Mohon tunggu...
Suhendrik N.A
Suhendrik N.A Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism | Content Writer | Secretary | Pekerja Sosial

Menulis seputar Refleksi | Opini | Puisi | Lifestyle | Filsafat dst...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gen Z dan Mental Health: Seni Tetap Waras di Era Serba Cepat

14 Januari 2025   16:48 Diperbarui: 14 Januari 2025   16:48 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menjadi Mental Health (Pexels/Monstera Production)

Berhenti Meromantisasi Kesedihan.

Ada sebuah trend yang tengah marak di kalangan anak muda saat ini: meromantisasi rasa sakit dan kesedihan, seolah-olah itu membuat hidup lebih "Puitis, Romantis, dan Dramatis." Padahal rasa sakit meruapan sesuatu yang nyata dan harus ditangani dengan serius. Kesedihan sendiri bukanlah sebuah estetika: ini merupakan sebuah panggilan untuk mencari bantuan dan menemukan jalan keluar.

Membangun Komunitas yang Sehat.

Gen Z yang kita ketahui merupakan generasi yang melek akan sosial media dan teknologi, akan tetapi terkadang mereka sering lupa akan pentingnya membangun hubungan yang benar-benar sehat. Maka, carilah orang-orang yang mendukungmu, bukan yang hanya menghakimi atau malah membuatmu merasa kurang nyaman. Jika lingkunganmu toksik, jangan takut untuk mrmbuat jarak, tidak ada yang lebih penting selain kesehatan mental mu sendiri. Tapi perlu diingat juga, sebenarnya siapa yang membuat lingkungan ini tidak sehat, apakah dari ekternal diri kita, atau malah diri kita sendiri yang membuat lingkungan tersebut tidak sehat dan nyaman untuk diri kita.

Hidup Bukan Tentang Pembuktian Diri.

 Pada akhirnya, hidup ini bukanlah tentang pembuktian siapa kita kepada orang lain. Hidup merupakan tentang menemukan apa yang membuat kita benar-benar bahagia, meski itu berarti melawan arus. Tidak apa-apa jika jalan yang kau tempuh berbeda dengan orang lain, yang penting itu merupakan jalan yang kamu pilih sendiri dan bukan hasil dari interupsi orang lain.

Jadi, di tengah-tengah hiruk-pikuk ini, ingatlah untuk selalu memberikan ruang untuk dirimu sendiri. Kamu berhak untuk bahagia, berhak untuk beristirahatm dan berhak untuk hidup tanpa tekanan dari ekspetasi orang lain. Karena pada akhirnya, seni untuk tetap waras nukan tentang menjadi sempurna, tapi tentang menerima diri sendiri apa adanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun