Saya materialistis? Saya akan beratanya lagi, siapa yang membentuk saya menjadi materialistis. Bukankah sistem kerja lembaga ini dibangun dari jam kerja, maka bila ada agenda di luar jam kerja, itu bernilai lembur dan saya harus mendapatkan insentif. Saya tidak optimal dalam bekerja setelah itu? Saya pun menjawab bahwa optimalisasi kerja juga untuk apa, bila tidak ada tempat khusus antara yang berprestasi dan yang hanya pindah tidur. Jangan menuntut semangat, bila sistem yang dibangun untuk mematikan semangat itu. Bagi saya aturan dan tuntutan itu hanya bualan yang sangat layak untuk di abaikan.
Saya senang, rupanya kebencian dan rasa kesal ini yaang mengingatkan saya bahwa ada tempat yang lebih baik untuk dipilih, ada mimpi yang harus diraih, dan ada tempat yang lebih layak untuk menerima ketulusan kerja saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H