Mohon tunggu...
Natasha SA dan Suhayla RN
Natasha SA dan Suhayla RN Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Indonesia

Penulis: Natasha Shafa Amalia, Suhayla Rania Nurfahmi, dan Robiana Modjo Mahasiswa Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mode Instan, Pekerja Sengsara, Lingkungan Tertekan

1 Desember 2023   17:37 Diperbarui: 1 Desember 2023   18:43 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri fashion menggunakan sekitar 10% dari total pasokan air yang digunakan oleh seluruh industri dalam operasi pabrik dan proses pembersihan produk mereka. Pewarnaan tekstil melibatkan penggunaan bahan kimia berbahaya yang pada akhirnya mencemari lautan. Selanjutnya, penyebab utama pencemaran lautan oleh mikrofiber plastik dari bahan sintetis. Untuk mengurangi biaya produksi, produsen sering beralih ke bahan yang mungkin memiliki kualitas rendah. Mikrofiber plastik ini tidak dapat dihilangkan, dan seringkali masuk ke rantai makanan manusia melalui organisme akuatik, yang berdampak negatif pada kesehatan (Le, N., 2020).

Kenapa Anda Perlu Memahami Fast Fashion?

Pembahasan mengenai fast fashion masih terbilang jarang di kalangan masyarakat. Akibatnya, masih banyak orang yang membeli pakaian di toko atau brand yang tergolong sebagai fast fashion karena jangka waktu produksi dan pergantian model yang cepat di beberapa brand terkenal. Semakin tinggi angka penjualan pakaian fast fashion, semakin tinggi pula dampak yang menyebabkan gangguan kesehatan dan lingkungan. Maka dari itu, penting bagi kita untuk bersama-sama meningkatkan awareness masyarakat di sekitar kita terhadap fast fashion yang selama ini masih marak digunakan dengan memberikan edukasi tentang dampak pembuatan pakaian fast fashion kepada kesehatan lingkungan dan manusia, merekomendasi brand yang dapat dijadikan alternatif, atau solusi dan langkah lain yang dapat dilakukan, seperti yang akan dibahas di bawah ini.

Apa Langkah yang Tepat untuk Mengatasi Fast Fashion?
Slow Fashion

Slow fashion mendorong adopsi model bisnis yang berbeda dan inovatif, mendukung perusahaan kecil lokal, barang-barang vintage, daur ulang, penggunaan kembali, barang bekas, dan pengurangan limbah. Memperpanjang jangka waktu pakai item tekstil merupakan salah satu strategi slow fashion yang paling efisien untuk secara signifikan mengurangi dampak lingkungan dari produksi pakaian (Centobelli et al, 2022).

Alternatif Bahan Dasar

Untuk mengurangi dampak pada kesehatan yang diakibatkan oleh bahan dasar pada pembuatan pakaian, industri dapat menggunakan alternatif lain, seperti bahan yang berasal dari tanaman yang ditanam secara berkelanjutan, di antaranya adalah kapas, rami, bambu, dan tanaman lain yang menggunakan pestisida dalam jumlah yang sedikit, irigasi, dan sumber daya lainnya. Adapun kain yang dapat digunakan, seperti katun organik, sutra, wol organik, rami, dan masih banyak bahan lain yang secara signifikan dapat menurunkan angka polusi dan memiliki kandungan bahan kimia yang lebih sedikit dan tidak berbahaya (Elizabeth, 2018).

Hal yang dapat Anda Lakukan untuk Menghindari Fast Fashion

1. Melakukan Riset

Memilih brand pakaian yang menggunakan bahan ramah lingkungan (sustainable), serta peduli terhadap hak asasi manusia pekerja dan mengikuti standar ketenagakerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan riset melalui internet, sosial media, dan platform lainnya. Mungkin, untuk beberapa penduduk di pedesaan sedikit sulit untuk melakukan riset dengan cara tersebut sehingga dapat dilakukan cara lain, seperti memilih pakaian yang menunjukkan keterlibatan dalam praktik bisnis yang sudah tersertifikasi. Industri fast fashion menggunakan lebih dari 8.000 bahan kimia berbahaya dalam pembuatan pakaian sintetis dan sejumlah besar di antaranya diketahui memiliki sifat karsinogenik dan dapat mengganggu hormon. Tidak dapat dipastikan bahwa bahan-bahan ini akan sepenuhnya hilang sebelum mencapai tangan konsumen yang dapat membahayakan, baik pekerja garmen maupun konsumen (Shop Duer, 2023).

2. Memakai Pakaian Bekas dan Lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun