Nokia yang awalnya begitu yakin tetap menguasai pasar, akhirnya karena operating system nya yang ketinggalan, akhrnya Nokia juga jatuh. Disc Tara yang terkenal dengan CD, VCD dan DVD namun dengan kondisi teknologi terkini berujung kepada penutupan bisnis Disc Tara.
De Geus dalam buku The Living Company (1997), ada empat faktor yang sama pada perusahaan dengan sampel sebanyak 40 perusahaan sekelas Shell, sebagai berikut:
- Kepedulian terhadap lingkungan, artinya perusahaan memahami yang harus dilakukan pada saat kondisi lingkungan bisnis yang selalu berubah.
- Kohesif, artinya perusahaan yang bertahan lama adalah kesatuan yang solid, identitas kuat. Walaupun produk sangat beragam, tetapi merasa mereka adalah bagian dari satu keluarga besar perusahaan.
- Toleran, bahwa korporasi menghindari terlalu banyak melakukan pengawasan yang terpusat.
- Konservatisme dalam pendanaan, cenderung menghindari resiko. Mengarah kepada keluwesan perusahaan melakukan sesuatu tanpa harus meyakinkan pihak ketiga sebagai penyandang dana, sehingga perusahaan akan menjadi lebih fleksibel.
Sebuah contoh sederhana dalam dunia olahraga yang mengadopsi dan belajar tentang Icarus Paradoks adalah dunia tinju. Siapa yang tidak kenal Floyd Mayweather Jr, Mike Tyson dan Muhammad Ali. Mike Tyson dari 56 kali pertandingan, memperoleh 50 kali kemenangan dengan 44 kali menang KO dan 6 kali kekalahan.Â
Muhammad Ali dari 61 kali pertandingan, memperoleh 56 kali kemenangan dengan 37 kali menang KO dan 5 kali kekalahan. Semua adalah petinju tersohor, tetapi ada yang istimewa dalam petinju Floyd Mayweather Jr. Apakah itu? Petinju ini terkenal dengan kecerdikannya dan berjuluk "Pretty Boy"ditinju amatir, karena minim luka pukul alias masih mulus mukanya.Â
Sepanjang karir tinju profesional selama 50 kali pertarungan, tidak pernah kalah  dan 27 kali menang KO. Ketika meninggalkan dunia tinju, dalam kondisi terbaik dan kehidupannya juga baik. Meninggalkan julukan sebagai "The Money", wajarlah karena selama karir tinju menghasilkan sekitar 400 trilyun rupiah.Â
Memang, bukan yang terkuat yang selalu memenangkan pertarungan, akan tetapi yang luwes, cerdik dan mampu beradaptasi yang akan bertahan dan memenangkan pertarungan. Kemampuan seseorang dalam melihat dan memanfaatkan kekuatan agar tidak terjatuh karena kekuatan atau kesuksesannya, harus terus dilatih.Â
Semoga kita bisa belajar dari pengetahuan Icarus Paradoks.
Sumber: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H