Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, perhatian utama diarahkan pada sejumlah area strategis, termasuk pengelolaan limbah berbasis ekonomi sirkular, pengembangan industri hijau, perluasan energi berkelanjutan, serta inisiatif rendah karbon di wilayah laut dan pesisir. Target ambisius ditetapkan untuk tahun 2024, yakni penurunan emisi GRK sebesar 27,3% dan intensitas emisi hingga 31,6%. Ekonomi sirkular menjadi elemen kunci dalam mewujudkan target ini, dengan fokus pada daur ulang sumber daya dan pengurangan limbah secara efisien. Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya menciptakan fondasi untuk pembangunan yang berkelanjutan, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan global dalam menghadapi tantangan iklim.
Selain upaya pengurangan emisi, Indonesia juga berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim. Pembangunan berketahanan iklim ini bertujuan untuk menurunkan rasio kerugian ekonomi akibat bencana iklim hingga 0,3% terhadap PDB pada tahun 2024. Empat sektor prioritas yang menjadi fokus penguatan ketahanan iklim meliputi laut dan pesisir, air, pertanian, dan kesehatan, dengan mitigasi dan adaptasi yang terarah untuk mengurangi kerentanan di sektor-sektor ini.
Selain menekan emisi, Indonesia menunjukkan tekad kuat untuk meningkatkan ketahanan terhadap bencana dan dampak perubahan iklim. Melalui pendekatan pembangunan berketahanan iklim, negara ini bertujuan mengurangi rasio kerugian ekonomi akibat bencana iklim hingga 0,3% dari PDB pada tahun 2024.
Empat sektor utama menjadi fokus strategis: laut dan pesisir, air, pertanian, dan kesehatan. Pada masing-masing sektor, langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang terarah dirancang untuk mengurangi risiko dan kerentanan, menciptakan perlindungan yang lebih tangguh terhadap dampak iklim yang semakin nyata. Komitmen ini menegaskan visi Indonesia untuk tidak hanya bertahan di tengah tantangan perubahan iklim, tetapi juga tumbuh lebih kuat dan lebih siap menghadapi masa depan.
Dalam visi besar Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim tetap menjadi pilar utama yang menentukan arah masa depan Indonesia. Dengan ambisi yang terukur, negara ini menargetkan peningkatan Green Economy Index hingga 90,65 pada tahun 2045, sekaligus berkomitmen mencapai Net Zero Emissions.
Untuk mencapai hal tersebut, target penurunan emisi GRK tahunan ditetapkan sebesar 80,98%, dengan penurunan kumulatif mencapai 51,51% pada tahun yang sama. Selain itu, langkah-langkah strategis dalam kebijakan pembangunan rendah karbon diharapkan mampu mengurangi kerugian ekonomi langsung akibat bencana hingga hanya 0,11% dari PDB pada tahun 2045, menjadikan Indonesia lebih tangguh dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.
Komitmen ini mencerminkan upaya Indonesia untuk tidak hanya menjadi pelaku aktif dalam mitigasi iklim global, tetapi juga membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, berdaya tahan, dan penuh potensi bagi generasi mendatang.
Semoga konferensi PII kali ini menjadi lebih dari sekadar ajang diskusi. Lebih dari itu, menjadi katalisator gerakan kolektif yang mengusung penggunaan teknologi ramah lingkungan, optimalisasi energi terbarukan, dan langkah-langkah strategis menuju kemandirian energi nasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI