Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Kesulitan Pembelajaran Daring dan Luring serta Solusinya

10 Juli 2020   00:34 Diperbarui: 21 Mei 2021   03:23 42350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesulitan dalam pembelajaran daring (Sumber gambar:Ilo.org)

Pemerintah masih menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada semester pertama tahun ajaran 2020/2021. Hal ini disebabkan masih tingginya grafik kenaikan jumlah korban Covid-19.

Pembelajaran jarak jauh ini memakai sistem Daring dan Luring. Terutama untuk daerah-daerah yang masih berzona merah. Misalnya di Depok, tempat di mana saya mengajar.

Saya kira pembaca sudah tahu apa itu sistem pembelajaran Daring dan Luring? Pembelajaran Daring (dalam jaringan) artinya proses pembelajaran atau tatap muka antara pengajar dengan peserta didik yang dilaksanakan secara online.

Pembelajaran sistem Daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom. Sedang pembelajaran Luring (luar jaringan) artinya pembelajaran dengan memakai media, seperti televisi dan radio.

Baca juga : Optimalisasi Penggunaan E-Raport dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di SMP Negeri 2 Kota Bekasi

Kedua sistem pembelajaran ini mau tidak mau harus tetap dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Sebab, tidak mungkin peserta didik dibiarkan libur panjang hingga coronavirus pergi. Lagi pula, kita tidak tahu kapan corona pergi dari negeri ini.

Setidaknya ada 3 kesulitan yang saya temukan dalam pembelajaran sistem Daring dan Luring antara lain:

Pertama, jaringan internet yang lemot. Sistem pembelajaran Daring dan Luring dapat berjalan efektif jika jaringan internetnya bagus. Sebaliknya, ketika jaringan internetnya jelek/buruk, maka secara otomatis proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) online pasti terhambat.  

Belum lagi ada peserta didik yang membuat alasan yang mengada-ada. Artinya, banyak juga peserta didik yang mengatasmanakan jaringan jelek lalu mengurung niatnya mengikuti kegiatan pembelajaran online. Hal ini sangat mungkin terjadi. Apalagi Kepala Sekolah dan guru-guru tidak dapat mengontrol secara langsung keberadaan mereka di rumah.

Kedua, kuota internet terbatas. Orang tua yang terkena dampak Covid -19 pasti akan kesulitan untuk membeli kuota internet. Terutama orang tua yang secara ekonomi tidak memadai. Hal ini perlu dipikirkan secara matang oleh pihak sekolah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kasihan juga orang tua. Mereka sudah terbebani karena di-PHK oleh perusahaan, ditimpal lagi oleh beban keharusan membeli kuota internet.

Ketiga, KBM tidak efektif. Sistem pembelajaran Daring dan Luring tentu tidak seefektif pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Misalnya pengurangan jam mengajar. Guru-guru yang biasanya mengajar 4 jam di sekolah, terpaksa hanya mengajar selama satu jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun