Mohon tunggu...
Suherni
Suherni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sekolah Bisnis IPB University

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Discovering Batik Patalunan Cirebon, Batik Inovatif Karya Pemuda Talun

26 Juli 2022   14:04 Diperbarui: 26 Juli 2022   14:31 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motif Sarang Manuk Manyar. Gambar: Saung Bagus Daya/dok.pribadi

Indonesia terkenal akan keberagaman budaya dan keseniannya. Tidak akan ada habisnya jika berbicara mengenai kebudayaan Indonesia yang kaya. Batik merupakan salah satu seni rupa Indonesia yang sudah sangat terkenal, tidak hanya di kancah nasional tetapi juga internasional. Nilai seni tinggi yang dimiliki oleh batik memberikan potensi yang besar bagi Indonesia ditambah telah menjadi warisan budaya dunia. Ciri khas dari batik adalah memiliki beragam corak dan warna, serta corak tersebut terletak di kain. Beberapa contoh batik Indonesia yang sudah terkenal yaitu Batik Parang Rusak Solo, Batik Sidomukti, Batik Mega Mendung, dan masih banyak lagi.

Cirebon merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki batik khas yang mencirikan daerah tersebut. Batik tersebut adalah Batik Mega Mendung. Batik ini dicirikan dengan gambar awan yang melambangkan cuaca yang sedang sejuk atau adem. Selain Mega Mendung, Cirebon ternyata juga memiliki batik lain yaitu Batik Patalunan. Batik ini lebih tepatnya berasal dari Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang menjadi lokasi Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Cirebon-07 IPB University 2022. Komunitas dibalik adanya Batik Patalunan adalah komunitas dari Sanggar Seni Saung Bagus Daya dan mereka sudah menginisiasi Batik Patalunan sejak tahun 2021.

Hofifah bersama Affandy, Suherni, Btari, Shinta, Syahida, Tegar, dan Khairut menyadari potensi besar dari batik yang masih tergolong baru ini. Dalam misi untuk lebih memperkenalkan Batik Patalunan ke masyarakat luas, Tim KKN-T Cirebon-07 berkunjung ke Sanggar Seni Saung Bagus Daya untuk mempelajari lebih jauh mengenai Batik Patalunan.

“Batik ini masih tergolong baru, sekitar tahun 2021. Alasan kenapa dibuat Batik Patalunan karena kawasan Talun belum memiliki ikon yang khas untuk membedakannya dengan daerah lain,” tutur Filsa, salah satu inisiator Batik Patalunan pada Kamis (14/7/2022).

Motif dari Batik Patalunan tergolong unik dan cukup berbeda dari batik biasanya. Terdapat beberapa motif yang berbeda dalam Batik Patalunan dan memiliki maknanya tersendiri. Secara keseluruhan, motif pada Batik Patalunan menggambarkan kehidupan di daerah Tegal Patalunan pada zaman dahulu.

Lalu, apa saja motif yang terdapat pada Batik Patalunan?

1.    Motif Kebo Dongkol Karone

Motif Kebo Bule Dongkol. Gambar: Saung Bagus Daya/dok.pribadi
Motif Kebo Bule Dongkol. Gambar: Saung Bagus Daya/dok.pribadi

Kebo dongkol karone atau kebo bule merupakan kerbau yang cukup berbeda dari kebanyakan kerbau pada umumnya. Kebo dongkol karone aslinya memiliki warna merah muda keabuan. Ilustrasi Kebo dongkol karone menggambarkan hewan peliharaan dari Aki Lebar dan Nini Lebar. Mereka adalah bagian dari sejarah adanya daerah Talun. Ciri khas lain dari kerbau ini adalah memiliki tanduk yang mengarah ke bawah menutupi telinga. Makna dari posisi tanduk ini adalah dalam kehidupan tidak boleh mendengarkan hal yang buruk agar hidup bisa berjalan dengan tenang dan tentram.

2. Motif Sarang Manuk Manyar

Motif Sarang Manuk Manyar. Gambar: Saung Bagus Daya/dok.pribadi
Motif Sarang Manuk Manyar. Gambar: Saung Bagus Daya/dok.pribadi

Manuk manyar atau burung manyar adalah salah satu burung yang banyak ditemui di daerah Patalunan khususnya pada zaman dahulu. Oleh karena itu pada zaman dahulu banyak terdapat sarang manuk manyar yang menjadi inspirasi motif Batik Patalunan.

3. Motif Wiwitan Jati atau Pohon Jati

Motif Pohon Jati atau Wiwitan Jati. Gambar: Saung Bagus Daya/dok.pribadi
Motif Pohon Jati atau Wiwitan Jati. Gambar: Saung Bagus Daya/dok.pribadi

Selain sarang manuk manyar, wiwitan jati atau pohon jati banyak ditemukan di daerah Talun. Oleh karena itu pohon ini menjadi salah satu motif khusus dalam Batik Patalunan.

Batik Patalunan memiliki beberapa jenis batik berdasarkan dari cara pembuatannya. Cara pembuatannya pun tidak berbeda dari batik pada umumnya.

“Teknik pembuatan Batik Patalunan itu disesuaikan dengan kebutuhan peminatnya, ada print, cap, dan tulis,” tutur Firsa.

“Kalau dari penjualannya, kami masih menjual dalam bentuk kain dan masih melihat peluang serta pangsa pasar yang pas untuk kami masuki,” sambungnya.

Harapan besar disampaikan oleh Filsa kepada generasi muda penerus bangsa.

“Kami memiliki harapan besar terutama kepada para generasi muda agar memiliki semangat tinggi dalam melestarikan budaya khususnya Batik Patalunan. Batik ini memiliki potensi yang sangat besar di masa mendatang, maka sangat perlu untuk dikembangkan,” ucap Filsa.

Informasi terkait Batik Patalunan dapat diakses lebih lanjut melalui Instagram resmi Sanggar Seni Saung Bagus Daya @saungbagusdaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun