Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa yang Hobi Membaca dan Menngamati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mutasi Polri: Perubahan yang Hanya Formalitas atau Momentum untuk Pembaruan?

2 Februari 2025   15:19 Diperbarui: 2 Februari 2025   15:19 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polri dalam Fokus Perubahan

Mutasi pejabat di tubuh Polri bukanlah hal baru. Namun, pada 31 Januari 2025, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi besar-besaran yang menarik perhatian publik, seperti pengangkatan Brigjen Agus Suryonugroho sebagai Kakorlantas Polri dan Brigjen Asep Safrudin sebagai Kapolda Kepri. Perubahan ini, meski dirancang untuk mengoptimalkan kinerja Polri, membuka banyak pertanyaan: Apakah ini hanya pergantian wajah atau ada pembaruan yang lebih mendalam? Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam, mengurai prospek perubahan ini, serta dampaknya terhadap Polri, masyarakat, dan sistem hukum di Indonesia.

1. Mutasi Polri: Sebuah Tradisi atau Kebutuhan?

Mutasi pejabat dalam kepolisian Indonesia bukanlah fenomena baru. Sejak era Soeharto hingga masa pemerintahan Jokowi, pergantian pejabat tinggi Polri sering terjadi sebagai bagian dari penyegaran dan pengelolaan institusi. Namun, apakah mutasi ini benar-benar menghadirkan perubahan yang berarti? Mengapa hal ini kerap terjadi?

Fungsi Mutasi dalam Sistem Kepolisian

Mutasi sering dipandang sebagai strategi administratif yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan menghindari ketergantungan pada pejabat tertentu. Dalam konteks Polri, mutasi dapat dilihat sebagai cara untuk mengganti pejabat yang dianggap kurang efektif, sekaligus memberi kesempatan bagi anggota Polri lainnya untuk mengambil peran penting. Namun, perubahan dalam struktur tidak selalu diiringi dengan perubahan dalam pola kerja atau strategi yang lebih progresif.

Tradisi Polri: Mengapa Mutasi Menjadi Pilihan?

Dalam sejarah Polri, mutasi menjadi bagian dari budaya internal yang mendalam. Dalam banyak kasus, pergantian ini lebih berfokus pada pemeliharaan stabilitas politik dan institusional dibandingkan dengan upaya pembaruan sistemik. Oleh karena itu, penting untuk mempertanyakan apakah mutasi ini benar-benar untuk meningkatkan efektivitas Polri atau sekadar untuk "menyegarkan tampilan".

2. Pembaruan Polri: Diperlukan Atau Sekadar Impian?

Di balik setiap mutasi yang dilakukan, publik berhak bertanya: apakah perubahan ini akan berujung pada pembaruan nyata atau hanya sekadar pengaturan kursi tanpa dampak berarti? Polri, sebagai lembaga penegak hukum di Indonesia, dihadapkan pada banyak tantangan yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan perubahan jabatan. Tugas besar yang ada di depan kita adalah bagaimana Polri mampu mengatasi masalah internal dan eksternal yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun