Perkantoran dan fasilitas lainnya di pemerintah diatas standar rata-rata. Pembangunan sekolah dan fasilitas kesehatan sudah semakin banyak dan layak fungsi.
Menyiratkan idiologi "bage ate rejeki, bage tennah sodip". Menjadi semboyan dan pembakar semangat dan darah andrenalin untuk maju dan berkembang. Sapaan Njuah-njuah, sebagai penghantar membangun hubungan dan silaturahmi.
Sosok Master Parulian Tumanggor, inisiator dan motor penggerak berdirinya Kabupaten Pakpak Bharat.
Reaksi spontan dilakukan masa itu, pergerakan-pergerakan yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh Pemekaran. Berjibaku menghempas hambatan. Segala pergolakan terjadi. Pesimis untuk cita-cita pemekaran pun mulai terhendus. Pekerjaan yang impossible, dengan bermodalkan dua kecamatan bermimpi membentuk satu kabupaten. Seakan-akan hal itu pekerjaan konyol dan tidak masuk akal.
Tetapi ada juga yang dan merasa bahwa keinginan itu akan sia-sia belaka. Mereka mengatakan keinginan itu tidak mungkin, karena kawasan yang akan dimekarkan sangat ketinggalan dengan daerah lainnya, ketinggalan itu bukan saja dari segi pembangunannya tetapi juga dari sumber daya manusianya.
Tarik menarik penentuan kota sebagai lokasi ibukota yang tepat, beberapa pihak mengharapkan Salak sebagai Ibukota Kabupaten, pihak yang lain juga mengharapkan sibande sebagai Ibukota Kabupaten. Muncul kepentingan-kepentingan internal, menghambat proses Otonomi  Daerah terlaksana.
Pergerakan tidak menjadi sia-sia, membuahkan hasil. Rasa kekawatiran itu menjadi terbantahkan. Tepat di Tahun 2003 pencetusan perundang-undangan Pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat terbit. Menjadikan syarat yang sah secara undanga-undang Kabupaten Pakpak Bharat terbentuk.
"Masyarakat pakpak banyak memberikan masukan dan ide-ide melalui perwakilan -perwakilan  komite-komite yang diakomodir dalam satu kepanitiaan. Komite pemekaran inilah yang bekerja untuk menghasilkan suatu karya yang besar yaitu kabupaten Pakpak Bharat, komite pemekaran kabupaten Dairi dibantu oleh tim Ahli yang ditunjuk dari kalangan perguruan Tinggi yaitu Matsuhito Solin dan seorang anggota DPRD Azis Angkat. Kedua orang tersebut bertugas mengevaluasi draft usulan yang telah disiapkan oleh para staf bupati yang dikomandoi oleh asisten I Drs. Tigor Solin. Mereka secara sengaja ditunjuk dengan alasan lebih mengerti tentang undang-undang dan peraturan-peraturan yang menyangkut pemerintah daerah umumnya dan persyaratan pemekaran khususnya, namun hampir semua informan menyatakan suitradara pemekaran adalah MP. Tumanggor"
"Sejarah berdirinya Kabupaten Pakpak; karangan : Drs.Lister Berutu. MA ; DR. Budi Agustono; Ir. Ampun Solin; Drs. Nina Karina. MSP; Drs. Edy Suhartono. hal 30 - 45"
Perjalanan itu bergulir ketika Master Parulian Tumanggor menjabat sebagai Bupati Dairi. Rencana strategi yang matang, melahirkan kabupaten Pakpak Bharat. Sebuah cita-cita gemilang, berangkat dari keterpurukan suku Pakpak pada masa itu, dengan mengambil langkah inisiatif yang teramat cemerlang, hingga  Generasi-generasi Pakpak mampu ikut bersaing.
Cita-cita tertunda akan tetap untuk dilanjutkan.