Mohon tunggu...
Natasha SA dan Suhayla RN
Natasha SA dan Suhayla RN Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Indonesia

Penulis: Natasha Shafa Amalia, Suhayla Rania Nurfahmi, dan Robiana Modjo Mahasiswa Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mode Instan, Pekerja Sengsara, Lingkungan Tertekan

1 Desember 2023   17:37 Diperbarui: 1 Desember 2023   18:43 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membeli pakaian bekas dan lokal membantu perekonomian lokal serta meningkatkan praktik keberlanjutan. Barang yang diproduksi secara lokal mengurangi emisi karena tidak perlu melakukan perjalanan jauh dari produsen ke konsumen. Di Inggris, pakaian yang digunakan menyumbangkan jejak karbon tahunan sebanyak 26,2 juta ton, setara dengan emisi tahunan dari lebih dari 2 juta orang. Setiap upaya untuk memperpanjang penggunaan pakaian kita, baik melalui perbaikan atau pembelian barang bekas, berarti kita dapat mengurangi dampak lingkungan. Dengan mengurangi pembelian barang baru, kita dapat menghindari emisi, polusi, dan masalah lain yang terkait dengan proses penanaman, penjahitan, dan penjualan (Carlile, C., 2023).

3. Menyewa Pakaian

Setiap proses pembuatan pakaian menghasilkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan. Salah satunya adalah emisi karbon global yang dihasilkan dari proses produksi sekitar 1,7 miliar ton emisi karbon per tahun (Dominish, 2022). Cara yang dapat dilakukan yaitu melakukan penyewaan pakaian, sistem sewa berarti pakaian dapat dipakai terus-menerus, membantu mengurangi proses produksi industri pakaian secara massal dan mengurangi limbah pakaian yang terbuang setiap tahunnya.

4. Membeli Pakaian Berkualitas dan Tahan Lama

Pengurangan pembelian pakaian baru yang juga sejalan dengan pernyataan WARP (Waste and Resource Action Programme UK) bahwa perpanjangan ketahanan suatu pakaian selama sembilan bulan dapat mengurangi 8% karbon, 10% air, dan 4% limbah per ton. Membeli pakaian dengan kualitas baik dan tahan lama, kualitas suatu pakaian perlu diperhatikan untuk memperpanjang ketahanan nya (lifespan), memakai pakaian yang tahan lama membuat kita tidak gampang membeli pakaian baru karena merasa masih punya banyak, hal inilah yang dapat membantu mengurangi limbah lingkungan. Walaupun memakai pakaian yang sama berulang kali dapat menimbulkan rasa bosan, namun dapat diakali dengan membeli warna pakaian yang bervariasi dengan motif polos agar mudah untuk di mix and match.

5. Mengubah Kebiasaan

Kebiasaan untuk membuang pakaian yang rusak ataupun sudah tidak ingin dipakai bisa diatasi dengan beberapa solusi alternatif. Pertama pakaian rusak bisa dijahit atau di desain ulang mengikuti kreatifitas Anda. Kedua pakaian dapat Anda sumbangkan kepada teman, keluarga, maupun orang lain yang membutuhkan. Ketiga Anda dapat juga menjual baju bekas ke toko-toko yang memang menyediakan platform penjualan, biasanya beberapa toko juga menerima pakaian bekas dari brand mereka sendiri. Terakhir ketika memang sudah tidak layak pakai dan tidak dapat digunakan untuk hal lain, Anda bisa membuang pakaian ke tempat sampah khusus tekstil, isi dari tempat sampah khusus ini nantinya akan dikumpulkan untuk di recycle.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun