Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

KM Tatamailau Pionir Pelni Tour Let's Go Raja Ampat

27 Desember 2014   23:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:21 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_386597" align="aligncenter" width="419" caption="Pelni Tour Let's Go Raja Ampat"][/caption]

Oleh: Akhmad Sujadi

KM. Tatamailau menjadi pionir kemudahan akses, akomodasi dan sanitasi berwisata bahari ke Raja Ampat, Papua Barat. KM, Tatamailau sukses menjadi Hotel Terapung yang mampu digeser mendekati obyek-obyek wisata di Raja Ampat, sehinga Pelni Tour yang membawa 76, terdiri kelas premium (15), Deluxe (40) dan budget (25) wisatawan nusantara dan manca negara ini mendapat kemudahan dalam berwisata ke Raja Ampat.

Pelni Tour yang merupakan wisata bahari perdana diselenggarakan, merupakan produk hasil inovasi dan kreativitas PT. PELNI dengan memberdayakan SDM, Kapal Portstay dan peluang wisata bahari dengan hotel terapung. Upaya perusahaan BUMN transportasi laut ini sebagai wujud kepedulian perusahaan yang melayari seluruh pulau-pulau di nusantara untuk merangkai Indonesia memperkenalkan wisata bahari di Indonesia.

Menuju Raja Ampat tidak mudah, alam nan indah tersimpan jauh di antara pulau-pulau kecil dan di tengah lautan dengan gelombang, alun yang tinggi merupakan tantangan wisatawan ke Raja Ampat. Untuk melihat keindahan alam Papua perlu perjuangan berat dan melelahkan.

Seperti orang ingin pandai harus rajin belajar. Ingin sukses perlu ilmu, keberanian dan perjuangan, demikian pula untuk ke Raja Ampat perlu perjuangan,fisik, biaya dan keinginan kuat untuk datang ke berwisata ke Raja Ampat. Beruntung saat ini sudah ada cara mudah ke Raja Ampat.

Menuju ke Raja Ampat, selama ini wisatawan dari berbagai kota di nusantara dan dari manca negara harus menuju Sorong, Papua Barat dengan pesawat terbang. Wisatawan harus melanjutkan melalui laut dari dermaga Sorong, kendaraan untuk mengantar wisatawan umumnya dengan speedboat atau kapal cepat berkapasitas maksimal 10 orang.

Keterbatasan kapasitas angkut tentu saja tidak tepat dan tidak menarik bila agen travel membawa wisatawan lebih dari 50 orang, disamping diperlukan banyak speedboat juga sangat berisiko dengan kapal kecil untuk jarak yang jauh dengan gelombang tinggi, alun dan kedalaman laut melebihi 50 meter.

Bagi yang sudah pernah atau terbiasa dengan speedboat mengarungi laut Papua bukan persoalan, namun bagi pemula atau yang pertama kali tentu akan mabok. Stres ketika naik speedboat menerjang ombak, menaklukan alun laut yang mengguncang perahu bermesin itu akan menggugah nyali wisatawan.

[caption id="attachment_386587" align="aligncenter" width="300" caption=" sekoci mengantar wisatawan (foto:Sujadi)"]

1419691390263789903
1419691390263789903
[/caption]

Kondisi ini yang membuat wisatawan kurang menikmati pesona alam Papua yang begitu indah, menakjubkan dan tak segan tak bosan mata memandang keindahan Tuhan Yang Agung. Kesulitan akses dan akomodasi membuat wisatawan ke Raja Ampat masih terbatas. Mungkin lebih banyak orang asing yang berkunjung ke Surganya Wisata laut di nusantara ini.

Wisatawan ke obyek bahari umumnya orang asing atau pelancong nusantara yang memiliki uang berlebih untuk berkunjung ke bumi Papua. Indahnya Raja Ampat telah tersohor ke seantero negeri di nusantara, bahkan ke seluruh dunia sudah mengenal indahnya alam negeri ini berkat kemajuan teknologi informasi yang menghadirkan internet.

Ribuan pulau di Raja Ampat tidak mudah dijangkau, dinikmati oleh semua orang. Gugusan pulau karang yang membentang membentuk pemandangan sangat indah sepanjang mata memandang. Keindahan alam di Timur Indonesia sebaiknya dinikmati anak-anak negeri. Karena itu perlu disiapkan akses, makan dan akomodasi yang mudah dengan harga terjangkau oleh masyarakat golongan menengah ke bawah. Sehingga makin banyak anak negeri mengenal keindahan alam negerinya.

Sebelum meluncurkan Pelni Tour, Dirut Pelni Sulistyo Wimbo Hardjito menugaskan beberapa pejabat dan staf untuk melakukan survey ke lokasi wisata. Lokasi kapal harus Engker (lego jangkar di tengah laut) dengan kedalaman tertentu agar tidak merusak karang. Hasil survey menemukan titik kordinat di Mansuar, Piaynema dan Kapisawar untuk engker, lego jangkar.

Langkah berikutnya adalah menghidupkan seluruh Sekoci sebagai alternatif berwisata, khususnya berkeliling pulau-pulau di Raja Ampat untuk melihat pulau timbul pasir warna gading, laut warna biru dan hijau yang dipadu sinar mentari sore hari menimbulkan perpaduan sangat indah untuk dinikmati sepanjang sore hingga sunset tiba.

Semula para teknisi pesimis dengan waktu yang hanya 3 bulan persiapan. Bahkan ada beberapa teknisi tidak sanggup untuk mengoperasikan sekoci karena kerusakan yang parah. Beberapa ABK yang pesimis, tidak sanggup, tidak siap dapat dipush semangatnya oleh mantan Direktur Komersial KAI ini, hasilnya 8 sekoci bisa diberesi dalam 1 bulan. Sekoci mewarnai Pelni Tour di hari terakhir, keliling Raja Ampat.

Para ABK pun sumringah ketika saat acara penutupan Tour di salon kapal melihat wisatawan bergembira dan memberikan testimoni kepuasan di atas KM. Tatamailau. Nahkoda Kapal Tatamailau, Eko Yatno pun takjub seolah tak percaya Pelni dapat menghelat acara akbar untuk pertama kalinya, Pelni Tour "Let,s Go Raja Ampat."

Kedepan bumi nusantara di Raja Ampat akan lebih banyak dinikmati anak-anak negeri, sejak 24 Desember 2014, Pelni telah menemukan cara untuk memberikan kemudahan akomodasi, makan, mandi dan kebutuhan peralatan snorkeling, diving yang semua sudah disiapkan Pelni, wisatawan tinggal bawa badan untuk menikmati indahnya Indonesia.

PT. Pelni yang saat ini dipimpin Sulistyo Wimbo Hardjito telah mengemas wisata bahari yang semula sulit dijangkau, sulit makan, sulit tidur telah diakomodasi dengan kapal Pelni. Dalam bulan Desember tahun ini Pelni melaunching 2 tujuan wisata bahari. "Let's Go Raja Ampat Papua Barat dan Let's Go Wakatobi, Sulawesi Tenggara".

Sejak diunggah ke Website, sosialiasasi di Lambung Kapal Tatamailau , Kapal Kelimutu serta pemasangan spanduk di Kantor Pusat dan Sejumlah Cabang di daerah, peminatnya membludak. Dalam tempo 2 minggu paket 4D3N, 4 hari 3 malam itu langsung terjual habis. Panitia yang baru pertama kali menangani wisata bahari ini membatasi 50 orang, namun karena permintaan membludak diakomodasi lagi dan totalnya jadi 76 orang.

Pembatasan itu karena kondisi kapal Tatamailau dan Kelimutu kondisinya masih buruk. Secara fisik, kapal buatan tahun 1991 itu banyak kerusakan kecil dan perlu perbaikan. Toilet yang belum diperbaiki, tangga antar dek yang rusak, karpet dan kerusakan mesin AC mendorong panitia membatasi peserta. Namun peminat tetap tinggi. Nahkoda dan para ABK pun bekerja keras dengan running repair, perbaikan sambil perjalanan kapal. Hasilnya kapal berubah menjadi lebih baik dan lebih siap.

Untuk perjalanan Perdana Pelni Tour Raja Ampat yang diikuti 76 orang terdiri 15 peserta kelas premium, deluxe 40 orang dan 25 peserta di kelas budget. Kelas budget atau ekonomi juga mendapat tempat di hati wisatawan. Bahkan ada peserta membatalkan liburan ke Hongkong dan beralih ke Raja Ampat by Pelni Tour. Pak Adi membawa 12 orang keluarga menikmati Raja Ampat. Meskipun mendapat kelas budget rombongan ini puas dengan pelayanan Pelni.

Yang menggembirakan, tidak hanya dari Jakarta saja yang mengikuti Let's Go Raja Ampat by Pelni. Kota Semarang, Sorong, Fak-fak, Merauke dan Jakarta bergabung bersama Pelni Tour. Jadi meskipun mereka tinggal di Papua belum tentu pernah ke Raja Ampat. Karena itu seorang perwakilan dari Fak-Fak yang memberikan testimoni merasa sangat puas dengan Pelni Tour ini.

Ini beberapa Upaya Pelni dalam Tour Raja Ampat;

Perjalanan Sorong-Mansuar ditempuh hanya 3,5 jam. Kemudian Kapal Tatamailau Engker (lego jangkar) dengan kedalaman antar 65 - 100 meter pada titik kordinat yang sudah ditentukan tim survey Pelni.

.

Berangkat pagi dari Pelabuhan Sorong, 3,5 jam kemudian kapal sudah engker di Mansuar. Lalu siangnya wisatawan langsung menuju pulau timbul dengan pasir kuning, warna air hijau dan biru. Melihat alam seindah itu, seorang turis asal Italia, Fabio, ingin melompat dari perahu dan foto bersama sang istri.

Usai snorkling dan menikmati beberapa spot di Yanbuba, peserta kembali ke kapal. Mandi, makan, sholat tidak perlu repot. Malamnya dihibur pentas musik di restoran kapal. Ketika malam tertidur pulas, kapal bergerak menuju Piyanemo. Wisatawan pun heran, alam indah sudah di sekeliling kapal.

Padahal perjalanan dari Mansuar-Piyanemo 2 jam, kapal pun engker di kedalaman 70 meter.

Di paynamo Speed boat (perahu motor) dengan kapasitas 10 org per perahu. Sudah menjemput di sisi kapal. Wisatawan turun pindah ke kapal kecil milik warga setempat. Mereka menikmati snorkling untuk menerawang bawah laut dengan karang dan aneka ikan yang indah.

Hari berikutnya rombongan Hiking memanjat Bukit Piyanemo. Melalui sekitar 260 anak tangga, rombongan Pelni Tour berhasil ke menapaki tangga dan tiba Puncak Piyanemo. Kegembiraan pun membuncah. Bendera merah putih yang telah robek diterpa angin dicium bergantian para wisatawan, dengan mengambil latar belakang pulau-pulau kecil yang berbaris di bawahnya.

[caption id="attachment_386594" align="aligncenter" width="300" caption=" Dirut Pelni di Bukit Piyanemo (foto:sujadi)"]

14196922881669395367
14196922881669395367
[/caption]

Hari ketiga wisatawan ke Pulau Gam untuk menyaksikan dan mendengarkan Wathching bird. Jam 5 pagi speedboat sudah berkumpula menunggu di sisi kapal. Meskipun kabut masih menutup laut, dengan 3 perahu cepat, dalam tempo setengah jam sudah tiba di pulau tempat kicau burung cendera wasih, keswari dan aneka burung irian saling bersahutan mendendang di pagi hari. Memang susah untuk bisa mendengar kicuan indah burung-burung khas Irian. Rombongan harus menyusuri jalan setapak berbukit.

Wisatawan pun melanjutka ke Arborek, sebuah pulau kecil dengan tanah datar. Di Arborek banyak turis manca negara snorkiling dan diving untuk menikmati alam bawah laut. Indah karena hiasan ikan yang warna warni dengan air yang jernih.

Malam terakhir diisi dengan malam penutupan di ruang salon atau restoran. Musik menghibur di acara penutupan yang diisi testimony peserta, laporan panitia dan sambutan Dirut Pelni. Semenjak istirahat malam, tahu-tahu paginya kapal sudah merapat di pelabuhan Sorong.

Peserta tidak langsung turun karena umumnya masih tidur nyenyak. Jam 7 pagi sarapan dan check out jam 9 pagi. Turun kapal sudah mandi, makan, ibadah. Mungkin baru kali ini ke Raja Ampat turun kapal sudah bersih, wangi dan sarapan pagi.###

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun