Kalian pasti pernah dengar istilah "membaca adalah jembatan ilmu" ? Â Yap betul sekali saya setuju dengan istilah itu. Karena pada hakikatnya membaca akan memberikan wawasan dan motivasi baru bagi pembacanya. Lantas apakah membaca akan tetap terjadi jika tidak ada penulis yang menuliskan bahan bacaan? Tentu tidak.
Saya suguhkan kalian terlebih dahulu dengan sebuah kisah sederhana yang saya alami sendiri. Jadi ketika sekolah dulu saya itu sedikit menyukai membuat quotes atau kutipan kutipan receh ketika saya mengalami suatu peristiwa. Pada saat itu saya akan melaksanakan ujian akhir semester. Karena saya sudah sangat merasa lelah saat itu, saya akhirnya menuliskan quotes seperti ini " memaksakan kerja keras terkadang seperti layaknya penindasan ".
Tulisan tersebut saya tuliskan di post it dan saya iseng tempelkan di mading sekolah. Dan pagi di hari selanjutnya saya dihampiri oleh adik kelas saya yang berkata bahwa dia termotivasi lewat tulisan saya. Aneh bukan? Saya sendiri berpikir bahwasannya tulisan tersebut hanya menyampaikan keluh kesah hati saya saat itu, ternyata tidak saya kira tulisan saya memberikan dampak bagi orang lain.
Ketika kalian kecil, kalian pasti tidak asing lagi dengan kata " Dear Diary ". Ya kata Dear Diary ini sering digunakan oleh sebagian orang ketika mereka hendak menuliskan atau berceita tentang kehidupan yang  mereka jalani dalam hari ini. Ternyata menuliskan sesuatu yang kita rasakan ada manfaatnya loh.
Ketika kita sudah tidak ada di dunia ini, tentu yang paling diingat dari kita adalah seberapa kontribusi kita terhadap sesama dan karya kaya kita. Dan salah satu jenis karya itu adalah tulisan. Banyak sekali penulis yang sudah meninggal tetapi masih tetap abadi di hati para pembaca masih hidup.
Saya contohkan yakni Pak Pramoedya Ananta Toer. Pak Pram ini sangat terkenal dengan tulisan Tetralogi Buru yang terdiri dari 4 buku yakni Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Rumah Kaca, dan Jejak Langkah. Pak Pram sangat terkenang dengan karya-karyanya, bahkan sampai beliau meninggal pun tetap menjadi sebuah panutan.
Baik kita kembali ke pembahasan awal. Ketika kita menulis sesuatu kita tidak akan menyadari secara langsung apakah tulisan kita akan berdampak bagi kita sendiri ataupun orang lain.
Pertama, ketika kita menulis sesuatu maka tulisan tersebut akan menjadi sesuatu yang mengingatkan atau mengalihkan ingatan pembaca kepada penulis. Ketika kita menulis tulisan yang kita tulis akan menggambarkan seperti apa kepribadian penulis.
Kedua, tulisan kita merupakan investasi masa depan kita. Mengapa saya mengatakan hal demikian? Karena ketika kita menulis tulisan kita akan diingat sebagai karya kita. Dan ketika kita sudah melakukan penerbiatan secara benar, tulisan kita akan diberi ISBN dan dilindungi hak cipta.
Ketiga, ketika kita menulis tulisan kita mungkin akan berdampak positif bagi orang lain. Tulisan apapun yang berbau positif pasti akan memberikan dampak baik entah untuk diri kita sendiri ataupun orang lain. Karena hal kecil yang kita lakukan akan berdampak besar bagi orang lain yang membutuhkan atau sedang mengalami masa sulit.
Kalian juga pasti pernah merasakan ketika kalian sedang dalam masa sulit, kalian kemudian membaca sesuatu yang membuat kalian termotivasi itu akan menambahkan fower atau kekuatan bagi kalian untuk merasa baikan dan bangkit lagi.