Mohon tunggu...
Suheli Karyadi
Suheli Karyadi Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru di salah satu sekolah dasar di Kota Cilegon

Hobi saya menulis dan konten favorit saya adalah terkait pendidikan, seni dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Prinsip Kolaborasi dalam Mewujudkan Merdeka Belajar

6 September 2023   18:09 Diperbarui: 6 September 2023   18:13 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh:

Suheli Karyadi, S.Pd

Guru Penggerak Angkatan 6 Kota Cilegon

(Guru Kelas 6 SD N Taman Sari 1 Kec. Pulomerak Kota Cilegon)

Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak Februari 2022 lalu Program Merdeka Belajar mulai dikenalkan oleh Mendikbudristek kepada insan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui peluncuran Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini berfokus pada materi yang esensial dan pada pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila. 

Adapun kita dapat mengakses informasi terkait kurikulum tersebut melalui laman https://kurikulum.kemdikbud.go.id dan buku teks Kurikulum Merdeka di https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-kurikulum-merdeka.

Merdeka Belajar adalah sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Kemendikbudristek, yang bertujuan untuk memberikan kebebasan pada setiap individu untuk mengatur pendidikan mereka sendiri. Namun, untuk mewujudkan konsep ini, diperlukan prinsip kolaborasi yang kuat antara semua pihak terkait.

Merdeka Belajar juga merupakan suatu konsep pendidikan baru di Indonesia yang bertujuan untuk mengubah paradigma pendidikan di Indonesia menjadi lebih modern, inovatif, dan mendorong kreativitas siswa. 

Konsep ini mulai diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 dan diharapkan dapat diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia pada tahun 2021. Kemudian baru di bulan Februari 2022 Kurikulum Merdeka Belajar sudah diterapkan hampir diseluruh wilayah Indonesia.

Latar belakang munculnya Kurikulum Merdeka Belajar adalah karena adanya kebutuhan untuk mengubah sistem pendidikan di Indonesia yang dinilai masih ketinggalan zaman. 

Sistem pendidikan yang saat ini diterapkan masih mengedepankan pembelajaran yang bersifat pasif dan kurang memperhatikan kebutuhan individual siswa. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang merasa tidak tertarik dalam belajar dan mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

Dengan diperkenalkannya Kurikulum Merdeka Belajar, diharapkan siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam belajar serta dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. 

Selain itu, dengan adanya kurikulum ini diharapkan dapat menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat dan menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

Adapun Latar belakang lainnya terkait Kurikulum Merdeka Belajar antara lain sebagai berikut:

1. Adanya kebutuhan untuk mengembalikan hak dan kebebasan belajar pada siswa, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang lebih kreatif dan inovatif.
 
2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang berbasis karakter dan kepekaan sosial, tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik.

3. Penyederhanaan kurikulum yang dianggap terlalu padat dan membebani siswa, serta perlu adanya penekanan pada aspek kehidupan, seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi efektif, dan kemampuan bekerja sama dalam tim.

4. Adaptasi terhadap perkembangan dunia yang semakin cepat dan perubahan kebutuhan masyarakat yang memerlukan tenaga kerja yang fleksibel, kreatif, dan inovatif.

Makna Kolaborasi
Kolaborasi merupakan istilah yang merujuk pada kerjasama antara dua orang atau lebih yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kolaborasi bisa terjadi dalam berbagai bidang, baik itu dalam dunia bisnis, seni, pendidikan, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari kolaborasi adalah untuk menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan efektif, dengan pemanfaatkan keahlian dan pengalaman yang berbeda-beda dari masing-masing individu yang terlibat.

Dalam kolaborasi, penting untuk ada hubungan yang baik antara para anggota tim. Selain itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti memastikan tujuan yang jelas, mengalokasikan tugas secara adil, dan terbuka terhadap ide dan masukan dari anggota tim lainnya. Dengan demikian, kolaborasi dapat menjadi cara yang efektif untuk mencapai tujuan yang sulit diwujudkan secara individu.

Lalu bagaimana prinsip kolaborasi dalam mewujudkan merdeka belajar?

Prinsip kolaborasi dalam mewujudkan Merdeka Belajar meliputi kerja sama dan komunikasi yang efektif antara guru, siswa, orang tua, dan pemerintah. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran harus mampu memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri dan kritis. 

Siswa harus belajar untuk mengatur waktu dan belajar sesuai minat mereka sendiri. Orang tua harus mendukung anak-anak mereka dalam proses belajar dan memberikan dukungan moral dan finansial. Pemerintah harus memberikan dukungan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk mewujudkan Merdeka Belajar.

Kolaborasi yang kuat dan efektif antara semua pihak terkait akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan membantu siswa untuk mencapai potensi mereka yang penuh. Hal ini juga akan membantu menciptakan generasi muda yang mandiri dan kritis yang mampu menghadapi tantangan di masa depan. Oleh karena itu, mari kita semua bekerja sama dan berkolaborasi untuk mewujudkan Merdeka Belajar di Indonesia.

Didalam lingkup satuan pendidikan atau sekolah, kolaborasi antara siswa, guru, dan pihak sekolah tentu amat penting dalam mewujudkan konsep Merdeka Belajar. Berikut beberapa contoh bentuk kolaborasi dalam mewujudkan Merdeka Belajar di sekolah.

1. Membangun Komunitas Belajar: Pihak sekolah dapat membantu siswa untuk membentuk kelompok belajar atau komunitas belajar yang memungkinkan siswa untuk belajar bersama- sama. Hal ini akan membantu siswa untuk saling mendukung dan memotivasi satu sama lain.
 
2. Pemberian Tugas Kelompok: Guru dapat memberikan tugas kelompok yang memerlukan kolaborasi antara siswa untuk menyelesaikannya. Dalam tugas ini, siswa harus saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

3. Kegiatan Diskusi Kelas: Guru dapat mendorong siswa untuk saling berdiskusi dan berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas. Hal ini akan membantu siswa untuk belajar dari sudut pandang yang berbeda dan menemukan solusi yang lebih baik.

4. Menggunakan Teknologi: Pihak sekolah dapat menggunakan platform digital untuk memfasilitasi kolaborasi antara siswa dan guru. Dalam platform ini, siswa dapat berdiskusi, berbagi ide, dan memberikan umpan balik satu sama lain.

Dalam mewujudkan Merdeka Belajar, kolaborasi antara siswa, guru, dan pihak sekolah sangat penting. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan membantu siswa untuk berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Demikian, Semoga Bermanfaat! Suheli Karyadi

Cilegon, 06 September 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun