FRAGMEN HATI 2
Setiap saat aku mengarungi  langit
diantara  barisan elang  kelaparan
Cantikmu membawaku pada semesta kata
Dengannya aku telah bermufakat menerjemahkan setiap inci rasa yang menjalar di urat syaraf setelah perbincangan kehilangan marwahnya
Apakah cinta ini,
cinta kapitalis yang melalap seluruh sendi-sendi hidupmu atau cinta yang bisa menaungimu melegalkan dalam ketulusan..?entah..
Aku dua sisi mata uang
di pusaran yang meredupkan kesadaran
Hati yang terus  berharap kepada dirimu, memaksa aku harus keras berselisih
Benih ini memang bukan kuasaku untuk bertumbuh dan merindang
dia telah memilihmu diawal pagi hari hingga malam yang berhias rembulan
Navigasi yang telah kau sematkan Â
di terang  lampu kota dan  rambu rambu jalan, merancu di bibir rembulan yang malang
menjadi instrumen mematikan
merobohkan jalan yang kubangun dari kisi-kisi hati yang luput dari keramah-tamahan
Sejarak bumi dan langit kepergianmu , kenangan akan tetap abadi dalam  camp
keresahan, sesunyi gua keheningan  tempatku menyimpan gejolak dari bertumpuk-bertumpuk rasa Â
mewujud dalam ribuan warna dan rupa
Semua berkisah keinginan
Fragmen-fragmen hati
yang tergambar jelas sebagai sosokmu
juga sebagai kebodohan terbesarku,
https://youtu.be/zPWA5w0Yxco
Suhawan Tridoyo
Purwokerto ,11032020
Gambar pixabay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H