Mohon tunggu...
Suhendrik N.A
Suhendrik N.A Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism | Content Writer | Secretary | Pekerja Sosial

Menulis seputar Refleksi | Opini | Puisi | Lifestyle | Filsafat dst...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Itu Dinamis, Terkadang Kita Saja yang Berlebihan

1 September 2024   18:24 Diperbarui: 1 September 2024   18:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik adalah panggung drama yang selalu berubah, di mana aktor, naskah, dan bahkan penonton terus berganti. Dari hari ke hari, kita disuguhkan berbagai isu dan perdebatan yang kadang terasa terlalu berlebihan. Tapi, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah politik yang terlalu rumit, atau kita yang terlalu cepat bereaksi?

Di era digital, informasi mengalir deras seperti air dari berbagai arah. Setiap peristiwa politik, sekecil apapun, dengan cepat menjadi berita besar. Banyak dari kita terbawa arus, merasa harus memberikan pendapat, merespon, atau bahkan berdebat. Kadang, kita lupa bahwa politik adalah sebuah proses yang terus bergerak, bukan sesuatu yang bisa dipahami sepenuhnya dalam hitungan detik.

Politik memang dinamis, dan inilah yang membuatnya menarik sekaligus memusingkan. Keputusan dan kebijakan bisa berubah seiring waktu, tergantung pada kondisi sosial, ekonomi, atau bahkan perubahan kepemimpinan. Apa yang kita anggap sebagai masalah besar hari ini, mungkin besok sudah dilupakan atau tergantikan dengan isu baru. Namun, di tengah dinamika ini, reaksi kita sebagai warga sering kali terlalu cepat dan emosional.

Kita cenderung melihat politik sebagai sesuatu yang hitam dan putih. Jika sebuah keputusan tidak sesuai dengan harapan, kita langsung menuding pemerintah atau pemimpin sebagai salah. Padahal, dalam politik, tidak ada yang benar-benar absolut. Setiap keputusan selalu memiliki latar belakang, negosiasi, dan kompromi yang tidak selalu terlihat di permukaan.

Contohnya, ketika sebuah undang-undang baru disahkan, banyak yang langsung mengkritik tanpa benar-benar memahami konteksnya. Reaksi spontan seperti ini sering kali justru memperkeruh suasana, membuat kita lupa bahwa politik adalah tentang negosiasi dan pencarian solusi terbaik di tengah berbagai kepentingan.

Kita juga sering lupa bahwa para aktor politik adalah manusia biasa, yang juga bisa melakukan kesalahan. Harapan kita yang terlalu tinggi terkadang membuat kita lupa bahwa proses politik adalah sesuatu yang panjang dan penuh tantangan. Ketika hasil yang diinginkan tidak tercapai, kita merasa dikhianati, padahal kenyataannya politik adalah seni dari kemungkinan, bukan kepastian.

Ketika kita terlalu berlebihan dalam merespon setiap isu politik, kita malah menutup diri dari pemahaman yang lebih mendalam. Politik seharusnya dipahami dengan kepala dingin, dengan kesadaran bahwa setiap langkah dan keputusan memiliki konsekuensi yang rumit.

Jadi, mungkin saatnya kita berhenti sejenak, menarik napas, dan melihat politik sebagai proses yang alami berubah. Alih-alih bereaksi berlebihan, kita bisa mencoba memahami mengapa sebuah keputusan diambil, apa konsekuensinya, dan bagaimana kita bisa berkontribusi secara konstruktif.

Dalam politik, perubahan adalah hal yang pasti. Namun, bagaimana kita merespon perubahan itulah yang menentukan apakah kita menjadi bagian dari solusi atau hanya menambah kerumitan. Sebagai warga negara, kita punya peran penting untuk tetap kritis, tetapi juga bijak dalam menyikapi setiap dinamika yang terjadi. Karena pada akhirnya, politik adalah tentang mencari jalan terbaik di tengah segala ketidakpastian, bukan tentang siapa yang paling keras bersuara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun