Mohon tunggu...
Suhendrik N.A
Suhendrik N.A Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism | Content Writer | Secretary | Pekerja Sosial

Menulis seputar Refleksi | Opini | Puisi | Lifestyle | Filsafat dst...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Refleksi Hari Pahlawan 10 November, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Kian Sekarat

10 November 2024   14:01 Diperbarui: 10 November 2024   16:31 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru, Kemendikbud Ristek. (DOK. Humas Kemendikbudristek via kompas.com)

Mereka adalah sosok yang selalu ada untuk orang-orang di sekitarnya, membagi pengetahuan, mendedikasikan waktu dan tenaga, serta menjaga semangat bangsa ini tetap menyala. 

Namun sayangnya, pengorbanan mereka semakin terancam tenggelam di tengah hiruk-pikuk modernitas dan kebutuhan instan yang kadang tak mengenal empati.

Hari ini, ketika kita merenungi Hari Pahlawan, pertanyaannya adalah: bagaimana kita memperlakukan para pahlawan tanpa tanda jasa yang masih ada di tengah kita? 

Apakah kita memberi ruang bagi mereka untuk dihargai, didengar, atau bahkan hanya sekadar diakui keberadaannya? 

Realitasnya, sering kali mereka dianggap biasa saja, tak pernah menjadi berita besar atau mendapat penghargaan yang semestinya. Yang kita lihat sering kali hanya kelelahan di wajah mereka, dan langkah yang mulai melambat karena berjuang sendirian.

Pada Hari Pahlawan kali ini, mari kita kenang bukan hanya pahlawan yang namanya tercatat di buku sejarah, tetapi juga pahlawan tanpa tanda jasa yang hari ini mungkin sedang berjuang untuk menyelamatkan bangsa ini dari keterbelakangan. 

Bukan dengan peluru atau bom, tetapi dengan tenaga dan kasih yang terus dicurahkan di setiap napas dan langkah mereka. Mereka yang tetap hadir meskipun sering diabaikan, tetap kuat meskipun perlahan melemah.

Sudah waktunya kita mengingatkan diri sendiri bahwa setiap dari kita berhutang kepada mereka. 

Pada akhirnya, bangsa ini akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga jika kita terus membiarkan mereka "sekarat" dalam sepi. Kita membutuhkan mereka, dan bangsa ini membutuhkan mereka lebih dari yang kita sadari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun