuhan. Sejak masa orde baru dominasi angkutan KA diambil alih truk. Rel ke pelabuhan yang menyentuh dermaga di pelabuhan diurug. Kembalikan dulu ini agar laut dan KA tersambung, karena kapal laut membawa barang dalam jumlah besar, banyak maka perlu angkutan masal, yaitu KA.
Perjalanan kapal berlayar di laut lancar, di pelabuhan harus antri bongkar muat yang lama. Kalau Kapal penumpang akan mendapat prioritas masuk dan bersandar dari otoritas pelabuhan. Kapal Pelni jarang ditahan sinyal? (kaya kereta saja) di laut. Begitu sudah dekat otoritas pelabuhan segera bertindak, mengirim kapal pandu dan personil pemandu kapal, yang harus berpindah dari kapal kecil ke kapal besar  Pelni. Pemandu bergabung di anjungan untuk memandu nahkoda. Lah bagaimana pemandu berpindah kapal? Ya naik melalui tali di lambung kiri atau  kanan kapal sambil berjalan.
Pelabuhan di negara ini memiliki kerumitan dan kesibukan luar biasa. Alur laut harus diikuti nahkoda dalam berlayar. Pelabuhan laut harus memiliki kedalaman minimal 5 meter agar kapal besar bisa sandar. Kemudian kesibukan di dermaga dengan kecepatan muat bongkar juga menjadi ukuran efisiensi operasional kapal. Karena sibuknya pelabuhan dan terbatasnya dermaga dan peralatanya kapal barang sering harus berlabuh berhari-hari antri untuk bersandar agar dapat muat bongkar barang. Antri di laut tentu memerlukan biaya operasi yang tinggi, karena mesin-mesin kapal tetap menyala yang menjadikan boros BBM.
Untuk mengatasinya, pemanfaatan teluk, alur laut dalam harus menjadi alternatif dalam perluasan pelabuhan. Termasuk aksesnya. karena itu tepat yang dikatakan Presiden Jokowi kita telah lama memunggungkan laut, teluk dan samudra. Untuk itu para menteri yang telah dilantik untuk segera kerja, kerja dan kerja.
Bagaimana para menteri yang terlibat dalam bidang kelautan dapat bekerja? Menteri kordinator Kemaritiman harus menjadikan laut selalu dilihat. Laut selalu dipandang dan laut untuk berbagai kegiatan kemaritiman. Ada istilah kalau ingin melukis kuda, kita harus tidur di kandang kuda. Kalau kita ingin membenahi laut mari kita serius jangan bicara di darat tapi manfaatkan pelabuhan, kapal laut untuk membahas segala potensi, permasalahan dan mencari sulosinya tentang kelautan di kapal laut.
Untuk memfasilitasi dialog, seminar, pelatihan dan sosilalisasi kelautan jangan khawatir  PT. Pelni sebagai BUMN transportasi laut telah siap memfasilitasinya. Pelni telah melakukan docking khusus Kapal Kelud selama sebulan dan siap diluncurkan  pada 7 November 2014 mendatang. New Kelud, demikian Pelni memberikan merk teranyar produk kapal yang berbeda dan penuh nuansa pelayan kapal dengan relasi Jakarta-Batam-Medan ini, sebagai pertanda kebangkitan laut kita. "Jalesveva Jayamahe." Pelni menjadi inspirasinya.
Meskipun armadanya tua, namun karena semangat Dirut Pelni, Sulistyo Wimbo Hardjito tetap muda dan rela pergi dan naik dari satu kapal ke kapal lainya dengan tulus demi terwujudnya Pelni yang lebih baik, Pelni tak gentar dengan kapal tua. Untuk itu kapal tua ini dibenahi sambil operasional. Hal-hal kecil dibenahi, diperbaiki oleh tenaga teknis di atas kapal. Hasilnya kapal Pelni sudah mulai ngejreng dan siap menfasilitasi para Menteri kemaritiman naik kapal Pelni, tapi maaf tentunya bayar ya. Karena Pelni butuh uang untuk operasional kapal.###