Mohon tunggu...
Suhindro Wibisono
Suhindro Wibisono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

. ~ ~ ~ ~ " a critical observer " ~ ~ ~ ~ ( 5M ) ~ SPMC = "Sudut Pandang Mata Capung" ~ yang boleh diartikan ~ "Sudut Pandang Majemuk" || MEMPERHATIKAN kebenaran-kebenaran sepele yang di-sepele-kan ; MENCARI-tahu mana yang benar-benar "benar" dan mana yang benar-benar "salah" ; MENYUARAKAN kebenaran-kebanaran yang di-gadai-kan dan ter-gadai-kan ; MENGHARAP kembali ke dasar-dasar kebenaran yang di-lupa-kan dan ter-lupa-kan ; MENOLAK membenarkan hal-hal yang tidak semestinya, menolak menyalahkan hal-hal yang semestinya. (© 2013~SW)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Dicari, Natal yang Halal"

26 Desember 2015   03:37 Diperbarui: 26 Desember 2015   04:09 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Bagi orang fanatik) Mengucapkan selamat natal dianggap juga mengakui Yesus sebagai Tuhan, dan itu haram hukumnya, padahal HARAM itu sangat banyak macamnya, makan daging babi juga haram menurut muslim, apakah berteman dengan orang yang makan babi tidak haram juga? Bukankah itu maknanya sama, berarti mengakui babi tidak haram?

Bukankah harusnya Anda juga boleh menganggap hal itu serupa? Saya juga pernah mendengar, wadah atau alat masak yang pernah dipakai untuk memasak barang haram walau sudah dicuci juga akan menghasilkan makanan haram. Apa jadinya kalau semua itu dikaitkan dan bahkan malah dikembangkan, kenapa tidak sekalian berpikir bahwa babi juga hidup di bumi yang sama kita tinggali, lalu dianggap haram tinggal ditempat yang sama dengan babi? Makin lama kok jadi makin tidak rasional. KAREPMU LAH!!

(SPMC SW, Jumat, 25 Desember 2015)
.
===========================
.
"SELAMAT NATAL" untuk semua teman yang ikut merayakan. GBU
.
===========================
.
.
Sumber gambar:
www.intelijen .co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun