Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau ke Surga atau Neraka?

11 Mei 2020   21:30 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:19 6123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Surga dan Neraka (Sumber: faktakah.com)

Dalam kehidupan beragama, kita sering mendengar tentang Surga dan Neraka. Kedua kata tersebut, Surga-Neraka tertanam kuat di dalam diri setiap umat beragama sejak masih kecil. 

Surga dapat diartikan sebagai hadiah terindah bagi umat beragama yang selama berziarah di bumi selalu berbuat baik pada sesama dan lingkungan ciptaan.

Sementara, neraka secara sederhana dapat didefinisikan sebagai hukuman yang layak bagi siapa saja yang berdasarkan kehendak bebasnya melakukan sesuatu secara bebas tanpa memikirkan konsekuensinya bagi sesama. Singkatnya, neraga adalah hukuman bagi para penjahat.

Barangkali dalam kehidupan berbangsa Surga-Neraka seperti hukum atau aturan. Barang siapa yang melanggar hukum akan dihukum. Dan barang siapa yang hidupnya sesuai dengan hukum yang berlaku dia tidak akan dihukum. 

Baca juga : Tak Hanya soal Surga dan Neraka, Berislam Itu Bergembira!

Akan tetapi, antara hukum dengan Surga-Negara tidak dapat disamaartikan begitu saja. Sebab, berbicara tentang Surga-Neraka tidak akan pernah dibahas secara tuntas oleh akal budi manusia.

Apa Pentingnya Surga?

Di Surga kita dapat berjumpa lagi dengan Allah yang mengutus kita ke dunia. Surga memungkin umat beragama untuk selalu berbuat baik, peduli terhadap orang-orang yang miskin dan terpinggirkan, bertanggungjawab terhadap kehidupan sendiri dan orang lain. 

Surga juga mendorong umat beragama untuk beribadah entah secara pribadi maupun secara bersama-sama di tempat-tempat ibadah. Dengan berdoa atau beribadah, kita dapat membangun relasi vertikal dengan Allah sendiri.

Namun, perlu diingat bahwa ada tiga unsur penting yang terkandung dalam doa. Pertama, bersyukur. Kita bersyukur bahwa Allah selalu memberikan nafas kehidupan secara cuma-cuma kepada kita. 

Baca juga : Surga dan Neraka Versi Dua Band Heavy Metal Legendaris

Allah tidak pernah menuntut imbalan atas kehidupan yang dianugerahkan-Nya.  Bukan hanya nafas kehidupan, tetapi segala yang kita butuhkan diberikan secara gratis oleh-Nya.

Kedua, Pujian. Dalam doa, kita memuji Allah yang Mahabaik. Dia adalah Allah yang baik, paling baik dan seluruhnya baik. Segala kebaikan bersumber dari pada-Nya. Karena kebaikan-Nya, kita selalu memuji dan memulikan Dia setiap waktu, kapan dan dimana pun kita berada. 

Ketiga, Permohonan. Selain bersyukur dan pujian, ada unsur yang terakhir, yakni permohonan. Dalam doa, kita memohon dan meminta apa yang menjadi kerinduan hati kita yang paling dalam.

Kita bisa meminta agar segala persoalan dalam hidup dapat teratasi. Kita meminita agar mendapat rejeki yang berlimpah. Singkatnya, segala sesuatu bisa kita minta kepada-Nya. 

Baca juga : Ternyata Surga dan Neraka Sama-sama Menyeramkan bagi Pengidap Fobia Ini

Seperti yang dilukiskan dalam Alkitab, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukan bagimu" (Matius 7: 7).

Apakah pentingnya neraka?

Neraka juga penting. Neraka memungkinkan umat beragama untuk takut akan Allah. Takut akan Allah sama halnya dengan takut terhadap dosa dan kejahatan. 

Kita takut berbuat dosa karena Allah nantinya akan membuang kita ke neraka. Neraka identik dengan tempat yang sangat menakutkan. Tempat penyiksaan di alam akhirat.

Di neraka para penjahat disiksa secara kejam dan dibakar di api abadi. Tak ada hakim di sana yang dapat membela kita secara mati-matian. Tak terdengar pula seruan-seruan pembelaan dari luar dinding neraka. 

Yang ada hanya penyiksaan. Yang ada hanya tangisan, ratap dan gertak gigi. Karena itu, mulailah memilih dari sekarang, mau ke Surga atau ke Neraka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun