Mohon tunggu...
Dr Ing. Suhendra
Dr Ing. Suhendra Mohon Tunggu... Dosen - Konsultan, technopreneur, dosen, hobby traveller

Tinggal di Jogja, hoby travel dan baca. Sehari-hari sebagai konsultan, dosen dan pembina beberapa start-up

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mandi Susu Boyolali, Mengurai Ketidakadilan dalam Rantai Pasok Industri Susu

10 November 2024   17:16 Diperbarui: 11 November 2024   15:37 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah mandi susu oleh peternak sapi di Boyolali, Indonesia viral. Aksi ini muncul sebagai bentuk protes dramatis para peternak sapi perah terhadap situasi sulit yang mereka hadapi. 

Permasalahan dimulai ketika pembatasan kuota susu oleh pabrik pengolahan membuat para peternak kesulitan menjual hasil produksi mereka. Situasi semakin rumit dengan adanya pemblokiran rekening pengepul utama susu di wilayah tersebut, oleh Kantor Pelayanan Pajak, yang mengakibatkan terhentinya operasional dan semakin membebani para peternak. 

Pengepul susu tersebut berperan penting menampung produksi susu dari sekitar 1.300 peternak di Boyolali dan Klaten. Akibat pemblokiran tersebut, banyak susu yang tidak terserap oleh pasar, memaksa peternak untuk membuang susu mereka sebagai simbol kekecewaan.

Di Eropa, protes para peternak sapi perah bukanlah hal baru dan telah menjadi simbol perjuangan mereka selama bertahun-tahun. Salah satu contoh yang mencolok terjadi di Jerman, di mana peternak menggunakan aksi protes simbolis, seperti mandi susu, untuk menarik perhatian terhadap kondisi sulit yang mereka hadapi. 

Pada Hari Susu Sedunia, protes di Mecklenburg-Vorpommern menjadi sorotan ketika para peternak, seperti Willem Poortinga dan Karsten Hansen, mandi dalam tong baja berisi susu di depan kantor pemerintahan. Aksi ini menunjukkan pasar yang kelebihan pasokan dan menyoroti bagaimana peternaklah yang menanggung dampak kebijakan yang dianggap tidak efektif.

Mandi susu ini memiliki makna simbolis yang mendalam, menggambarkan ironi dari industri susu: melimpahnya produksi yang tidak sejalan dengan kesejahteraan para peternak. 

Protes serupa juga terjadi di negara-negara Eropa lain, seperti Belgia dan Prancis, di mana peternak membuang susu ke jalan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap harga yang rendah dan kebijakan pemerintah yang tidak mendukung mereka. 

Aksi-aksi ini menegaskan bahwa masalah dalam industri susu bukan hanya isu ekonomi, tetapi juga isu sosial dan politik. Para peternak menuntut transparansi, kebijakan yang adil, dan dukungan nyata agar mereka dapat bertahan di tengah tantangan pasar dan tekanan lingkungan. Protes-protes ini menjadi panggilan bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib peternak kecil yang menjadi pilar penting ketahanan pangan dan ekonomi lokal.

Industri susu di Indonesia, yang seharusnya menjadi ladang subur bagi para peternak untuk tumbuh dan berkembang, kini berubah menjadi medan perjuangan yang keras dan tak berimbang. 

Sumber: Foto Kreasi Pribadi
Sumber: Foto Kreasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun