Pernahkah kalian mendengar istilah segala perbuatan yang kita lakukan pasti memiliki timbal balik untuk kita sendiri? Baik itu hal positif maupun negatif, tentunya akan memiliki efek atau timbal balik untuk diri kita.
Dan faktanya memang benar, setiap tindakan yag kita lakukan baik ataupun buruk pasti memiliki polanya masing-masing. Pada artikel ini, saya akan membahas sedikit mengenai sumber luka dan permasalaan psikologis yang mungkin kita ataupun orang yang kita kenal pernah alami.
Yang pertama adalah trauma dan pengalaman kurang menyenangkan di masa lalu. Berdasarkan pengertiannya, trauma diartikan sebagai luka. Akan tetapi, luka di sini bukan hanya dimaksudkan sebagai luka fisik saja. Melainkan bersifat emosional dan psikologis.
Kejadian di masa lalu yang membekas di hati seseorang dan tidak ingin terulang kembali, biasanya menyebabkan tembok besar bagi mental seseorang. Pada dasarnya, seseorang ingin melupakan atau menhilangkan ingatan kejadian tersebut.
Akan tetapi, sering kali hal tersebut malah membatasi pertumbuhan dan juga perubahan diri seseorag. Biasanya emosi-emosi negatif seperti sakit hati, kecewa berkepanjangan, marah, terluka secara emosional maupun fisik, malu, ketakutan dan berbagai pemicu hal lainnya yang belum terselesaikan bisa menyebabkan stres hingga depresi yang berkepanjangan.
Hal biasanya yang dimunculkan dari trauma dan ketakutan dimasa lalu adalah ketakutan yang irasional, seperti pobia general dan pobia spesifik. Berbicara mengenai pobia spesifik, tak jarang ditemukan orang yang mengalaminya. Pobia spesifik juga biasanya menyangkut sebuah kejadian atau benda tertentu.
Sebagai contoh sederhana misalnya seseorang yang menyaksikan kecelakaan sebuah bus dan menyaksikan langsung meninggalnya orang yang dia sayangi. Akibatnya, setelah kejadian tersebut membuat dia menjadi takut dan terganggu secara emosional setiap kali dia melihat bus.
Tak dapat dipungkiri, mungkin ada di sekeliling kita juga yang memiliki trauma seperti takut balon, takut badut, ataupun hal lainnya. Dalam hal ini, terdapat triger atau stimulus yang menyebabkan ketakutan dan kejadian itu terasa seperti terulang kembali.
Pobia yang bersifat general atau umum merupakan ketakutan yang melibatkan beberapa peristiwa tertentu. Contohnya adalah pobia sosial, atau takut ditempat yang ramai, takut tempat terbuka, dan banyak hal lainnya.
Dalam artikel ini, saya juga akan memberikan sebuah tips atau cara menghilangkan rasa trauma seseorang. Pada dasarnya memang cara menghilangkan rasa trauma seseorang itu berbeda-beda. Akan tetapi secara umum ada sejumlah cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya, yakni :
1.Ceritakan kepada orang terdekat
Biasanya, ketika kita menceritakan kesulitan yang kita alami kepada orang lain, maka setidaknya beban yang kita punya terasa tidak terlalu berat. Dengan menceritakan kejadian traumatis yang kita alami, maka setidaknya kita tidak akan merasa sendirian dan merasa ada yang mendukung. Dukungan dari orang terdekat kita, biasanya akan sangat berpengaruh pada keadaan psikologis kita.
2.Tulislah keluh kesah kalian
Terkadang juga terdapat beberapa orang yang tidak bisa menceritakan traumanya kepada orang lain karena alasan tertentu. Oleh sebab itu, menuliskannya menjadi metode efektif selanjutnya. Menulis bisa memberikan rasa nyaman karena kita bisa bercerita sekaligus sebagai tempat mengeksplorasi pikiran dan perasaan terdalam terkait hal traumatis yang kita alami.
3.Alihkan perhatian kepada kegiatan lain
Tak jarang juga stimulus yang menyebabkan trauma itu mucul kembali terjadi bergitu entah itu sengaja ataupun tidak. Hal yang perlu kita lakukan adalah mengalihkan perhatian kita kepada hal-hal yang dapat memicu munculnya trauma kita.
4.Hadapi ketakutan tersebut
Cara ini memang paling sulit diantara yang lainnya. Mengingat bahwasannya kita harus mengingat kembali kejadian yang menyebabkan traumatis kita. Hal ini dilakukan untuk mencoba berdamai dengan kejadian traumatis yang pernah kita alami di masa lalu.
Namun dalam melakukan cara ini, kita harus berhati hati dan dilakukan ketika kita sudah siap melakukannya. Agar tidak salah dalam melakukannya maka kalian bisa berkonsultasi dengan dokter atau psikiater terlebih dahulu.
Setelah bebrapa pembahasan kita, saya berharap kalian yang sedang dalam kondisi kesusahan karena trauma di masa lalu dapat setidaknya mengatasi permasalahan kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H