Kita Sudah menjalankan roda kehidupan di tahun 2020 selama kurang lebih 4 bulan. Dalam kurun waktu tersebut sudah banyak hal yang telah kita lakukan.
Barangkali pembaca sudah puas karena harapan dan resolusi yang pernah didaraskan di awal tahun, sebagian sudah tercapai. Namun, penulis yakin bahwa di luar sana banyak orang yang gundah dan galau karena belum mendapat apa-apa di tahun ini.
Apalagi dengan adanya pandemi global Covid-19 ini, semua rencana dan niat-niat baik seperti: Â rencana tour keluarga negeri bersama keluarga, mengunjungi tempat-tempat wisata, rencana pernikahan, rencana buka usaha atau apapun itu terpaksa dibatalkan. Pilu. Sungguh pilu.
Dalam tulisan kali ini, penulis ingin menceritakan beberapa kisah pilu yang terjadi di Indonesia di tahun ini. Pertama, Kematian Ashraf Sinclair. Kita ketahui bersama bahwa suami BCL ini meninggal pada Selasa,18 Februari 2020 karena serangan jantung. Kepergiannya meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi para fans, keluarga dan terutama bagi istrinya BCl dan buah hatinya, Noah Sinclair.
Penulis sendiri tidak terlalu mengenal Ashraf secara baik. Bahkan saya mengenalnya ketika dia meninggal dunia. Hal itu pun karena diberitakan melalui portal-portal berita online dan media-media sosial. Namun, perkara mengenal atau tidak bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan. Tetapi kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan yang akan selalu kita kenang.
Kedua, kematian Glenn Fredly. Lima puluh hari setelah kepergian Ashraf, tepatnya pada rabu 8 April 2020, publik tanah air kembali dikagetkan oleh berita kepergian sang artis papan atas, Glenn Fredly. Dia meninggal di usia 44 tahun karena penyakit meningitis (radang selaput otak).
Kembalinya Glenn kepada sang kalik menimbulkan rasa pilu bagi para fans, rekan-rekan artis, sahahabat, kenalan, Â dan terutama bagi istri dan anaknya semata wayang. Penulis sendiri sangat fans dengan Glenn karena suaranya yang sangat memukau.
Ketiga, kematian Elisabet Naus. Elisabet adalah kakak perempuan saya. Dia meninggal pada Jumat, 17 April 2020. Meninggal di usia 44 tahun karena tumor mata. Sebagai adiknya, tentu saja saya sangat berduka atas kepergiannya. Selama bertahun-tahun beliau berjuang melawan tumor ganas di matanya.
Pada akhirnya dia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Sanglah Bali. Elisabet dikenal sebagai ibu rumah tangga yang sangat rajin dan sangat tangguh. Bagaimana tidak, di saat-saat sakin pun dia tetap ke kebun. Sungguh luar bisa. Elisabet pergi meninggalkan suami dan ke-7 anaknya.
Keempat, Kematian Dionisius Prasetyo alias Didi Kempot. Hari ini, Selasa 5 Mei 2020, Indonesia kembali dirundung duka dimana seniman kondang, Didi Kempot meninggal di usia 53 tahun di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo (Akurat.co, Selasa, 5/05/2020). Beliau dijuluki sebagai "Godfather of Broken Heart" karena lagu-lagu yang diciptakannya pada umumnya berkisah tentang kesedihan dan patah hati.
Di samping itu, Didi juga sering dikenal sebagai legenda kebaikan. Sebab, dia sering mengadakan konser untuk beramal. Terakhir dia melakukan konser amal dari rumah dan berhasil mengumpulkan duit sebanyak 7, 5 miliar. Duit tersebut sepenuhnya digunakan untuk membantu masyarakat yang terkena wabah Covid-19.Â
Kisah pilu yang terakhir adalah coronavirus disease 2019 (Covid-19). Hingga hari ini, Virus Corona masih tetap mengancam kehidupan manusia di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Sudah terlalu banyak nyawa yang hilang karena serangan virus ini. Setidaknya sampai hari ini terdapat 11.587 kasus di Indonesia. Rinciannya sebagai berikut: 8.769 dirawat, 864 meninggal dan 1.954 yang sembuh (Kompas.com, 5/5/2020).
Melihat beberapa kisah pilu yang saya dinarasikan di atas, penulis sendiri menyimpulkan bahwa tahun 2020 Â bisa dikatakan sebagai tahun penuh musibah. Mungkin anda beranggapan bahwa kesimpulan itu terlalu dini karena kita belum sampai di penghujung tahun. Silahkan saja. Namun, kita tidak pernah tau tentang hari esok. Apakah masih ada kisah pilu lagi atau tidak? Hidup ini penuh misteri.
Di akhir tulisan ini saya mau mengatakah bahwa hidup ini terlalu singkat. Karena itu pakailah kesempatan dalam hidup untuk berbuat baik. Sebab, segala suatu di bawah kolong langit ini tidak ada yang bersifat kekal dan abadi, kecuali karya amal dan kebaikan-kebaikan kita yang senantiasa diceritakan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Turut berduka atas wafatnya artis legendaris, Didi Kempot. RIP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H