Mohon tunggu...
Usep Suhud
Usep Suhud Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Australia, Lulusan S-1 Bisa Langsung Kuliah S-3

5 September 2017   21:49 Diperbarui: 14 September 2017   02:58 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya kedatangan dua orang mahasiswa yang dalam beberapa hari lagi akan segera diwisuda sebagai sarjana. Mahasiswa pertama ber-IPK 3,8 dan mahasiswa lainnya ber-IPK 3,6.

Pastilah mereka mahasiswa-mahasiswa pintar. Dan, mereka punya ambisi untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Karena mereka mengaku bukan datang dari keluarga banyak duit, satu-satunya cara untuk bisa mewujudkan mimpi mereka adalah dengan mencari beasiswa.

Tapi bukan tentang beasiswa yang mereka diskusikan dengan saya, melainkan hal lain. Salah satunya adalah tentang kampus tujuan. Mahasiswa pertama, mengaku sudah punya satu kampus tujuan di Inggris, mahasiswa kedua bahkan masih bingung tentang bidang ilmu apa yang akan didalami.

Tingkat kesiapan para mahasiswa saya ini, dan juga mereka yang berada di luar sana, saya kaitkan dengan istilah stage of readiness, semacam tingkat kesiapan mereka untuk kuliah di luar Negeri.

Lalu saya mengadaptasi tahap-tahap yang pernah dibahas oleh Prochaska dan DiClemente (1983) dalam papernya yang berjudul "Stages and processes of self-change of smoking: Toward and integrative model of change".  Tahapan-tahapan itu termasuk:

(a) Precontemplation. Orang-orang dalam tahap ini, sama sekali tak punya ide dan keinginan untuk kuliah di luar Negeri. Bahkan tak sedikit di pikiran mereka terbersit untuk berkuliah di luar negeri

(b) Contemplation. Pada tahap ini, orang-orang mulai memiliki keinginan dan mencari informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kuliah di luar Negeri. Mereka memikirkan tentang negara tujuan, kampus, topik riset apa yang akan mereka teliti, biaya kuliah, persyaratan, dan segala tetek bengek lainnya

(c) Preparation. Pada tahap ini, orang-orang sudah masuk pada jenjang mempersiapkan diri. Entah mulai membuat proposal penelitian, menyiapkan persyaratan, hingga mencari pondokan di negara tujuan. Tahap ini bisa makan waktu tahunan untuk menuju pada tahap berikutnya. Misalnya, seorang rekan saya sudah dinyatakan diterima di sebuah kampus di Australia dan pendonor pun sudah siap.

Tiba-tiba dia hamil. Lalu, dia berkeputusan untuk menunda keberangkatannya hingga tahun berikutnya. Rekan saya yang lain, sudah siap berangkat juga. Tiba-tiba, ketika melamar visa ke negara tujuan, ditolak Karena usianya lebih dari 35 tahun.

(d) Action. Tahap ini, ditujukan untuk mereka yang sudah melakukan perjalaan ke negara tujuan dan terdaftar resmi sebagai mahasiswa di kampus tujuan. Resmi, maksud saya adalah, orang tersebut telah melakukan registrasi ulang dan mendapatkan Kartu Tanda Mahasiswa dari kampus yang dia lamar.

Nah, saya dapat menggolongkan kedua mahasiswa yang mendatangi saya itu masuk ke tahap contemplation. Jalan masih sangat panjang untuk mereka lalui. Perjuangan masih berliku. 

Lalu saya berpesan kepada mereka untuk datang saja ke PhD Day yang akan berlangsung tanggal 10-11 September 2017 ini di Fairmont Hotel Jakarta.

Event ini, diselenggarakan oleh sebuah kampus top dari Australia. Saya bisiki juga, bahwa di Australia, lulusan S-1 bisa langsung kuliah S-3 tanpa harus kuliah S-2 terlebih dahulu. Dengan IPK yang mereka miliki, saya percaya mereka bisa memenuhi syarat. Mereka berdua saling tatap. "Bisa langsung S-3, pak?" Salah satu dari mereka, pingsan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun