Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Dilema Pencari Kerja: Milih Milih Kerjaan Bukan Karena Passion

29 Desember 2024   21:56 Diperbarui: 29 Desember 2024   21:56 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Pencaker Yang Sedang Interview (Source: Koleksi Pribadi)

2. Alasan Klasik: "Kami Tidak Mampu"

Ketika ditanya kenapa mereka tidak membayar sesuai UMR, alasan perusahaan sering kali sama: "Kami belum mampu." Namun, benarkah itu alasan yang valid?

Mari kita telisik lebih dalam. Memang, banyak perusahaan kecil memiliki margin keuntungan tipis. Tetapi, ada juga perusahaan yang sebenarnya mampu, hanya saja memilih menekan biaya tenaga kerja untuk memperbesar laba.

Riska pernah melamar di sebuah pabrik kecil. "Mereka cuma mau bayar Rp2 juta, Bang, padahal UMR daerah sini Rp4 juta," ceritanya. Ketika ditanya alasannya, pihak perusahaan berdalih bahwa kondisi ekonomi sedang sulit. Tapi, lucunya, perusahaan itu baru saja membeli mobil operasional baru. Bukankah itu menunjukkan prioritas yang salah?

Di sinilah pemerintah seharusnya hadir. Pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan seperti ini harus lebih ketat, dengan sanksi yang benar-benar memberi efek jera. Sayangnya, pengawasan yang ada saat ini seperti macan ompong---kuat di aturan, tapi lemah di implementasi.

3. Demo Buruh: Siapa yang Mendapatkan Hasilnya?

Setiap kali ada demo buruh, tuntutan mereka nyaris tidak pernah berubah: kenaikan UMR, penghapusan outsourcing, dan perlindungan hak-hak pekerja. Mereka berjuang habis-habisan, bahkan tak jarang berhadapan dengan aparat keamanan. Tapi, siapa sebenarnya yang merasakan manfaat dari perjuangan ini?

"Demo-demo itu, Bang, biasanya yang menikmati hasilnya pekerja di perusahaan besar. Kalau di pabrik kecil kayak aku, ya tetap aja gajinya di bawah UMR," kata Riska, dengan nada getir.

Demo Buruh (Source: Koleksi Pribadi)
Demo Buruh (Source: Koleksi Pribadi)

Pernyataan itu masuk akal. Perusahaan besar lebih diawasi dan memiliki sumber daya untuk memenuhi aturan. Sementara itu, perusahaan kecil atau sektor informal sering kali lolos dari pantauan. Jadi, perjuangan buruh ini lebih sering menguntungkan sebagian kecil pekerja, meninggalkan yang lain tetap tertindas.

Solusi: Sekadar Wacana atau Mungkin Direalisasikan?

Melihat kondisi ini, apa yang bisa dilakukan? Pertama, pemerintah harus memperkuat pengawasan dan memberikan sanksi tegas bagi perusahaan yang melanggar aturan. Tidak cukup hanya memberikan peringatan, perlu ada tindakan yang benar-benar membuat jera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun