Mohon tunggu...
Suhendrik N.A
Suhendrik N.A Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia biasa yang tak berharap apa-apa

Bergerak di literasi jalanan (Perpustakaan Jalanan) Bambu Pena Indramayu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Kemerdekaan Indonesia: Refleksi Filosofis di Hari Kemerdekaan

17 Agustus 2024   16:50 Diperbarui: 17 Agustus 2024   16:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, kemandirian tidak berarti isolasi. Dalam dunia yang semakin terhubung, kemandirian harus dibarengi dengan kerja sama dan kolaborasi internasional. Kita harus belajar dari bangsa lain, berbagi pengetahuan, dan bekerja sama untuk menghadapi tantangan global. Kemandirian yang dimaksud adalah kemandirian yang berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan nasional, tetapi tetap relevan dan adaptif terhadap dinamika global.

Kemerdekaan sebagai Proses Berkelanjutan

Kemerdekaan bukanlah suatu keadaan statis, melainkan sebuah proses yang terus berkembang. Georg Wilhelm Friedrich Hegel, seorang filsuf Jerman, berbicara tentang sejarah sebagai proses dialektika, di mana setiap tahap dalam sejarah membawa kita lebih dekat kepada pemahaman yang lebih dalam tentang kebebasan. Dalam konteks Indonesia, ini berarti bahwa kemerdekaan adalah sebuah perjalanan panjang yang terus berlangsung.

Kita harus selalu bertanya pada diri sendiri, "Apakah kita sudah benar-benar merdeka?" Kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari sebuah perjalanan panjang menuju masyarakat yang lebih baik. Setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk memperbarui dan menjaga semangat kemerdekaan, dengan cara yang relevan dengan tantangan dan peluang zaman mereka.

Proses ini melibatkan refleksi dan evaluasi diri. Sebagai bangsa, kita harus terus mengevaluasi apakah kita telah mencapai tujuan-tujuan yang diperjuangkan oleh para pahlawan kita. Apakah kita telah menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan damai? Apakah kita telah berhasil mengatasi tantangan seperti korupsi, ketimpangan, dan intoleransi? Apakah kita telah menggunakan kemerdekaan ini untuk membangun Indonesia yang lebih baik bagi semua warganya?

Penutup: Menjaga Semangat Kemerdekaan

Memaknai kemerdekaan dari sisi filosofis mengajak kita untuk melihat lebih dalam dari sekadar perayaan tahunan. Ini adalah saat untuk merenung, menggali makna dari kebebasan, tanggung jawab, dan kemandirian, serta memahami bahwa kemerdekaan adalah proses yang berkelanjutan. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai filosofis ini, kita dapat menjaga semangat kemerdekaan tetap hidup dan relevan dalam setiap langkah yang kita ambil. 

Kemerdekaan Indonesia adalah warisan berharga yang harus kita jaga dan kembangkan. Setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan ini, memastikan bahwa kebebasan yang kita miliki hari ini terus membawa kita menuju masa depan yang lebih baik, bagi kita, bagi generasi mendatang, dan bagi dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun