Mohon tunggu...
Suhendrik N.A
Suhendrik N.A Mohon Tunggu... Freelancer - Manusa biasa yang tak berharap apa-apa

Bergerak di literasi jalanan (Perpustakaan Jalanan) Bambu Pena Indramayu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pare: yang Jahat itu Kalian, Bukan Pare-nya

28 Februari 2024   18:54 Diperbarui: 28 Februari 2024   18:58 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal yang saya ketahui sebelum saya sampai ke Pare Kampung Inggris ialah bahwa seluruh Pare merupakan Kampung Inggris. Namun kenyataanya ialah ketika saya sampai di sana cukup mengejutkan bahwa ternyata Kampung Inggris ini sebenarnya terletak di Desa Tulungrejo yang di mana merupakan salah satu desa yang berada pada kecamatan Pare. 

Dari sinilah menjadi fakta bahwasanya Kampung Inggris ini memang lebih popular dan terkenal ketimbang tempat yang menaunginya, yang jelas setelah hadirnya Kampung Inggris di Desa ini menjadi keberkaha tersendiri bagi Masyarakat sekitar, hal ini lah yang menjadi point utama dari berkembangnya perekonomian di daerah sini.

Di luar Kampung Inggris pun, nyatanya Pare juga di kenal dengan Kampung Bahasa, dikarenakan bukan hanya hadirnya Kampung Inggris sebagai cikal bakal berkembangnya Kecamatan Pare ini, melainkan lahir pula beberapa kursusan yang melatih skill kebahasan seseorang, seperti terlahirnya Kampung Arab yang berada di desa Pelem. 

Di luar melatih skill Bahasa saja yang ada di Kampung Inggris pare ini, namun ada juga kursusan lain seperti pelatihan Komputer, dan juga pengkajian ulang Kitab Kuning yang ada di Pare ini.

3. Pare Jahat

Stigma yang terakhir ini ialah Pare Jahat. Pertama kali saya mendengar hal ini ialah ketika teman-teman dan guru saya mewanti-wanti saya bahwa ketika saya sudah yakin dan memantapkan diri untuk merantau dan menimbah ilmu di tempat ini adalah "Hati-hati ya mas di sana, Pare Jahat soalnya". 

Setelah mendengar hal inilah saya menjadi penasaran kenapa dan bagaimana bisa stigma Pare Jahat ini Bisa muncul. Saya pun ketika sudah sampai dan berkenalan dengan orang baru di tempat ini, saya memberanikan diri untuk melontarkan sebuah pertanyaan kepada beberapa teman saya itu. "Eh, kenapa si Pare sampe bisa dibilang Jahat?"

Dari beberapa pengakuan teman-teman saya tadi, beberapa diantaranya itu berpendapat bahwa stigma ini muncul dikarenakan kisah cinta atau asmara yang hanya sementara dialami oleh mereka yang datang ketempat ini dengan niat untuk belajar.

Akan tetapi dengan dalih untuk mencari teman belajar bersama ini, biasanya mereka yang sebenarnya sudah memiliki pasangan di kota asalnya akan tetapi didasari dengan kesepian dikarenakan harus LDR dengan kekasihnya itu, mereka akhirnya mendekati teman yang juga sama-sama sedang belajar di Kampung Inggris ini. 

Selepas itu, mereka akan kembali lagi ke kota asalnya dan juga meninggalkan "Teman Dekat" mereka beserta dengan kenangan pahitnya di sini. Akan tetapi tak jarang juga yang melanjutkan hubungan mereka yang di sini dan meninggalkan kekasihnya di kota asal mereka untuk menuju ke jenjang yang lebih serius. Hal ini lah yang menjadi penguat stigma bahwa kota ini jahat.

Namun ada beberapa teman saya yang lain berpendapat lain juga terkait stigma ini. Mungkin dikarenakan niat tulus ia yang pergi merantau ke tempat ini untuk mencari ilmu pengetahun, atau mungkin juga karena belum merasakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun