Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beberapa Kisah Pilu di 2020

5 Mei 2020   15:53 Diperbarui: 5 Mei 2020   16:24 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dampak kesedihan bagi individu dan masyarakat (Sumber gambar: Bersamadakwah.net)

Di samping itu, Didi juga sering dikenal sebagai legenda kebaikan. Sebab, dia sering mengadakan konser untuk beramal. Terakhir dia melakukan konser amal dari rumah dan berhasil mengumpulkan duit sebanyak 7, 5 miliar. Duit tersebut sepenuhnya digunakan untuk membantu masyarakat yang terkena wabah Covid-19. 

Kisah pilu yang terakhir adalah coronavirus disease 2019 (Covid-19). Hingga hari ini, Virus Corona masih tetap mengancam kehidupan manusia di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Sudah terlalu banyak nyawa yang hilang karena serangan virus ini. Setidaknya sampai hari ini terdapat 11.587 kasus di Indonesia. Rinciannya sebagai berikut: 8.769 dirawat, 864 meninggal dan 1.954 yang sembuh (Kompas.com, 5/5/2020).

Melihat beberapa kisah pilu yang saya dinarasikan di atas, penulis sendiri menyimpulkan bahwa tahun 2020  bisa dikatakan sebagai tahun penuh musibah. Mungkin anda beranggapan bahwa kesimpulan itu terlalu dini karena kita belum sampai di penghujung tahun. Silahkan saja. Namun, kita tidak pernah tau tentang hari esok. Apakah masih ada kisah pilu lagi atau tidak? Hidup ini penuh misteri.

Di akhir tulisan ini saya mau mengatakah bahwa hidup ini terlalu singkat. Karena itu pakailah kesempatan dalam hidup untuk berbuat baik. Sebab, segala suatu di bawah kolong langit ini tidak ada yang bersifat kekal dan abadi, kecuali karya amal dan kebaikan-kebaikan kita yang senantiasa diceritakan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Turut berduka atas wafatnya artis legendaris, Didi Kempot. RIP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun