Mohon tunggu...
Euis Novianti
Euis Novianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life Must Goes On

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta - 20107030016

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Kapan Punya Momongan?", Secarik Pertanyaan yang Buat Hati Terusik

14 Maret 2021   18:46 Diperbarui: 15 Maret 2021   08:48 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: mediaindonesia.com

Pernah gak dapat pertanyaan "Kapan punya momongan?" Atau kalian kalian yang belum menikah mendengar pertanyaan ini kepada kerabat atau teman kalian?

Baiklah mari kita bahas sedikit.  

Memiliki anak merupakan cita-cita setiap pasangan yang sudah menikah. Tetapi apakah memiliki anak itu sesuatu yang mudah?

Dalam beberapa kasus, tidak asing lagi jika kita menemukan bahwasannya banyak sekali pasangan yang sudah menikah tetapi kesusahan dalam memiliki keturunan. Bahkan mereka menikah bukan dalam waktu yang relatif singkat.

Saya contohkan dalam kasus yang di alami oleh pasangan selebritis Indonesia yakni Irwan Syah dan Sazkia Sungkar. Untuk sampai hamil seperti sekarang mereka melewati bermacam cara dan ikhtiar yang mereka lakukan dengan tidak mudah.

Lantas apakah menanyakan "kapan punya momongan" salah? Tentu saja ketika kita bertanya mengenai sesuatu itu tidak ada salahnya. Hanya saja pertanyaan semacam ini akan menjadi menyakitkan jika ditanyakan kepada pasangan yang mengalami kesulitan dalam memiliki anak.

Pada hakikat asalnya, anak merupakan titipan Tuhan yang kita sendiri tidak tahu apakah kita akan memiliki kesempatan untuk memilikinya atau tidak. Apakah kita diberikan amanah untuk menjaga anak atau justru malah sebaliknya.

Lantas apakah kalian yakin untuk segera menikah dan memiliki keturunan? Sebaiknya sebelum kalian berpikir untuk menikah dan memiliki keturunan, pertimbangkan hal hal berikut ya. Supaya kalian tidak terjerumus kepada hal yang tidak diinginkan.

Tak jarang ditemukan kasus yang melibatkan anak dalam sebuah pernikahan yang gagal. Jika kalian belum yakin dalam memiliki pasangan dan anak, sebaiknya jangan dulu memikirkan hal demikian. Karena dampak terbesar dari gagalnya sebuah rumah tangga adalah anak.

Banyak anak yang terlantar dan memiliki kepribadian yang buruk karena disebabkan oleh gagalnya orang tua dalam membina sebuah rumah tangga. Meskipun tidak semua anak yang mengalami broken home gagal dalam hidup, setidaknya sudah banyak kasus ditemukan.

Hal ini harus kita hindari dan waspadai. Mengapa demikian? Karena anak bukanlah barang yang hanya dicari saat dibutuhkan. Anak merupakan titipan Tuhan yang layak dan sudah seharusnya kita jaga dengan sepenuh hati. Bahkan ketika seseorang dikarunia seorang anak selayaknya dia menyayangi anaknya melebihi dirinya sendiri.

Pertama, ketika kalian hendak memiliki anak kalian harus memiliki kesiapan mental. Kesiapan mental haruslah dimiliki setiap pasangan yang hendak memiliki pasangan. Mengapa? Karena ketika menjalani rumah tangga dan memiliki anak kita bukanlah seorang individu lagi, melainkan sebuah kesatuan yang disebut keluarga.

Saat memiliki keluarga, kamu bukan hanya bertanggung jawab atas dirimu sendiri lagi, tetapi keluarga adalah tanggung jawab. Tanggung jawab ini juga bukan hanya dimiliki oleh laki-laki saja, melainkan perempuan juga memiliki tanggung jawab yang sama.

Kesiapan mental ini sangatlah diperlukan oleh setiap pasangan yang hendak memiliki pasangan. Karena mereka akan mengurus dan membesarkan anak secara bersamaan. Ketika salah satu dari mereka gagal menjalani perannya maka akan berdampak buruk bagi kehidupan, terlebih lagi kehidupan anak.

Kedua, pesiapkan finansial kalian secara matang. Memiliki pasangan berarti kita memiliki tanggung jawab baru yang harus kita jaga. Ketika sudah menikah dan memiliki pasangan kalian bukan hanya membiayai diri kalian saja, tetapi anak dan pasangan kalian juga menjadi tanggungjawab kalian.

Kebutuhan finansial ini sangat diperlukan oleh anak, supaya tidak mengganggu tumbuh kembang anak. Setidaknya dengan memiliki finansial yang cukup, anak tidak akan mengalami gizi buruk atau hal lainnya semacamnya.

Kedua hal ini merupakan sesuatu yang harus dimiliki setiap pasangan jika hendak memiliki anak. Karena hal ini akan menjadi tombak dasar bagi seseorang untuk memiliki anak dan pasangan.

Saya ambil contoh kasus yang di alami oleh Asmirandah dan Jonas Rivano. Mereka sudah menikah sejak tahun 2013 tetapi mereka sulit untuk memperoleh keturunan. Tetapi setelah berusaha dan terus berdo'a mereka kahirnya dikarunia anak yang cantik.

Dapat dilihat dari sini, bahwasanya kedua tombak dasar yang disebutkan sudah dimiliki oleh Asmirandah dan Jonas Rivano. Mereka memiliki kesiapan mental dan finansial yang cukup untuk memiliki anak.

Lalu apakah dua hal ini cukup begitu saja? Tentu tidak. Dalam menjalankan sebuah rumah tangga kita tentunya tidak selalu sempurna. Tetapi tang kita perlukan adalah saling melengkapi agar lubang kesengsaraan dan ketidaksempurnaan tertutupi.

Apa yang harus kita lakukan? Yang harus kita lakukan adalah terus memperbaiki diri dan berusaha menyempurnakan kehidupan yang kita miliki beserta pasangan. Meskipun tidak sempurna secara menyeluruh setidaknya kita berusaha.

Kembali ke pembahasan awal, mengapa kita harus memperhatikan pertanyaan " kapan punya momongan? ". Sudah disinggung di awal bahwasannya memiliki anak itu bukan hal yang mudah bagi sebagian orang.

Menanyakan hal semacam ini tentunya harus ditujukan kepada pasangan yang tepat. Artinya pasangan yang diberi pertanyaan semacam ini tidak memiliki kesulitan dan tidak akan merasa sakit hati jika menerima pertanyaan ini.

Banyak pasangan yang mengalami kesulitan dan ketika mereka mendapatkan pertanyaan seperti ini membuat mental mereka down dan tidak bersemangat melakukan apapun lagi. Bahkan ada yang sampai menangis tersedu sedu selama berjam-jam.

Jadi jika niat menanyakan hal ini untuk mengolok-olok saja, sebaiknya kalian berhenti. Tetapi jika kalian memang peduli terhadap kelangsungan pasangan mereka sebaiknya tanyalah dengan tidak menyinggung perasaan mereka.

Jika kalian sebagai korban yang sering ditanyai hal ini dan kalian merasa tidak enak, maka biarkan saja mereka. Percaya lah kepada Tuhan bahwasannya perkara anak itu hanyalah titipan Tuhan. Jika memang kalian dipercayai memiliki keturunan kalian pasti mendapatkan kepercayaan itu. Yang perlu kalian lakukan hanyalah berdoa dan berusaha.

Fighting!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun