Mohon tunggu...
Suhinar
Suhinar Mohon Tunggu... Buruh - Penulis web listrik-praktis

Suhinar adalah Penulis dan Blog owner dari web listrik-praktis.com yang punya semangat menebarkan manfaat lebih luas tentang ilmu kelistrikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Waspada! Bahaya Listrik di Atap Baja Ringan

15 Januari 2020   10:57 Diperbarui: 15 Januari 2020   11:23 7590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel ini saya kutip langsung dari blog pribadi saya listrik-praktis.com yang saya share ulang di media ini karena sangat penting sebagai edukasi untuk masyarakat umum. Mudah-mudahan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas yang masih awam terhadap bahaya listrik.

Baru-baru ini bulan Januari 2020 sangat viral diberita dan media sosial tentang peristiwa meninggalnya seseorang karena tersengat listrik atau kesetrum di plafon dengan konstruksi baja ringan. 

Infonya sang korban sedang membetulkan instalasi listrik, kemudian terdengar teriakan korban dan korban dievakuasi sudah tak bernyawa. Videonya menyebar dengan cepat dan beberapa solusi pun mulai bertebaran baik dari para ahli maupun dari non ahli.

Dikutip dari berita online TribunBatam.id dengan judul "Viral di Batam Pria Tewas Kesetrum Listrik di Baja Ringan, Terungkap Lokasi kejadiannya", terdapat isi pesan yang menyertai video orang kesetrum di plafon rangka baja tersebut dengan isi pesan sebagai berikut:

"Hati2 yang rumahnya pake baja ringan karena sudah terbiasa membetulkan kabel listrik di rumah dengan konstruksi kayu, lupa ketika rumah yang akan diperbaikinya baja ringan. Artinya jika ada tikus yang merusak kabel dan nempel dikonstruksi baja ringan maka seluruh konstruksi tersebut sudah dialiri listrik. Naik ke langit-langit, dengan ceria, ringan hati. Tiba-tiba terdengar suara lirih: Allahu Akbar. Setelah itu sunyi, dan tidak turun-turun. Barulah teman-teman yang lain sadar. Teman tersebut sudah meninggal. Kalau seluruh konstruksi baja ringan, maka seluruh baja yang terkait pasti dialiri listrik, mau ke kanan mau ke kiri, mau ke atas mau ke bawah seluruhnya berlistrik." 

Saya sangat mengapresiasi solusi yang ada yaitu secara garis besarnya adalah tentang pentingnya sistem Arde atau pembumian untuk konstruksi baja ringan tersebut sebagai faktor pengaman. 

Listrik-praktis.com punya analisa tersendiri mengenai kejadian ini dimana analisa ini seyogyanga merumuskan solusi yang lebih efektif dan tepat sasaran untuk menghindari peristiwa serupa terjadi.

Sebelum saya menganalisa lebih jauh secara teknis tentang kejadian orang kesetrum di plafon baja ringan tersebut, sangat baik jika saya jelaskan konsep kesetrum dari sisi keilmuan listrik agar solusi dan metodologi yang nanti ditawarkan bisa dipahami dan relevan menghindari kejadian serupa terjadi.

Konsep Kesetrum

Kesetrum adalah sebuah fenomena dimana mengalirnya arus listrik pada bagian tubuh manusia karena sentuhan langsung atau tidak langsung dengan polaritas listrik yang bertegangan. 

Hal ini akan terjadi jika (ini sangat penting untuk dipahami loh...) orang sebagai objek yang kesetrum merupakan bagian dari loop tertutup terhadap rangkaian listrik tersebut. Maksudnya ????

Saya tahu... banyak dari anda masih tidak paham dengan pernyataan "loop tertutup" kan? padahal ini adalah keyword penting yang wajib dipahami. Tenang saja, saya jelaskan pelan-pelan ya...

Listrik yang ada dirumah kita memiliki dua polaritas (2 kabel berbeda) yaitu fasa dan netral, meskipun masih ada satu kabel tambahan (opsional) yaitu kabel arde (standar warna kabel: kuning bergaris hijau), saat ini dari PLN sendiri tidak ada fasilitas kabel arde ke konsumen langsung (catat itu!!!).

Silahkan cek di sumber yang masuk KWH rumah anda, pasti ada 2 kabel dari PLN masuk ke KWH. Kalaupun anda menemukan lebih dari 2 kabel dari sumber PLN, bisa dipastikan bahwa rumah tersebut berlangganan listrik 3 phasa (3 phasa ini tidak saya bahas karena konsumen rumah sangat jarang pake sistem 3 phase ini kecuali memang kontrak dayanya besar seperti untuk keperluan home industri, bengkel listrik, dan lain-lain), tapi ini tidak saya jelaskan rinci, yang 2 kabel saja masih belum kelar... he..he..

Ok, kita lanjut ya, dari 2 polaritas listrik diatas cara membedakannya mudah yaitu ada kabel yang nyetrum dan ada kabel yang tidak nyetrum (saya pakai istilah bahasa orang awam ya...). Cara membuktikannya ya pakai tespen, jangan sampai anda coba dengan sentuhan langsung. 

Beli tespen ditoko listrik, harganya sangat murah mulai dari harga 10 ribu pun banyak. Untuk anda kepala rumah tangga baik mengerti listrik ataupun tidak saya rasa sudah mulai wajib punya alat ini deh, sebagai langkah awal demi melindungi nyawa keluarga anda!!! Yang bertegangan atau nyetrum saat ditest pakai tespen, maka tespen harus nyala, yang tidak bertegangan tespen tidak nyala ( Baca aturan pakai alat ya !!!)

Kabel yang nyetrum ini dinamakan fasa dan kabel yang tidak nyetrum dinamakan netral. Istilah orang lapangan ada kabel api, kabel masa, dan lain sebagainya, tapi pada bahasan ini saya membatasi istilah yang banyak tadi dengan istrilah standard ilmu listrik yang ada, yaitu kabel fasa (ada yang menulisnya "phasa") untuk kabel instalasi rumah yang nyetrum, dan kabel netral untuk kabel instalasi rumah yang tidak nyetrum.

Polaritas kabel netral ini identik dengan polaritas grounding, ingat ya "POLARITAS". Apa itu grounding? Ini bagian penting yang wajib anda tahu juga. Grounding adalah sistem pentanahan dengan nilai resistansi yang rendah dan berpolaritas identik dengan netral. 

Atau dalam konsep kesetrum yang akan dibahas ini, grounding ini bisa dianggap mewakili polaritas netral. (Bahasan teknis tentang grounding ideal tidak saya sampaikan disini ya). Yang penting anda pahami adalah sifat grounding identik dengan netral yaitu sama-sama menjadi tempat ditujunya aliran arus listrik yang bersumber dari fasa.

Apa saja media yang bersifat grounding disekitar kita??? tanah, tembok, lantai, rangka beton pada tembok, konduktor yang menempel di lantai, atau segala sesuatu yang sejatinya menempel pada unsur bumi atau tanah tanpa perantara isolator. (saya bicara sifat grounding ya, orang listrik jangan protes dulu !!!)

Kembali ke bahasan "Loop tertutup", apa hubungannya fasa, netral, sifat grounding terhadap loop tertutup sebagai fenomena kesetrum???

Loop tertutup pada prinsip pemanfaatan listrik adalah kondisi bertemunya kabel fasa terhadap kabel netral atau grounding melewati sebuah media konduktor yang memiliki nilai tahanan atau resistansi, sehingga arus listrik mengalir dari fasa menuju netral atau grounding melewati media ini. Contoh media ini adalah lampu, setrika, televisi, mesin cuci, dan sebagainya.

Efek mengalirnya arus listrik dari phasa ke netral melalui media ini adalah media tersebut beroperasi sesuai peruntukannya. Jika medianya lampu, lampu tersebut mengeluarkan cahaya. Jika medianya setrika, setrika tersebut menjadi panas, dan sebagainya.

Lantas bagaimana jika medianya tubuh orang??? Yup, jawaban anda 100% benar, orang tersebut KESETRUM !!!

Bagaimana jika loop tertutup tersebut tanpa media, artinya kabel fasa bertemu langsung kabel netral atau ground? Inilah yang dinamakan fenomena hubung singkat (short circuit). Jika hal ini terjadi MCB dirumah anda sebagai pengaman akan langsung jeglek (trip).

Kembali lagi ke konsep orang kesetrum, kejadian ini akan terjadi karena kondisi berikut ini:

1. Loop tertutup

Loop tertutup yang dimaksud adalah arus fasa mengalir melalui tubuh orang menuju grounding. Apa grounding yang dimaksud? Silahkan baca dan scroll lagi pada paragraf sebelum sebelumnya ...:)

2. Manusia adalah media konduktor 

Beberapa penelitian menyebutkan nilai resistansi manusia ada dikisaran rata-rata 1000 Ohm, silahkan konversi ke hukum Ohm untuk menghitung besarnya arus yang mengalir ditubuh orang yang kesetrum dengan besaran tegangan rumah 220Volt. Eh..tunggu..tunggu... gak perlu dihitung ding, dari pada pusing dan muntah, he,,he.. Pahami saja bahwa media konduktor bisa menghantarkan aliran listrik (pelajaran fisika / ilmu bahan SMP lah...)

3. Sentuhan langsung atau tidak langsung antara tubuh manusia terhadap bagian listrik yang bertegangan (fasa)

Sentuhan langsung artinya bagian tubuh kita langsung menyentuh logam kabel fasa, sedangkan sentuhan tidak langsung adalah ketika tubuh kita menyentuh konduktor yang teraliri arus listrik dari kabel fasa karena adanya arus bocor misalnya.

Dari ketiga kondisi diatas yang paling penting adalah tercapai tidaknya poin 1. Jika poin 1 tidak tercapai, maka fenomena kesetrum tidak akan terjadi. Contoh: Pernah melihat burung kesetrum??? padahal dia sering hinggap dikabel listrik bertegangan loh. 

Yup, jawabannya kondisi loop tertutup tidak tercapai, kaki burung hanya menyentuh bagian bertegangan sedangkan bagian tubuh lainnya tidak ada yang menyentuh ground atau kabel netral. 

kalau kaki burung itu bisa "cangegang" alias menyentuh kabel fasa dan netral secara bersamaan, sudah pasti jadi burung gosong. Jadi hoax jika ada yang berpendapat bahwa kaki burung dilapisi pelindung khusus sehingga tidak kesetrum, itu hanya teori cocok logi saja.

Pernah melihat petugas PLN pegang-pegang kabel listrik tapi tidak kesetrum, padahal kabel listrik tersebut bertegangan??? Yup, karena petugas PLN tersebut sudah mengerti konsep kesetrum dengan cara menghindari tubuhnya kontak langsung dengan ground, memakai sepatu karet misalnya, sehingga kondisi loop tertutup tidak tercapai. Jadi bukan karena orang PLN tersebut berasal dari Banten yang sakti dan kebal dengan apapun, he..he..

Pernah lihat kuntilanak kesetrum??? Yup, karena kuntilanak tidak napak ke bumi atau ground alias melayang sehingga kondisi loop tertutup tidak terpenuhi... (Intermezo... jangan ngegas bro...:))

Dari uraian ini ada ilmu baru yang bisa anda kuasai yaitu jika anda tidak mau kesetrum, kondisikan tubuh anda tidak kontak dengan grounding saat berinteraksi dengan kabel fasa, atau sebaliknya tidak kontak langsung dengan kabel fasa saat tubuh kita bersentuhan dengan grounding. Ini adalah salah satu solusi terhindar dari kesetrum, tentunya diantara beberapa solusi lain yang akan saya bahas di artikel ini.

Orang Kesetrum di plafon baja ringan, kenapa?

Dari bahasan yang sudah diuraikan diatas seharusnya anda sudah mulai faham kenapa alasan orang kesetrum di plafon baja ringan? Satu alasan teknis dan pasti adalah orang tersebut menjadi bagian loop tertutup dari rangkaian listrik. Sampe sini paham khan ??? (saya anggap paham ya, karena saya yakin anda pembaca yang cerdas memahami konsep kesetrum diatas ..:))

Dengan tetap menghormati hasil investigasi pihak yang berwajib dan berkompeten dengan kasus ini, mari kita coba analisa (untuk pembelajaran kita masing-masing) berdasarkan kronologis peristiwa yang terjadi pada kejadian yang sempat viral yaitu meninggalnya orang di plafon baja ringan saat membetulkan listrik.

Poin penting dari kronologis diatas adalah si korban sudah berada diatap baja ringan sebelum peristiwa kesetrum yang ditandai suara teriakan terjadi. 

Artinya jika analisanya adalah karena arus bocor yang mengenai plafon baja ringan yang menyebabkan orang tersebut kesetrum, analisa itu kurang tepat, karena saat naik dan berpindah posisi dari tangga bersentuhan dengan atap baja ringan, orang tersebut sama sekali tidak tersengat listrik. 

Jadi penyebabnya adalah sentuhan langsung antara korban dengan bagian komponen listrik atau logam kabel yang bertegangan saat orang tersebut membetulkan instalasi listrik. Mudah-mudahan anda sepaham dengan pendapat saya ini.

Dari kasus ini bisa kita petik beberapa pelajaran berharga yang bisa sharing ke sanak saudara sebagai wujud kepedulian dan rasa kasih sayang terhadap sesama, karena bisa saja kasus berulang dengan tokoh yang berbeda jika kita gagal paham dengan pristiwa ini dan tidak paham dengan solusi yang tepat dan efektif versi blog listrik-praktis.com.

Beberapa pendapat dari pakar listrik ada yang menjelaskan bahwa untuk keamanan semua rangka baja agar dihubungkan dengan grounding yang baik agar saat terjadi indikasi kebocoran listrik ke plafon, MCB pengaman di rumah akan jeglek sebagai indikasi ada hubung singkat diatap. Saya sepakat dengan pendapat ini (pakar dilawan..!!!)

Tapi tahukah anda peristiwa kesetrum di atap baja ringan yang saya bahas diatas justru karena atap baja ringan tersebut sudah bersifat ground? Ini memang kontradiktif, tapi saya bisa menjelaskan dengan kaidah ilmu listrik yang relevan. Pada bahasan ini saya bisa menyatakan bahwa:

"Sifat grounding pada atap baja ringan justru bisa menjadi faktor pendukung atau salahsatu penyebab (bukan solusi) kecelakaan kesetrum orang yang sedang berada di plafon baja ringan." 

Saya akan pertanggungjawabkan pernyataan ini. Baca terus ya, jangan setengah-setengah agar clear permasalahan ini.

Untuk solusi para pakar listrik yang menyebutkan bahwa: "Membuat sistem grounding yang baik untuk atap baja ringan adalah solusi untuk melindungi dari kecelakaan kesetrum akibat arus bocor", saya 100% sepakat, sekali lagi SE PA KAT!!!

Untuk kasus orang yang kesetrum saat membetulkan listrik di plafon rangka baja pada kasus diatas, meskipun katakanlah sistem grounding pada plafon rangka baja tersebut sudah sangat sangat ideal sekali, maka kejadian kesetrum diatap rangka baja yang memakan korban jiwa seperti kasus diatas tetap saja bisa terjadi. Alasannya adalah TAKDIR, itu yang pasti... :). Tetapi alasan teknisnya adalah sebagai berikut:

Kerangka atap baja ringan yang sudah ter grounding dengan baik ataupun hanya menempel pada struktur beton bangunan saja tanpa ada sistem grounding dipersyaratkan di SNI (PUIL), maka ketahuilah bahwa seluruh rangka baja pada atap tersebut adalah bersifat atau berpolaritas sebagai grounding. Ingat pernyataan saya diatas bahwa "sifat grounding identik dengan netral yaitu sama-sama menjadi tempat ditujunya aliran arus listrik yang bersumber dari fasa".

Oleh sebab itu maka ketika orang akan membetulkan instalasi listrik diatas plafon rangka baja maka ketahuilah tubuh anda sudah bersifat grounding karena berada dan bersentuhan langsung dengan rangka baja ringan tersebut. 

Tinggal sedikit saja sentuhan langsung dengan logam fasa yang bertegangan, maka tubuh anda sudah pada posisi standby dialiri arus listrik. Inilah yang terjadi pada kasus diatas, dan inilah pertanggungjawaban saya dengan pernyataan saya diatas bahwa 

"Sifat grounding pada atap baja ringan justru bisa menjadi faktor pendukung atau salahsatu penyebab (bukan solusi) kecelakaan kesetrum orang yang sedang berada di plafon baja ringan."

Lalu apa yang harus dilakukan untuk menghindari kecelakaan serupa karena kesetrum diatap baja ringan? ganti atap? ganti rumah? atau apaaaa ????

Berikut saya paparkan solusi-solusi yang efektif dan bisa anda jadikan acuan sebagai standar keselamatan ketenagalistrikan ketika anda membangun atau memiliki rumah dengan atap rangka baja.

1. Instalasi kabel listrik diatas atap rangka baja harus dilakukan didalam pipa instalasi yang bersifat isolator (contoh pvc)

Hal ini dilakukan untuk menghindari / meminimalisir bahaya kebocoran arus listrik karena gigitan tikus dan sebagainya. Solusi ini cocok buat anda yang terlanjur memiliki atap plafon rangka baja dengan instalasi kabel menopang pada rangka baja tersebut.

2. Setiap atap rangka baja ringan harus dilakukan sistem grounding yang baik

Sistem grounding yang baik menurut SNI (PUIL) memiliki tahanan pentanahan dibawah 5 Ohm. Ini adalah solusi penting untuk menghindari bahaya listrik karena arus bocor pada plafon rangka baja ringan, karena (ijinkan saya recall kembali bahasan diatas, resiko artikel panjang ya begini nih ..hiks..) saat terjadi arus bocor pada rangka baja ringan yang memiliki sistem grounding yang baik, maka MCB pada instalasi rumah anda akan segera jeglek atau trip sebagai indikasi terjadinya short circuit karena sifat grounding yang identik dengan penghantar netral, sehingga anda bisa melakukan perbaikan lebih lanjut. (Panggil orang yang memiliki kompetensi listrik yang baik ya)

Penting diingat ya, waspadalah !!! WASPADALAH !! ketika rangka baja sudah bersifat grounding, anda harus extra hati-hati saat memperbaiki instalasi diatas atap rangka baja, karena potensi anda membuat loop tertutup saat menyentuh bagian listrik bertegangan sangatlah tinggi kemungkinannya karena anda dikelilingi logam rangka baja yang bersifat grounding. Kasus diatas cukup jadi pelajaran berharga buat kita.

3. Instalasi kabel atap rangka baja dilakukan dibawah rangka baja tanpa interaksi langsung antara kabel dan rangka baja tersebut.

Ini adalah solusi ideal bagi anda yang kebetulan sedang dalam tahap membangun rumah. Di tempat tinggal saya, solusi ini yang saya terapkan yaitu dibawah rangka baja diberikan jarak sekitar 20cm untuk plafon penutup atau langit-langit.

Di plafon itulah pergelaran kabel-kabel instalasi dilakukan sehingga saya tidak terlalu khawatir dengan isu arus bocor listrik ataupun saya bisa sangat tenang saat interaksi bersentuhan dengan logam rangka baja ketika benerin genteng, he..he.. (maklum, lagi musim hujan nih...)

4. Pasang ELCB atau RCBO

Untuk bahasan ini silahkan anda baca artikel saya yang lain di blog listrik-praktis.com tentang "cara instalasi ELCB" dan "cara instalasi RCBO".

Resikonya jika anda menerapkan solusi ini sedangkan instalasi anda tidak baik atau sudah rentan usia, ELCB atau RCBO ini akan sensitif mendeteksi ketidak beresan instalasi dirumah anda karena adanya arus bocor yang besarnya disetting 30mA. Trap trip terus ELCB dan RCBO ini bisa menjadi anda jengkel, jadi siapkan instalasi yang baik untuk menerapkan solusi ini.

Aplikasi ELCB dan RCBO sangat efektif melindungi keluarga kita dari bahaya tersengat listrik. Sangat...sangat... efektif.

5. Lakukan setiap perbaikan listrik oleh orang yang berkompeten.

Orang yang berkompeten adalah orang yang paham tentang ketenagalistrikan serta paham juga tentang aspek keselamatan kerja ketenagalistrikan, mulai dari alat kerja, alat pelindung diri serta prosedur kerja yang baik. Untuk langkah keselamatan kerja ketenagalistrikan saya punya sedikit referensi diartikel saya di blog listrik-praktis.com yaitu tentang "5 langkah keselamatan ketenagalistrikan". Silahkan berkunjung ...:)

6. Gunakan material instalasi yang berkualitas

Pakailah jenis kabel dengan kualitas isolasi yang baik, luas penampang kabel sesuai dengan kapasitasnya. Untuk produk di indonesia pastikan terstandarisasi SNI pada setiap material listrik anda.

Solusi-solusi lain silahkan anda mencari referensi lain. Semoga solusi yang saya tawarkan diatas bisa menjadi masukan untuk kehidupan dan keamanan sanak dan keluarga kita yang pada zaman ini interaksi dengan listrik secara langsung ataupun tidak langsung menjadi tuntutan khusus. Mari kita ciptakan listrik yang aman dan ramah untuk lingkungan sekitar kita.

Silahkan share jika artikel ini bisa memberikan banyak manfaat untuk yang lain dan bisa menjadi perantara menyelamatkan nyawa-nyawa orang diluar sana.

Terimakasih.

Penulis artikel memiliki lisensi Ahli K3 bidang Kelistrikan dari kementrian ketenagakerjaan RI.

Cek "tentang penulis" pada template blog listrik-praktis.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun