Mohon tunggu...
Suhindro Wibisono
Suhindro Wibisono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

. ~ ~ ~ ~ " a critical observer " ~ ~ ~ ~ ( 5M ) ~ SPMC = "Sudut Pandang Mata Capung" ~ yang boleh diartikan ~ "Sudut Pandang Majemuk" || MEMPERHATIKAN kebenaran-kebenaran sepele yang di-sepele-kan ; MENCARI-tahu mana yang benar-benar "benar" dan mana yang benar-benar "salah" ; MENYUARAKAN kebenaran-kebanaran yang di-gadai-kan dan ter-gadai-kan ; MENGHARAP kembali ke dasar-dasar kebenaran yang di-lupa-kan dan ter-lupa-kan ; MENOLAK membenarkan hal-hal yang tidak semestinya, menolak menyalahkan hal-hal yang semestinya. (© 2013~SW)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

"Runtut Dosa Kelam Tragedi Mei '98" || #PuisiSensi

13 Mei 2015   13:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:05 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_417156" align="aligncenter" width="200" caption="sekitarkita.com"][/caption]

Oleh: Suhindro Wibisono
.         12 Mei 2015 |
.
KOMPASIANA. Setiap bulan Mei, mengingatkan kita akan akhir 32 tahun "era kejayaan" masa lalu di Negeri Antah Berantah, memang bukan waktu yang singkat untuk masa kekuasaan di era sekarang, masa di mana sebetulnya Antah Berantah tidak mengikuti sistem monarki seperti di Negerinya Ratu Elizabeth.

Pengalaman masa itulah yang membuat Negeri Antah Berantah kembali menegaskan tafsir makna "statuta" yang dimilikinya, dan kalau memang itu sudah "final", maka berarti Negeri Antah Berantah tidak akan pernah lagi menikmati masa kekuasaan lebih dari satu dasawarsa.

Untuk memotret era yang juga terkenal dengan parodi "Isih Penak Jamanku toh", di mana hal itu sangat kebetulan juga terjadi di Negeri Antah Berantah, maka Puisi ini ada untuk menegok kebelakang, Puisi yang menyitir Negeri Antah Berantah, siapa tahu mirip dengan rekam memori Anda.

Selamat menikmati ...... 32 tahun perjalanan rezim ... (SPMC SW, Mei 2015)

.

"RUNTUT DOSA KELAM TRAGEDI MEI '98" || #PuisiSensi

.

¤1
Di Negeri Antah Berantah nan menawan
Tersebut Perwira tampan rupawan
Idola hati para Putri Bangsawan
Trending topic banyak kalangan
.
¤2
Perwira cemerlang banyak bakat
Putra tersayang Begawan Ningrat
Begawan idola para Teknokrat
Baginda-pun menaruh hormat
.
¤3
Putri Baginda juga terpikat
Gayung bersambut hati terpaut
Baginda berbesan Begawan
Semua serasa dalam genggaman
.
¤4
Karir Perwira giat memanjat
Rekan sejawat hanya bisa terperanjat
Banyak atasan jadi sederajat
Perwira jelma Jenderal dengan cepat
.
¤5
Jenderal piawai simpan jumawa
Baginda punya banyak rencana
Karir melesat bak meteor
Banyak atasan terteror
.
¤6
Strategi Baginda kondang hebat
Tahta digenggam jaring dirancang
Jadi Baginda masih juga kurang
Bintang ke-lima pun disemat
.
¤7
Mabuk kepayang gelimang kuasa
Semakin mabuk tumpuk harta
Tak pernah cukup puaskan hati
Itulah sebab tak mau henti
.
¤8
Terpikir satu periode lagi
Tunggu sematkan bintang tertinggi
Tepat hitungan menantu ganti
Tinggal alihkan kekuasaan Negeri
.
¤9
Gusti tak mau kompromi
Rakyat tak tahan lagi
Konon Jenderal punya strategi
Culik Aktivis pejuang hak asasi
.
¤10
Tragedi dicipta atau tercipta?
Tragedi terjadi tanpa kompromi
Tragedi berlangsung tanpa dibendung
Tragedi tragis sangat bengis
.
¤11
Pemerkosaan massal terjadi
Penjarahan massal terjadi
Pembakaran massal terjadi
Pembunuhan massal terjadi
.
¤12
Tak satupun pemerkosa tertembak?
Tak satupun penjarah tertembak?
Tak satupun pembakar tertembak?
Tak satupun pembunuh tertembak?
.
¤13
Kemana Pengayom Negeri?
Kemana Laskar Penjaga Negeri?
Kemana Penegak Hukum Negeri?
Kemana para Jenderal sembunyi?
.
¤14
Apakah dibiarkan?
Apakah dikondisikan?
Layak-kah predikat Negeri?
Andai Antah Berantah itu Negeri?
.
¤15
Kondisi Negeri gawat
Banyak Negeri terperanjat
Banyak Negeri menghujat
"Antah Berantah Negeri bejat!"
.
¤16
Baginda sadar terlalu lama kuasa
Walau rencana belum terlaksana
Kenyataan hitungan nyata beda
Gusti tidak menutup mata
.
¤17
Gagal konsep tragedi preman
Mahasiswa duduki gedung dewan
Terperanjat lihat kenyataan
Lengser keprabon akhir pilihan
.
¤18
Curiga Jenderal berbuat laknat
Dunia serentak menggugat
"Ungkap biang-kerok bejat!"
Malu berkawan kalau tak berbuat
.
¤19
Seperti biasa sampai kini
Ewuh pekewuh terjadi
Siapa tidak hutang budi?
Mantan Baginda sumber kuasa Negeri
.
¤20
Sang Jenderal terpojok
Dicurigai gembong momok
Tim pencari fakta dibentuk
Coba bongkar mafia terkutuk
.
¤21
Sudah diduga para aktivis
Masalah tidak akan tuntas
Siapa bisa dan berani urai?
Rezim Gurita tali-temali
.
¤22
Yang tersirat rakyat nilai
Tertinggi pangkat dalam alumni
Kalau Jenderal bukan biang keladi
Apa mau dipensiun dini?
.
¤23
Minggat sejenak langkah jitu
Ingatan pendek rakyat negeriku
Kurang dua tahun hilang khabar
Mantan Jenderal mudik jadi saudagar
.
¤24
Seiring jalan waktu dan gelora
Impian raih kuasa masih terjaga
Mantan pejabat mode buat partai
Mantan Jenderal jelma bos politisi
.
¤25
Kekayaan dan impian melenakan
Korban penculikan jadi punokawan
Memaafkan atau tergadaikan?
Tergantung wacana penilaian
.
¤26
Julukan pelanggar HAM jadi semu
Memori sang waktu hanya segitu
Berdalih tidak pernah dipenjara
Alibi tidak terlibat perkara
.
¤27
Korban tak tergadai kuat ingat
Perjuangan keluarga masih giat
Kamisan mematung berbusana hitam
Depan Istana tagih peradilan HAM
.
¤28
Tak ada gubris, tak peduli cibir
Semua dianggap nyinyir
Tak ada penguasa sanggup adili
Gurita mafia ciutkan nyali
.
¤29
"Kemanusiaan yang adil dan beradab"
Kita wacana, Amerika tindak nyata
Sang tokoh distempel biadab
Dilarang masuk negerinya
.
¤30
TIAP pilihan Pemimpin Negeri nanti ...
Pasti banyak Politikus rasa paling bijak
Meringis manis umbar sejuta janji
Masihkah iklan kecap menjebak?
.
¤31
Ayo rakyat gunakan ingatan bijak
Telisik KEBERSIHAN REKAM JEJAK
Kita cari pemimpin bijak dan cakap
Abaikan janji manis kecap
.
¤32
Kita butuh pemimpin bersih dan berani
Berantas narkoba dan korupsi
Tegakkan hukum tidak diskriminasi
Jaga utuh Negeri sesuai Konstitusi.
.
-----¤¤¤-----

[caption id="attachment_417157" align="aligncenter" width="387" caption="indonesia.ucanews.com"]

1431496949721613878
1431496949721613878
[/caption]

------------------------------.
CATATAN:
Puisi tersebut adalah edited lalu repost dari puisi sebelumnya yang berjudul :
.
REKAM JEJAK TRAGEDI MEI ‘98 || #PuisiSensi
.
http://t.co/bop3ecT2eF
.
——————-

Mohon maaf kalau salah dan kurang berkenan,mohon tidak emosi kalau ada persamaan persepsi, sekali lagi karena itu "hanya cerita Negeri Antah Berantah ..... " (((SW))).
.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun