Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa yang Hobi Membaca dan Mengamati

Selanjutnya

Tutup

Money

PPN 12%: Antara Kebutuhan Negara dan Beban Rakyat

25 Desember 2024   15:07 Diperbarui: 25 Desember 2024   15:07 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa kenaikan PPN akan memperburuk ketimpangan sosial. Beban pajak ini akan lebih berat dirasakan oleh masyarakat miskin, karena proporsi pengeluaran mereka untuk kebutuhan pokok jauh lebih besar dibandingkan kelompok kaya.

Alternatif Solusi

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa ahli menyarankan langkah-langkah alternatif seperti:

  • Peningkatan Kepatuhan Pajak: Memperluas basis pajak dengan mendata lebih baik sektor informal dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar pajak.
  • Digitalisasi Transaksi: Mengurangi penggunaan uang tunai dan meningkatkan penggunaan sistem pembayaran digital untuk melacak transaksi dan pendapatan.
  • Peningkatan Transparansi: Memastikan bahwa pendapatan pajak dikelola dengan baik dan digunakan untuk kepentingan rakyat, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan meningkat.

Kesimpulan

Rencana kenaikan PPN menjadi 12% adalah kebijakan yang kompleks, dengan tujuan baik tetapi menghadapi banyak tantangan. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan ini diterapkan dengan cara yang adil dan tidak memberatkan masyarakat kecil. Selain itu, peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pajak menjadi kunci untuk mendapatkan dukungan publik.

Pada akhirnya, kebijakan fiskal harus mampu menyeimbangkan kebutuhan negara dengan kondisi masyarakat. Langkah-langkah yang lebih inklusif dan mempertimbangkan kemampuan semua lapisan masyarakat akan memastikan keberhasilan kebijakan ini dalam jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun