Mohon tunggu...
Suhendra
Suhendra Mohon Tunggu... Akuntan - Eksekutif Keuangan, Pengajar, Aktivis Sosial dan Keagamaan

Berbagi rasa, asa dan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Icarus Paradoks Sebuah Pembelajaran Hidup dan Bisnis

12 Mei 2022   17:32 Diperbarui: 12 Mei 2022   17:39 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nokia yang awalnya begitu yakin tetap menguasai pasar, akhirnya karena operating system nya yang ketinggalan, akhrnya Nokia juga jatuh. Disc Tara yang terkenal dengan CD, VCD dan DVD namun dengan kondisi teknologi terkini berujung kepada penutupan bisnis Disc Tara.

De Geus dalam buku The Living Company (1997), ada empat faktor yang sama pada perusahaan dengan sampel sebanyak 40 perusahaan sekelas Shell, sebagai berikut:

  • Kepedulian terhadap lingkungan, artinya perusahaan memahami yang harus dilakukan pada saat kondisi lingkungan bisnis yang selalu berubah.
  • Kohesif, artinya perusahaan yang bertahan lama adalah kesatuan yang solid, identitas kuat. Walaupun produk sangat beragam, tetapi merasa mereka adalah bagian dari satu keluarga besar perusahaan.
  • Toleran, bahwa korporasi menghindari terlalu banyak melakukan pengawasan yang terpusat.
  • Konservatisme dalam pendanaan, cenderung menghindari resiko. Mengarah kepada keluwesan perusahaan melakukan sesuatu tanpa harus meyakinkan pihak ketiga sebagai penyandang dana, sehingga perusahaan akan menjadi lebih fleksibel.

Sebuah contoh sederhana dalam dunia olahraga yang mengadopsi dan belajar tentang Icarus Paradoks adalah dunia tinju. Siapa yang tidak kenal Floyd Mayweather Jr, Mike Tyson dan Muhammad Ali. Mike Tyson dari 56 kali pertandingan, memperoleh 50 kali kemenangan dengan 44 kali menang KO dan 6 kali kekalahan. 

Muhammad Ali dari 61 kali pertandingan, memperoleh 56 kali kemenangan dengan 37 kali menang KO dan 5 kali kekalahan. Semua adalah petinju tersohor, tetapi ada yang istimewa dalam petinju Floyd Mayweather Jr. Apakah itu? Petinju ini terkenal dengan kecerdikannya dan berjuluk "Pretty Boy"ditinju amatir, karena minim luka pukul alias masih mulus mukanya. 

Sepanjang karir tinju profesional selama 50 kali pertarungan, tidak pernah kalah  dan 27 kali menang KO. Ketika meninggalkan dunia tinju, dalam kondisi terbaik dan kehidupannya juga baik. Meninggalkan julukan sebagai "The Money", wajarlah karena selama karir tinju menghasilkan sekitar 400 trilyun rupiah. 

Memang, bukan yang terkuat yang selalu memenangkan pertarungan, akan tetapi yang luwes, cerdik dan mampu beradaptasi yang akan bertahan dan memenangkan pertarungan. Kemampuan seseorang dalam melihat dan memanfaatkan kekuatan agar tidak terjatuh karena kekuatan atau kesuksesannya, harus terus dilatih. 

Semoga kita bisa belajar dari pengetahuan Icarus Paradoks.

Sumber: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun