Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Politik Pasca Pilkada Serentak

13 Desember 2020   15:33 Diperbarui: 13 Desember 2020   15:35 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: news.detik.com

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa selama ini, banyak sekali Kepala-Kepala Daerah yang terjerat kasus korupsi. Padahal, gaji mereka setiap bulannya sangat besar. Mereka tidak pernah puas dengan gaji gede tersebut. Kerakusan akan uang dan kekuasaan justru merusak moral dan akal sehat para pemimpin.

Pekerjaan rumah pemimpin terpilih

Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemimpin-pemimpin yang terpilih selama lima tahun ke depan. Misalnya bagaimana memudahkan pelayanan publik, seperti pelayanan pendidikan, pelayanan peradilan, pelayanan pasar, pelayanan kelalulintasan, dan pelayanan lainnya. Selama ini, pelayanan-pelayanan publik seperti itu masih rumit dan berbelit-belit.

Di samping itu, pemimpin-pemimpin terpilih juga harus melakukan terobosan-terpbosan baru, yang arah dan tujuannya hanya dan untuk kesejahteraan masyarakat, dan bukan untuk kesejahteraan keluarga dan golongan-golongan tertentu.

Untuk itu, visi-misi yang sudah dibuat dengan sangat rapi harus segera diimplementasikan setelah mereka dilantik menjadi pejabat yang sah secara hukum. Jangan sampai visi-misi tersebut hanya dijadikan sebagai pajangan di rumah-rumah jabatan.

Sebab, masyarat akan selalu menilai dan menagi janji-janji yang selama kampanye diungkapkan secara lantang. Masyarakat sudah muak dengan janji-janji manis para pemimpin selama ini. Oleh karena, pemimpin baru, harus mampu meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak salah dalam memilih pemimpin.

Masyarakat begitu antusias untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (PTS) meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir. Menurut perkiraan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, tingkat partisipasi pemilih dalam pemungutan suara Pilkada 2020 sekitar 60-70  persen (CNNIndonesia, 10/12/2020). Tingkat partisipasi ini tergolong cukup baik karena Pilkada ini diselenggarakan di tengah pandemi.

Antusiasme masyarat tersebut mestinya dibayar tuntas oleh para pemimpin terpilih. Maksudnya, kerinduan masyarakat akan adanya perubahan harus segera diwujudkan oleh pemimpin-pemimpin terpilih.

Jangan sampai masyarakat hanya dijadikan sebagai alat dan sarana dalam meraih kekuasaan. Masyarakat hanya dimanfaatkan ketika Pilkada. Setelah Pilkada selesai, masyarakat dibiarkan menderita dan tak tak berdaya.

Sedang pemimpin terpilih melaju dengan cepat bersama cukong-cukong politik dan pengusaha-pengusaha besar yang memberikan sumbangan yang begitu besar selama masa kampanye.

Akhirnya, saya menyampaikan selamat dan proficiat kepada para pemimpin terpilih. Selamat juga buat masyarakat pemilih yang telah berjuang untuk datang ke TPS untuk menggunakan haknya dalam berdemokrasi. Semoga Pikada serentak membawa perubahan yang juga serentak terjadi di 270 daerah yang mengadakan Pilkada di tahun 2020. SEMOGA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun