Jalan terbaik untuk mencapai perdamaian antara Palestina dan Israel menurut saya adalah mengendalikan Hamas untuk tidak menyerang Israel, sehingga tidak ada alasan bagi Israel untuk melakukan serangan yang brutal tersebut. Bagaimana caranya? Jika saja seluruh simpatisan didunia menghentikan bantuan yang disalurkan ke Hamas, justru perdamaian akan segera terjadi. Menghentikan bantuan untuk Hamas bukan berarti menghentikan bantuan untuk Palestina, tapi seperti yang ditulis diatas, penyalurannya harus mirip yang dikomandani Mer-C, implementasi langsung dengan supervisi, supaya tidak dibelikan senjata untuk perang, karena seberapa besarpun bantuan untuk senjata perang, akan diserang terlebih dahulu oleh Israel sebelum menjadi kekuatan yang menakutkannya. Bisa jadi itupulalah sebabnya Amerika selalu mengontrol negara sekitar tidak boleh membuat nuklir, bahkan menghendaki semua negara tidak boleh punya nuklir, tapi Amerika sendiri memproduksinya, dan membiarkan Israel memilikinya. Begitulah kenyataan hukum dunia yang memang tidak pernah adil bukan? Dan yang tidak boleh dilupakan, pedagang senjata itu mirip setan, selalu mengharap peperangan terjadi.
Mengenai pencaplokan wilayah oleh Israel dan lain-lain, bisa ditunda dulu untuk dibicarakan, yang terpenting adalah merdeka dalam arti yang sebenarnya, bersatu seluruh rakyatnya, menjadi anggota PBB dan lain-lain. Lalu sesudah itu melalui jalur PBB baru memperjuangkan hak-hak yang seharusnya. Dalam kasus Palestina ini, begitu menurut pendapat saya, tapi itu tidak akan pernah bisa terwujud jika doktrin "lenyapkan Israel atau Yahudi" tidak dihilangkan. Dan cara militan tidak akan mendamaikan mereka yang sedang berperang, bahkan di negara manapun seandainya itu terjadi. (SPMC SW, Juli 2014)
.
(Judul awal Artikel ini : "Israel Jumawa, Palestina Kebangetan, Aku Sotoy")
----------------------
.
Catatan:
Beberapa tahun yang lalu saya pernah jadi pencetus penggalangan dana untuk Palestina, walau lingkupnya sangat kecil, kalau ada pembaca yang kebetulan masih ingat dan ikut berpartisipasi, apa kabar kalian semua? Maaf kalau pembaca yang lain menganggap ini "riya", walau sebetulnya bukan itu maksud saya, karena saya sebetulnya sudah melupakan kronologi-nya, tahun berapa tepatnya, termasuk berapa banyak nominal yang sempat kami kumpulkan. Siapa tahu artikel ini sensi menurut beberapa orang, bukan tidak mungkin akan menuai caci-maki. Itulah sebab saya memasang bumper setidaknya supaya tahu posisi saya ada dimana. Wasallam... (SW)
(Apakah artikel ini harus saya hapus? Kalau banyak yang menghendaki .... apa boleh buat ....)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H