Mohon tunggu...
Euis Novianti
Euis Novianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life Must Goes On

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta - 20107030016

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pandemi Meradang, Nasib Penjaga Kantin Dipertaruhkan

27 Juni 2021   21:10 Diperbarui: 27 Juni 2021   21:17 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid 19 tampaknya belum menampakan hilalnya untuk pergi. Disisi lain pandemi  memberikan dampak yang begitu signifikan terhadap berbagai sektor yang ada di Indonesia. Salah satu sektor yag dirugikan adalah sektor ekonomi, terlebih lagi bagi para pelaku ekonomi kecil yang semakin terjepit persaingan.

Sejak diresmikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia secara berkala mengenai aturan dilarangnya pembelajaran tatap muka di sekolah dasar sampai perguruan tinggi, nasib pelaku usaha di dalamnya juga mengalami penurunan omzet yang begitu signifikan.

Salah satu yang terdampak adalah Marsinah (36 tahun ) seorang penjaga kantin disebuah sekolah yang teretak di Tasikmalaya Jawa Barat. Sebelum pandemi meradang, Marsinah biasanya mendapatkan keutungan dari penjualannya di kantin sekolah sekitar Rp 200.000 -- Rp 250.000 perhari.

Namun setelah pendemi memuncak di Indonesia dan sekolah juga dilakukan secara daring, Marsinah mengatakan bahwasannya ia tidak memiliki pendapatan sama sekali selama beberapa minggu semenjak diberlakukannya kebijakan tersebut. " gak dapet neng, sejak pandemi naik saya gak dapat penghasilan sama sekali selama beberapa minggu ", tutur Marsinah.

Setelah berkonsultasi dengan suaminya, Marsinah beserta suaminya memutuskan untuk mendirikan sebuah kedai kecil di pinggiran kampung. " Cilok Goang Pasisian ", nama yang diberikan mereka untuk kedainya. Pasisian dalam bahasa sunda yang artinya "pinggiran". Nama tersebut disematan mereka karena letak kedai mereka yang berada di pinggiran kampung.

Namun, tak berjalan mulus seperti yang diharapkan, Marsinah menuturkan bahwasannya ia dan suaminya  memiliki berbagai kendala yang seringkali membatasi mereka dalam memulai dan mengembangkan usahanya itu. Mulai dari modal untuk menjalankan usahanya, pembelian bahan baku penjualan, bahkan mereka juga kebingungan bagaimana cara mempromosikan jualan mereka.

" Bingung neng, awalnya juga saya kesusahan cari modal. Tapi alhamdulillah nya saya dikasih rezeki tak terduga sama Alloh SWT". Tutur Marsinah

Bermodal niat dan keyakinan, Marsinah beserta suami meyakinkan diri bahwasannya usahanya ini akan memberikan dampak dan juga tambahan penghasilan untuk ia dan keluarganya. Kedai ini  menyediakan jajanan yang tentunya akan disukai berbagai kalangan khusunya remaja yakni sebuah jajanan Cilok goang yang dipadukan dengan tulang ayam yang empuk.

menengok pembuatan cilok goang (dokpri)
menengok pembuatan cilok goang (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun