Dan sekarang, plot twist terakhir. Jika selama ini kamu berpikir artikel ini adalah pembelaan untuk filsafat, coba pikirkan lagi. Bisa jadi ini hanya salah satu upaya untuk membuatmu bertanya, "Kenapa aku membaca ini? Apa aku setuju, atau hanya terseret argumen?" Jika kamu mulai mempertanyakan itu, selamat---kamu baru saja menjalani filsafat dalam bentuk paling sederhana.
Jadi, filsafat itu sesat? Tidak juga. Tapi kalau sesat, biarkan kita tersesat bersama, karena jalan-jalan yang penuh pertanyaan sering kali berakhir pada pemandangan yang paling indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H