Mohon tunggu...
Ferry Irawa
Ferry Irawa Mohon Tunggu... Wirausaha -

Tersenyumlah, sebab tangisan tidak akan mengubah keadaanmu menjadi lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Luas Langit, Isra' Mi'raj Rasulullah

21 Juni 2010   02:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24 3020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin nasib peringatan hari isra mi'raj seperti peringatan hari Proklamasi atau hari raya yang akrab kita sebut sebagai hari kemerdekaan. Generasi muda jaman sekarang lebih suka hal-hal yang menyenangkan dalam jangka waktu sempit tanpa tau akibatnya nanti. Dalam perayaan hari proklamasi 17 Agustus, memang banyak yang merayakan . Tapi apakah banyak yang menghayatinya? Apakah para peserta upacara pada tanggal 17 agustus akan melakukan upacara jika tak di motivasi oleh pihak lain? Apakah mereka menghayati perayaan hari proklamasi dan mentransfernya dalam kehidupan sehari-hari? Apa mereka hanya ingin namanya harum dan memperoleh keuntungan pribadi bagi dirinya di hari perayaan tersebut? Kita renungkan sejenak.

Pada tanggal itu kita antusias dan mengikuti berbagai macam lomba memperingati hari tersebut. Seharusnya memperingati hari proklamasi(kemerdekaan) seharusnya bukan hanya pada17 agustus. Karena sang proklamator, founding father dan para pendahulu tak terlalu menginginkan perayaan tersebut. Apa yang mereka inginkan? Mereka menginginkan kita untuk selalu menjadi baik lebih baik dari pendahulu. Karena pendahulu seperti bung Karno dan Ki hajar dewantara adalah dinding yang harus di lampaui. Begitu juga dengan Isra mi'raj. Apa gunanya memperingati isra mi'raj tanpa tau apa itu isra' mi'raj dan tak tau agama, shalat sering bolong, punya rejeki tak mau bagi-bagi. Apa manfaatnya memperingatkan isra mi'raj tanpa tau apa itu isra mi'raj. Seperti mengendarai motor tanpa tau cara mengedarainya, tak berguna dan Cuma cari celaka.

Alangkah baiknya jika kita melihat sedikit kekuasaan Allah Swt yang maha besar dan maha perkasa.

Bumi kita pada galaksi bimasakti, berada pada jarak 30.000 TC (tahun cahaya) ke pusatya. Radius galaksi kita adalah 50.000 TC (tahun cahaya).

Perjalanan pertama Rasulullah dalam isra' mi'raj adalah dari masjidil haram ke masjidil aqsha yang berjarak 1233 km. Mengapa jarak 1233 km ini menjadi penting pada peristiwa mi'raj ?

Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu memperhatikan perbandingan diameter bumi dengan diameter matahari. Diameter bumi adalah 12.756 km, di bulatkan menjadi 12.000 km. Sedangkan diameter matahari adalah 1.392.000 km dibulatkan 1.200.000 km. Jadi perbandingan D bumi:D matahari = 12.000:1.200.000 > 1:1.000. Kalau di bumi 1 cm, maka di matahari 10 m.

Pada Al-Qur'an di katakan ada jalan dari bulan ke matahari.

"dan matahari dan bulan dikumpulkan" (Al-Qiyaamah : 9)

Dan dikeluar dari aqthor langit akan ada semprotan api

"Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya)." (Ar-Rahman : 35)

Maksudnya, pintu langit itu ada di api itu. Kesimpulannya : "Keluar dari tatasurya harus melewati pintu yang ada di matahari." Ayat Al-Qur'an tadi mengatakan "Kamu tidak bisa melewati karena ada semburan api."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun