Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Fungsi Agama bagi Kehidupan Bermasyarakat

16 Mei 2020   12:29 Diperbarui: 16 Mei 2020   13:28 26695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, OFM Cap bersama tokoh umat beragama (Sumber: Komsoskam.com)

Dalam perayaan sakramen-sakramen ini terjadilah perjumpaan yang mesra antara Tuhan dan manusia. Singkatnya, melalui lambang-lambang yang ada di dalam setiap agama, manusia dapat memperoleh apa yang diinginkannya, seperti persatuan dengan Tuhan, pembebasan dan penyucian diri.

Penyucian diri dilihat sebagai kebutuhan mendasar dari semua manusia. Hal ini bertolak dari sikap manusia yang seringkali melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari apa yang diajarkan dalam agamanya. Tindakan menyimpang merusak hubungan antara manusia dengan Tuhan. Kesadaran akan kesalahan dalam diri individu bersatu menjadi kesadaran kolektif yang hidup dalam lingkungan masyarakat, dan tindak lanjut dari upaya untuk menghapus kesalahan itu menjadi kebutuhan seluruh anggota masyarakat.

Hal tersebut sangat terbukti dari adanya upacara-upacara keagamaan untuk membebaskan diri dari segala bentuk kesalahan yang dilakukan oleh masyarakat, misalnya di dalam agama Kristiani diadakan upacara pemberian sakramen pertobatan, di dalam agama Islam  disediakan momen khusus untuk berpuasa, dan lain sebagainya. Semua kegiatan itu dihayati sebagai cara untuk mencapai keselamatan yang didambakan oleh semua manusia.

Ketiga, Fungsi Memupuk  Persaudaraan

Agama bersifat universal dan penganutnya terdapat dimana-mana di berbagai belahan dunia ini. Para penganut agama ini tentunya berasal dari latar belakang budaya, ras, suku, pekerjaan, status sosial, warna kulit dan golongan yang berbeda. Perbedaan dilihat sebagai kekayaan dan melalui agama semua perbedaan ini dapat disatukan dengan melakukanan hubungan horinzontal yang sangat erat.

Mungkin ada banyak orang yang menolak bahwa agama memiliki peran untuk memupuk persaudaraan. Penyangkalan mereka bertolak dari realita bahwa begitu banyak kekerasan, permusuhan yang terjadi di dunia ini karena masalah agama. Misalnya adanya pembakaran rumah-rumah ibadat, pembakaran rumah sakit dan sederetan masalah-masalah sosial lainnya yang seringkali terjadi selama ini. Hemat penulis, perspektif seperti ini perlu diubah dan kurang objektif, karena berat sebelah. Mereka hanya melihat hal-hal negatifnya saja, seakan-akan kehidupan di dunia ini hanya diisi oleh permusuhan dan tidak pernah ada kedamaian di dalamnya.

Padahal masihnya banyak orang yang tetap mengalami kedamaian dalam hidupnya. Ambil contoh di Indonesia seringkali diadakan seminar-seminar yang bertemakan dialog antaragama dan masih banyak masyarakat yang dapat menjalin hubungan yang harmonis antar umat yang berbeda agama.

Contoh-contoh tersebut itu menunjukkan bahwa selain berfungsi untuk menyelamatkan manusia, agama juga memiliki fungsi untuk memupuk rasa persaudaraan antara masyarakat Indonesia yang sangat pluralis. Melalui agama, masyakat membongkar tali perbedaan itu dan menggantikannya dengan tali persaudaraan. Masyarakat melihat orang lain khususnya umat yang berbeda agama sebagai saudara yang patut dihargai dan dihormati layaknya menghormati keluarganya sendiri.

Secara umum, penulis melihat bahwa manusia mendambakan persaudaraan dan perdamaian. Hal ini tidak perlu dibuktikan secara sosiologis karena pada dasarnya dunia tidak menginginkan perpecahan atau permusuhan melainkan persatuan dan perdamaian. Banyak usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan persatuan dan kedamaian itu. Tetapi hasilnya tidak selalu memuaskan karena manusia memiliki keinginan yang berbeda-beda. Ada orang yang meinginkan perdamaian dan ada juga orang yang menginginkan perpecahan. Ada juga orang yang melihat agamanya sebagai agama yang paling benar dan melihat agama yang lain tidak benar. Inilah  salah satu faktor yang  menyebabkan munculnya konfilk antara agama selama ini.

Keempat, Fungsi Transformatif

Kata transformatif berasal dari bahasa latin "Transformare", artinya mengubah bentuk. Jadi fungsi transformatif (yang dilakukan kepada agama) berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru [Sumber 2]. Dalam pengertian ini masyarakat menggantikan nilai-nilai kehidupan lama dan menanamkan nilai-nilai baru. Misalnya masyakat primitif yang sejak lama terbentuk dalam budaya yang menganut kepercayaan animisme, yakni percaya terhadap makhluk halus atau roh yang mana mereka perpandangan bahwa benda-benda seperti pohon-pohon, gua atau batu besar memiliki kekuatan-kekutan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun