Cinta yang di mana merupakan tema central atau utama dalam karya-karya yang digubah oleh tokoh filsuf hebat yakni Plato, di mana ia sering kali membahasnya dengan kedalaman filosofis. Sebelum kita memahaminya lebih lanjut, dirasa amat penting untuk kita memahami berbagai istilah yang digunakan dalam bahasa Yunani yang menggambarkan cinta itu sendiri. Dalam bahasa Yunani kata cinta dibagi menjadi tiga kunci utama yakni; Eros, Philia, dan Agape, di mana masing-masing dari tiga istilah tadi memiliki makna serta implikasi yang berbeda, yang di mana juga memberikan nuansa serta pemahaman cinta yang lebih dalam pada filsafat Plato.
1. Eros: Cinta yang Menggairahkan
Eros yang di mana memiliki arti cinta akan tetapi ini bersifat romantik dan menggairahkan. Â Akan tetapi dalam pandangan Plato sendiri, Eros bukan hanya terkait atas perasaan fisik saja, tetapi juga merupakan sauatu dorongan untuk mencari suatu keindahan dan kebenaran. Dalam buku karya Plato yang berjudul "Simposium". Â Kata Eros sendiri dipersonifikasi sebagai suatu kekuatan yang dapat membawa manusia menuju pencarianya yang akan lebih tinggi. Cinta ini dimulai dari suatu ketertarikan akan fisik, akan tetapi idealnya akan berkembang menjadi sebuah pencarian spiritual yang lebih dalam lagi, menuju cinta yang abadi dan ilahi.
Eros mendorong seseorang untuk melakukan transisi dari cinta kepada seseorang, menuju kepada ide dan juga keindahan yang lebih universal. Maka dari itu, eros dapat berfungsi tapi sebagai suatu penggerakuntuk menuju suatu pengetahuan dan juga kebijaksanaan.
2. Philia: Cinta Persahabatan
Philia yang di mana memiliki arti cinta akan tetapi kata ini bersifat persahabatan dan kekeluargaan. Ini merupakan sutau hubungan yang dibangun atas rasa saling menghormati, kepercayaan, serta kedekatan emosional. Dalam pandangan Plato sendiri, Philia juga memiliki suatu dimensi lain yang lebih utama dalam pencarian kebenaran. Di mana suatu persahabatan yang sejati dapat membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang, ini disebabkan karena melalui suatu interaksi yang mendalam, kita dapat memperluas wawasan kita serta dapat memperkaya pemahaman kita akan sesuatu.
Plato juga memiliki pandangan bahwa Philia merupaan elemen penting dalam pendidikan dan juga pengembangan karakter seseorang. Hal ini disebabkan karena cinta yang dimaksud sangat memungkinkan seseorang untuk saling mendukung dalam perjalanan yang ia lalu untuk menuju suatu kebijaksanaan dan juga keindahan
3. Agape: Cinta yang Tak Bersyarat
Agape sendiri merujuk pada cinta yang bersifat altruistik dan tanpa syarat. Kata altruistik sendiri jika diartikan secara sederhana memiliki artian peduli dan membantu orang lain tanpa ingin mendapatkan imbalan apapun. Ini berarti tentang melakukan kebaikan untuk orang lain. Maka dapat diartikan juga bahwa agape ini merupakan cinta yang lebih luas lagi, dimana hal ini mencakup tentang kasih sayang kepada sesama manusia dan kepada semua makhluk lainya. Dalam pandangan Plato, meskipun tidak dijabarkan secara gamblang, Agape dapat kita lihat sebagai suatu bentuk cinta yang mengedepankan suatu kebaikan dan juga keadilan, di mana hal ini berfokus kepada kebahagian orang lain.
Cinta dalam konteks agape sendiri dapat mendorong individu untuk dapat bertindak demi suatu kesejahteraan orang lain, tanpa mengharapkan suatu imbalan. Dalam perjalannya sendiri memiliki tujuan untuk kebaikan. Agape juga memiliki peran penting untuk membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.
Cinta sebagai Jembatan Menuju Kebenaran
Sebenarnya konteks cinta yang dibahas oleh Plato, yang di mana dalam ketiga istilah ini rupanya saling melengkapi. Di mana eros memulai perjalan, serta mendorong pencarian yang lebih dalam, Philia memperkuat hubungan antara individu, yang sangat penting dalam pencarian kebenaran, dan Agape menyediakan suatu landasan moral dan juga etis dalam hubungan interaksi kita dengan sesama.
Cinta dalam pandangan Plato bukanlah sesuatu yang statis, ia merupakan sutau proses yang dinamis dan berkelanjutan. Melalui cinta juga, seseorang dapat belajar untuk memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar kita.
Kesimpulan
Cinta dalam pandangan Plato merupakan suatu pengalaman yang kompleks dan juga multidimensional. Dengan memahami suatu perbedaan istilah dalam bahasa Yunani tentang kata cinta ini, kita dapat mengapresiasi kedalaman dari konsep cinta yang diajukan oleh Plato. Dari eros yang menggairahkan, Philia yang menyentuh persahabatan, hingga Agape cinta yang tanpa syarat, masing-masing memberikan kontribusi penting dalam perjalanan seseorang dalam menuju suatu kebijaksaan dan keabadian. Cinta dalam segala bentuknya merupakan pendorong utama dalam pencarian atas kebenaran, keindahan, dan makna hidup yang lebih dalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H