Mereka tegas menyebut Maddusila tak sah sebagai raja karena tidak melalui mekanisme adat istiadat Gowa. Selain mekanisme yang dilanggar, Maddusila juga disebutkan dilantik di luar tempat yang seharusnya. Pelantikan Ketua Partai Demokrat Gowa ini memang dilakukan di luar Gowa, yakni di Hotel Horison Makassar.
http://m.merdeka.com/peristiwa/dewan-adat-tolak-raja-gowa-ke-37.html
Tapi Maddusila tak bergeming. Meskipun penolakan pelantikan dirinya tak hanya dari kalangan Dewan Hadat Batesalapang.
http://news.rakyatku.com/read/7105/2016/05/30/tak-diakui-batesalapang-ini-tanggapan-maddusila
Tapi juga datang dari Pemkab Gowa, DPRD Gowa bahkan kelompok masyarakat yang secara bergelombang melakukan aksi penolakan. Bagi Maddusila.
http://m.tribunnews.com/regional/2016/05/30/pemkab-gowa-tolak-pelantikan-maddusila-sebagai-raja-ke-37-gowa
http://fajaronline.com/berita/2016/05/30/1780/dprd-gowa-juga-tolak-penobatan-maddusila
http://upeks.co.id/sulsel-membangun/ratusan-warga-tolak-pelantikan-raja-gowa.html
Bagi Maddusila berdasarkan komentarnya di beberapa media, yang terpenting raja se Nusantara sudah mengakuinya. Berbagai media lokal bahkan dengan gamblang menyebut raja-raja yang hadir di pelantikan Maddusila dan ikut mendukungnya.
Salah satunya yang disebutkan hadir adalah dari Kepakualaman, Kanjeng Pangeran Hario Wiroyudho. Bahkan KPH Wiroyudho yang berdasarkan pemberitaan dimedia juga berkonflik dengan Paku Alam X KBPH Syuryodilogo, ikut larut di konflik Kerajaan Gowa.
"Tau apa Paku Alam soal Gowa, suruh urusi dulu konfliknya baru bicara soal Gowa," demikian komentar yang bermunculan soal statement KPH Wiroyudho soal dukungannya pada pelantikan Maddusila yang ditolak Dewan Adat Gowa.
http://m.liputan6.com/news/read/2338203/roy-suryo-pemberian-gelar-dari-anglingkusumo-seperti-karnavalRaja Pakualaman IX Prabu Suryodilogo