Mohon tunggu...
Suhendar winner
Suhendar winner Mohon Tunggu... Freelancer & Blogger -

Mahasiswa/Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mondok saat Usia 7 Tahun

15 November 2018   10:14 Diperbarui: 15 November 2018   10:33 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak lulus kuliah saya mengabdikan diri di pesantren anak-anak. Ini pertama kalinya saya berada di pesantren yang khusus anak-anak. Dulu sih pernah mondok tapi biasanya mereka yang datang anak-anak yang sudah lulus sekolah dasar. Dari awal ngelamar saya sudah ditanya 'sanggup tidak untuk mukim (tinggal di pondok) selama 24 jam? 

Saya jawab aja, inyaAllah. Beberapa hari kemudian saya ditelpon bahwa saya ditelpon untuk menjadi salahsatu asatidz di sana. Pertama kali saya melihat mereka ada perasaan gimana gitu umur 7 tahun atau usia sd udah pisah sama orangtuanya. Saya saja mondok lulus sd ketika berangkat ke pesantren nangis, seddih gitu hhhe.

Anak-anak tidak dibebankan secara fisik. Mereka hanya mengaji saja. Cucian, laundry dan makan sudah ada yang menyediakan. Tapi yang jadi catatan berpisahnya itu loh! baik anak maupun orangtua harus sama-sama kuat karena saya yakin melepaskan anak  gak mudah. Pada waktu penerimaan siswa baru saya sempat mewawancarai alasan mereka memasukkan anaknya ke pesantren. 

Banyak orangtua yang khawatir dengan pergaulannya di sekolah maupun di lingkungan rumahnya. Menurutnya lingkungan hari ini sangat membahayakan. Maka sebagai alternatifnya mereka memasukkan anaknya ke pesantren agar lebih aman.

Medidik anak itu tidak mudah. Saya menyaksikan langsung para asrama yang mengkordinir setiap kamar. Mulai dari tidur, makan dan mandinya. Ada anak yang masih ngompol, pup di celana dan rutinitas nangis hehe. Pokoknya rame banget dah. Tipe setiap anak pastinya berbeda satu sama lain. Berbeda pula cara penangannya. Sekakian dulu sharenya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun