Cinta Tanpa BatasBy: Dinda NoviantiSuasana pagi itu begitu sejuk di sebuah desa kecil di Jawa Barat. Rerumputan hijau di sekitar rumah-rumah penduduk masih terlelap oleh embun pagi. Burungburung pun bersuka ria menyapa matahari yang mulai mengintip dari balik gunung. Ini adalah hari yang istimewa, hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang di desa tersebut, Hari Ibu.Di sebuah rumah kayu yang sederhana, seorang ibu muda bernama Siti tersenyum manis ketika mataharinya merayap masuk ke dalam kamar. Dia tahu hari ini adalah hari istimewa baginya dan keluarganya. Siti beranjak dari tempat tidurnya, lalu membuka jendela dan menghirup udara segar pagi itu. Dia merasa beruntung memiliki dua anak yang luar biasa, Rifki dan Maya.Rifki, anak sulung Siti, seorang pemuda yang cerdas dan rajin.Â
Dia baru saja lulus kuliah dan sekarang bekerja sebagai guru di sekolah desa. Sementara Maya, adiknya yang paling kecil, adalah seorang siswa SD yang ceria dan penuh semangat. Mereka adalah cahaya mata Siti, alasan utama dia bangun setiap pagi dengan senyuman di wajahnya."Selamat Hari Ibu, Mama," ucap Rifki sambil mencium pipi Siti ketika turun dari tangga."Selamat Hari Ibu, Bu," seru Maya sambil melompat ke pangkuan Siti.Siti tersenyum bahagia melihat kedua anaknya yang begitu mencintainya. "Terima kasih, sayang-sayangku," katanya dengan penuh kasih sayang.
Mereka berdua telah merencanakan sesuatu untuk hari ini, sesuatu yang akan membuat Hari Ibu mereka tak terlupakan. Rifki dan Maya sudah sibuk beberapa hari belakangan ini, dan hari ini adalah hari pelaksanaannya.Mereka membawa Siti ke sebuah gazebo indah yang terletak di pinggiran desa. Gazebo itu dikelilingi oleh taman bunga berwarna-warni dan pohon-pohon rindang. Rifki dan Maya berusaha keras untuk menjaga rencana mereka tetap rahasia dari ibu mereka."Ma, kami punya kejutan untukmu," kata Rifki sambil tersenyum.Siti tersenyum penasaran. "Apa itu, sayang?"Maya yang berusia delapan tahun itu tidak sabar lagi. "Tunggu sebentar, ya, Mama," katanya sambil berlari masuk ke gazebo.
Siti dan Rifki mengikuti Maya ke dalam gazebo, dan mata Siti langsung terbelalak kagum saat melihat apa yang ada di dalamnya. Gazebo itu dipenuhi dengan bunga-bunga indah yang diatur sedemikian rupa menjadi tulisan besar yang bertuliskan "Selamat Hari Ibu."Siti tercengang melihatnya. "Oh, anak-anakku, ini begitu indah!" Dia merasa haru dan bahagia melihat usaha keras anak-anaknya.Rifki mengulurkan tangannya dan memberikan sebuah kartu kepada ibunya. "Ini buatmu, Ma."Siti membuka kartu tersebut dan di dalamnya terdapat pesan yang ditulis oleh Rifki dan Maya. Mereka mengungkapkan rasa cintanya yang mendalam kepada ibu mereka, berterima kasih atas segala pengorbanan dan kasih sayangnya selama ini.
Air mata bahagia mengalir dari mata Siti. "Terima kasih, anak-anakku," ucapnya dengan suara lembut.Mereka berdua lalu memberikan Siti bunga-bunga yang mereka pilih sendiri dari taman. Rifki memberikan bunga mawar merah yang melambangkan cinta, sementara Maya memberikan bunga matahari yang melambangkan keceriaan. Siti memeluk bunga-bunga itu erat-erat sambil mencium kening anak-anaknya.Hari itu diisi dengan kebahagiaan dan kedekatan. Rifki, Maya, dan Siti berbicara banyak tentang kenangan-kenangan indah yang mereka miliki bersama. Mereka tertawa, bercanda, dan bahkan menangis bersama.Saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat, mereka kembali pulang ke rumah dengan hati penuh kebahagiaan.Â
Mereka tahu bahwa cinta mereka satu sama lain tidak akan pernah berkurang.Beberapa tahun kemudian, Rifki sudah memiliki keluarga kecilnya sendiri. Dia menikahi seorang wanita yang ia temui saat kuliah, dan mereka memiliki seorang anak perempuan yang lucu bernama Aulia. Hari Ibu tetap menjadi hari yang istimewa bagi Rifki, dan kali ini, dia ingin memberikan kejutan yang tak terlupakan untuk istrinya, Rina, yang juga seorang ibu yang luar biasa.Rifki merencanakan sebuah perjalanan singkat ke tempat wisata alam yang indah di pinggiran desa mereka. Dia ingin memberikan Rina waktu untuk bersantai dan menikmati alam yang indah. Dia juga telah menyusun rencana kecil untuk Aulia agar anak kecil itu bisa berpartisipasi dalam merayakan Hari Ibu.Pagi itu, Rifki, Rina, dan Aulia pergi ke hutan yang terletak beberapa kilometer dari rumah mereka.Â
Mereka berjalan-jalan di bawah pepohonan rindang, mendengarkan suara burung dan gemericik air sungai yang mengalir di dekatnya. Aulia yang berusia tiga tahun itu tertawa riang, memungut bunga-bunga liar yang tumbuh di tepi jalan.Setelah berjalan cukup jauh, Rifki memberikan Rina sebuah buket bunga mawar putih yang telah dia bawa dari rumah. "Ini untukmu, sayang," ucap Rifki dengan senyum lembut.Rina tersenyum bahagia ketika menerima buket bunga itu. "Terima kasih, sayang. Mereka sangat cantik."Rifki juga memberikan Aulia sekelompok bunga liar yang telah Aulia pungut. "Ini untuk Mama, Nak," kata Rifki sambil membantu Aulia memberikan bunga-bunga itu kepada ibunya.Rina tersenyum dan mencium pipi Aulia.
 "Terima kasih, Aulia. Mama sangat menyukainya."Mereka melanjutkan perjalanan mereka di hutan, menikmati keindahan alam dan kebersamaan mereka sebagai keluarga. Setelah beberapa jam, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah.Ketika mereka tiba di rumah, Rifki menyiapkan makan malam istimewa untuk Rina. Dia memasak hidangan favorit Rina, ikan bakar dengan sambal terasi dan nasi hangat. Mereka makan malam di teras belakang rumah mereka, di bawah cahaya bulan purnama.Setelah makan malam, Rifki membawa Rina ke taman belakang rumah mereka.Â
Dia telah menyiapkan sesuatu di sana. Di tengah taman, ada sebuah meja piknik yang dihiasi dengan lilin-lilin berwarna-warni. Rifki menyalakan lilin-lilin tersebut satu per satu, menciptakan suasana romantis di bawah bintang-bintang.Rina terkejut dan bahagia melihat semua usaha yang telah dilakukan oleh Rifki. "Ini begitu indah, sayang," katanya dengan suara tersentuh.Rifki tersenyum dan mengambil tangan Rina. "Selamat Hari Ibu, sayang. Aku sangat beruntung memilikimu dalam hidupku."Mereka berdua duduk di meja piknik itu, berbicara tentang cinta mereka, impianimpian masa depan, dan kenangan-kenangan indah bersama Aulia.Â
Mereka merayakan Hari Ibu dengan penuh cinta dan kebahagiaan, merasa bersyukur atas keluarga yang mereka miliki.Beberapa tahun kemudian, Maya telah tumbuh menjadi seorang remaja yang cerdas dan berbakat. Dia sangat dekat dengan ibunya, Siti, dan mereka berdua memiliki hubungan yang kuat. Maya adalah seorang penulis muda yang berbakat, dan dia ingin memberikan hadiah yang istimewa untuk ibunya pada Hari Ibu tahun ini.Maya telah menulis sebuah cerita pendek yang indah tentang perjuangan ibunya dalam hidup, tentang bagaimana Siti selalu ada di sampingnya dalam setiap langkah perjalanan hidupnya.Â
Cerita itu berjudul "Cinta Tanpa Batas," dan Maya ingin membacanya kepada ibunya pada Hari Ibu.Pagi itu, Maya membuat sarapan untuk ibunya. Dia menyajikan nasi uduk dengan ayam goreng dan sambal terasi, hidangan favorit ibunya. Setelah sarapan, Maya memberikan hadiahnya kepada ibunya."Ma, aku punya hadiah untukmu," kata Maya sambil memberikan sebuah amplop kepada Siti.Siti tersenyum penasaran. Dia membuka amplop itu dan menemukan cerita yang telah Maya tulis. Saat dia membaca cerita itu, air mata mengalir dari matanya.Â
Cerita itu begitu indah dan penuh makna, menggambarkan cinta dan pengorbanan seorang ibu.Setelah selesai membaca, Siti memeluk Maya erat-erat. "Terima kasih, sayang. Aku sangat bangga padamu."Maya tersenyum bahagia. "Selamat Hari Ibu, Ma. Aku sangat bersyukur memiliki ibu seperti kamu."Mereka berdua merayakan Hari Ibu dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Sitimerasa begitu beruntung memiliki anak seperti Maya yang begitu peduli dan menghargai perannya sebagai seorang ibu.Hari Ibu adalah hari yang istimewa bagi setiap keluarga di desa itu. Ini adalah hari di mana cinta dan penghargaan untuk ibu-ibu diungkapkan dengan cara yang berbeda-beda. Dari bunga-bunga indah hingga perjalanan romantis, dari cerita yang indah hingga kenangan yang terukir dalam hati, semua itu adalah cara-cara unik untuk merayakan cinta tanpa batas yang dimiliki oleh setiap ibu di sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H