2. Transparansi dan Kepercayaan
Blockchain, sebagai teknologi di balik kripto, mencatat semua transaksi secara terbuka dan tidak dapat diubah. Ini memastikan bahwa tidak ada satu pihak pun yang bisa memalsukan atau memanipulasi data.
Analogi: Seperti papan pengumuman di tengah desa yang mencatat semua transaksi warga. Setiap orang bisa melihat dan memastikan tidak ada yang mengubah catatan secara diam-diam, sehingga kepercayaan antarwarga tetap terjaga.
3. Kebebasan Finansial
Tanpa keterlibatan pihak ketiga seperti bank, individu memiliki kendali penuh atas aset mereka sendiri. Hal ini sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di negara dengan sistem keuangan yang tidak stabil atau represif.
Analogi: Bayangkan jika kamu harus meminta izin ke seseorang setiap kali ingin menggunakan uang hasil kerja kerasmu sendiri. Dengan sistem desentralisasi, kamu bebas mengelola uangmu tanpa perlu izin atau batasan dari pihak lain.
4. Efisiensi dan Aksesibilitas
Dengan transaksi peer-to-peer, biaya transfer bisa lebih rendah dan transaksi lebih cepat dibandingkan dengan sistem keuangan tradisional yang membutuhkan perantara.
Analogi: Seperti mengirim pesan langsung ke teman lewat aplikasi chatting dibandingkan harus mengirim surat yang harus melewati kantor pos, dicap, dan dikirimkan oleh petugas. Dengan desentralisasi, transaksi lebih cepat dan tidak perlu melewati perantara yang memperlambat proses.
Tantangan dalam Desentralisasi
Meskipun memiliki banyak keuntungan, desentralisasi juga menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi: