Mohon tunggu...
Suhindro Wibisono
Suhindro Wibisono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

. ~ ~ ~ ~ " a critical observer " ~ ~ ~ ~ ( 5M ) ~ SPMC = "Sudut Pandang Mata Capung" ~ yang boleh diartikan ~ "Sudut Pandang Majemuk" || MEMPERHATIKAN kebenaran-kebenaran sepele yang di-sepele-kan ; MENCARI-tahu mana yang benar-benar "benar" dan mana yang benar-benar "salah" ; MENYUARAKAN kebenaran-kebanaran yang di-gadai-kan dan ter-gadai-kan ; MENGHARAP kembali ke dasar-dasar kebenaran yang di-lupa-kan dan ter-lupa-kan ; MENOLAK membenarkan hal-hal yang tidak semestinya, menolak menyalahkan hal-hal yang semestinya. (© 2013~SW)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

KPK Cegah Sutan Bhatoegana ke Luar Negeri

14 Februari 2014   01:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392317467568252653

[caption id="attachment_322452" align="aligncenter" width="225" caption="(Image source:) hukum.kompasiana.com"][/caption]

Kompasiana. Wow ..... Setelah beberapa waktu yang lalu terlihat pucat-pasi ketika tempatnya digeledah KPK, (»Sutan Bhatoegana “Pucat-Pasi” Digeledah KPK« http://kom.ps/AFeNgk)    bara api atas keterlibatan SB pada kasus SKK MIGAS makin nyata terlihat. Semoga para pemburu berita dapat menemukan yang bersangkutan untuk mendapatkan tanggapan atas kenyataan bahwa dirinya dicegah bepergian ke luar negeri oleh KPK.

Ayo kita saksikan, apakah yang bersangkutan juga akan memberikan tanggapan lantang seperti biasanya? Atau adakah rasa malu atas pernyataan-pernyataannya selama ini, bagaimana yang bersangkutan menggambarkan tentang kebersihannya dengan membawa saksi Allah. Apalagi kalau rumah-rumah mewahnya yang belum lama digeledah nantinya disita KPK. Memang SB belum dinyatakan sebagai tersangka, tapi seperti rekam jejak yang selama ini kita tahu, biasanya untuk mereka yang awalnya digeledah oleh KPK, lalu di cegah ke luar negeri, ujung akhirnya adalah penghuni hotel prodeo bukan?

Atau seperti biasa terjadi pada banyak politikus, hari ini para pemburu berita tidak dapat menemukan SB, harap maklum, tunggulah satu hari lagi, mungkin SB sedang terkejut dan juga menimbang lalu negosiasi pakai pengacara siapa ya supaya afdol. Karena justru kalau hari ini SB sudah siap menemui para pemburu berita dengan didampingi pengacara, bisa jadi yang bersangkutan sudah beberapa waktu memepersiapkannya, dan itu berarti yang bersangkutan sudah menduganya. Bukankah hal itu juga menggambarkan bahwa yang bersangkutan sesungguhnya memang terlibat atas suatu perkara yang digunjingkan? Semoga terpikir olehnya tentang hal itu, atau ..... akan masuk kelompok "tidak ada kejahatan yang sempurna" dengan semudah itu?

Kita sudah bisa membayangkan SB tidak lama lagi akan mendapat gelar OKNUM, bahkan oleh kolega separtainya sendiri. Lalu partainya akan mengatakan: "Tidak ada ampun bagi mereka yang terlibat." Karena pembelaan berarti semakin menenggelamkan partainya itu sendiri bukan? Walaupun bisa jadi rakyat menilai, ternyata banyak tokoh partainya perampok uang negara, alias tidak dapat dipercaya!

Jadi teringat kemanjuran kata-kata sebagai berikut:
"Ragukanlah mereka, yang SERING bersumpah dengan menyebut nama Allah atas kebersihan/kebaikan dirinya."
Apakah SB termasuk kelompok itu? MASUK TUH BARANG .....hehehe... (SPMC SW, Februari 2014)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun