Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa yang Hobi Membaca dan Mengamati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Lenyap ke Manakah Starlink Milik Elon Musk dari Indonesia?

30 Januari 2025   22:11 Diperbarui: 31 Januari 2025   07:42 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Space X (Sumber: https://unsplash.com/@spacex)

Oleh: [Suherman]

Dalam beberapa tahun terakhir, nama Starlink---proyek ambisius satelit internet global milik SpaceX yang digagas oleh Elon Musk---menjadi sorotan dunia, termasuk di Indonesia. Dengan janjinya menyediakan internet berkecepatan tinggi bahkan di daerah terpencil, Starlink dianggap sebagai solusi revolusioner untuk mengatasi kesenjangan digital di Tanah Air. Namun, belakangan ini, gaung Starlink seolah menghilang dari pemberitaan. Ke mana perginya Starlink? Apa yang terjadi dengan rencana pengembangannya di Indonesia? Mari kita telusuri lebih dalam.

Janji Awal yang Menggemparkan

Ketika pertama kali diumumkan, kehadiran Starlink di Indonesia disambut dengan antusiasme tinggi. Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menyediakan akses internet yang merata. Infrastruktur internet konvensional seringkali tidak ekonomis untuk dibangun di daerah terpencil, sehingga banyak wilayah masih terisolasi secara digital. Starlink, dengan konstelasi satelitnya yang mengorbit rendah, menjanjikan solusi yang bisa menjangkau seluruh pelosok negeri.

Elon Musk sendiri sempat menyatakan komitmennya untuk membantu Indonesia melalui teknologi ini. Pemerintah Indonesia pun tampak serius menanggapi hal ini dengan membuka ruang diskusi dan eksplorasi kerja sama. Namun, setelah beberapa kali uji coba dan pembicaraan awal, gaung Starlink seakan meredup.

Tantangan Regulasi dan Infrastruktur

Salah satu faktor yang mungkin menghambat kehadiran Starlink di Indonesia adalah kompleksitas regulasi. Indonesia memiliki aturan ketat terkait penggunaan spektrum frekuensi dan operasi satelit. Proses perizinan dan koordinasi dengan pihak berwenang, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Selain itu, ada kekhawatiran tentang dampak Starlink terhadap operator telekomunikasi lokal yang sudah beroperasi.

Selain regulasi, infrastruktur pendukung juga menjadi tantangan. Meskipun Starlink tidak memerlukan kabel serat optik atau menara BTS, pengguna tetap membutuhkan perangkat khusus untuk menerima sinyal satelit. Biaya perangkat ini, yang awalnya cukup mahal, bisa menjadi penghalang bagi masyarakat di daerah terpencil yang justru menjadi target utama Starlink.

Persaingan dengan Provider Lokal

Indonesia sudah memiliki beberapa provider internet yang cukup mapan, seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata. Perusahaan-perusahaan ini terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanan mereka, termasuk ke daerah-daerah terpencil. Dengan adanya persaingan ini, Starlink harus bersaing tidak hanya dari segi teknologi, tetapi juga harga dan kemudahan akses.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga sedang gencar mengembangkan proyek Palapa Ring, yang bertujuan menyediakan jaringan internet serat optik di seluruh wilayah Indonesia. Proyek ini, meskipun memakan waktu dan biaya besar, diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk masalah konektivitas di Tanah Air.

Masa Depan Starlink di Indonesia

Meskipun saat ini Starlink seolah menghilang dari pemberitaan, bukan berarti proyek ini telah mati. Ada kemungkinan bahwa SpaceX sedang mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk memasuki pasar Indonesia dengan lebih matang. Selain itu, perkembangan teknologi dan penurunan biaya produksi satelit mungkin akan membuat Starlink lebih terjangkau di masa depan.

Namun, satu hal yang pasti: Indonesia membutuhkan solusi nyata untuk mengatasi kesenjangan digital. Apakah Starlink akan menjadi jawabannya, atau justru proyek-proyek lokal yang akan memimpin perubahan, masih menjadi pertanyaan terbuka. Yang jelas, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan konektivitas yang merata di seluruh negeri.

Penutup

Keberadaan Starlink di Indonesia mungkin masih dalam tahap "tunggu dan lihat." Meskipun menghilang dari sorotan media, proyek ini tetap memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap digital Indonesia. Namun, tantangan regulasi, infrastruktur, dan persaingan dengan provider lokal tidak boleh diabaikan. Bagaimanapun, harapan untuk internet yang merata dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia tetap hidup, baik melalui Starlink maupun solusi lainnya.

Jadi, ke mana Starlink pergi? Mungkin ia hanya sedang bersiap untuk kembali dengan strategi yang lebih matang. Atau, mungkin juga ia akan menjadi sekadar cerita tentang teknologi canggih yang gagal menjawab kebutuhan lokal. Hanya waktu yang akan menjawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun