Ia berpendapat bahwa stigma pare jahat ini dikarenakan ketidak telitinya seseorang dalam memilih tempat kursus sehingga apa yang ia harapkan tidak sesuai dengan kenyataanya, atau juga dikarenakan tidak cocoknya seseorang dengan tutor yang mengajarnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris tadi sehingga memberikan kesan bahwa Pare itu jahat tidak seindah bayangannya.
Namun dari dua pendapat yang tadi saya jabarkan di atas, mematik satu pemahan baru untuk saya atas stigma yang terbangun terkait "Pare Jahat" itu sendiri, di mana dalam pandangan saya selepas mendengar pernyataan dari teman-teman saya tadi, saya menyimpulkan bahwa sebenarnya yang jahat itu ialah kami, bukan Pare-nya.Â
Di mana kami yang terlalu mengloravikasi perasaan masing-masing sehingga menciptakan pahitnya perasaan yang kita sandarkan ke wilayah tersebut dikarenakan ketidak-dewasan kita dalam mengakui kesalahan kita sendiri itu. Karena Pare hanya tentang letak Geografis dan Administrasi semata, tentang prahara di dalamnya maka akan kembali lagi kepada diri kita masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI